Sumber sejarah Kerajaan Tarumanegara a. Letak kerajaan

24 Cakrawala Sejarah SMAMA Kelas XI IPS Kerajaan Holing diperintah oleh seorang raja wanita yang bernama Ratu Sima sejak tahun 674. Ia memerintah dengan keras dan menghendaki agar kejujuran dijunjung tinggi. Bahkan putranya sendiri dihukum potong kaki karena dituduh mencuri. Kota Kerajaan Holing dikelilingi pagar kayu. Ratunya hidup dalam istana yang bertingkat, atapnya dibuat dari daun rumbia. Singgasananya terbuat dari gading.

4. Kerajaan Kanjuruhan

Kerajaan Kanjuruhan merupakan kerajaan tertua di Jawa Timur. Berdiri sekitar tahun 760. Keberadaan kerajaan ini dapat diketahui dari prasasti Dinoyo yang ditemukan di desa Dinoyo, barat laut Malang. Isi prasasti itu adalah kisah pendirian sebuah bangunan suci untuk pemujaan Dewa Agastya. Pendirinya adalah Raja Gajayana, putra Dewasimha. Raja ini mempunyai putri bernama Uttejana. Prasasti Dinoyo ditulis dengan huruf Jawa Kuno dan menggunakan bahasa Sanskerta. Bangunan suci yang disebutkan dalam prasasti tersebut sekarang dikenal sebagai candi Badut.

5. Kerajaan Melayu

Kerajaan Melayu adalah salah satu kerajaan tertua di Sumatra. Menurut berita Cina, ketika I-Tsing akan pergi ke India, selain singgah di Jawa ia juga singgah di Sumatra. Salah satunya adalah di Kerajaan Melayu. Namun, ketika pada tahun 692 ia kembali dari India dan singgah di Sumatra, Kerajaan Melayu telah ditaklukkan oleh Sriwijaya. Berita lain dari Cina menyebutkan bahwa pada tahun 644 datang utusan dari negeri Mo-lo-yeu ke Cina untuk membawa hasil bumi sebagai persembahan dan perkenalan. Bukti lain keberadaan Kerajaan Melayu adalah kitab Negarakertagama dan Pararaton yang menyebutkan bahwa Raja Kertanegara Singasari mengirim pasukan tentaranya ke Melayu dalam Ekspedisi Melayu untuk mempererat persahabatan Singasari – Melayu dalam rangka menghadapi ancaman Cina yang saat itu dipimpin Kubhilai Khan. Dalam ekspedisi itu Raja Kertanegara mempersembahkan arca Buddha Amogapasa yang kemudian ditempatkan di Dharmasraya. Pemberian ini membuat Raja Melayu, Sri Manliwarmadewa sangat senang. Kerajaan Melayu sempat hilang dari pemberitaan dan baru muncul kembali sebagai kerajaan merdeka di masa pemerintahan Raja Adityawarman pada abad ke-14. Adityawarman adalah keturunan keluarga Majapahit yang sebelum menjadi raja di Melayu sempat menjabat sebagai Wredha Menteri Menteri Tua pada masa pemerintahan Tribhuwanatunggadewi. Sebagai raja, ia bergelar Aryadewa Rajapu Aditya. Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Melayu mencapai kejayaan. Kekuasaannya sampai di Pagarruyung, Sumatra Barat, dan ibu kotanya dipindahkan ke Minangkabau sekarang. Salah satu peninggalannya adalah candi Muara Takus. Candi ini bercorak Buddha sebab Adityawarman adalah seorang penganut Buddha. Sumber: Temples of Java Gambar 2.3 Candi Muara Takus peninggalan Kerajaan Melayu Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia 25 6. Kerajaan Tulangbawang I-Tsing dalam beritanya juga menyebutkan adanya Kerajaan To-lang-po-hwang Tulangbawang. Tidak ditemukan adanya bukti-bukti lain mengenai kerajaan ini, namun diyakini bahwa kerajaan ini terletak di daerah Lampung sekarang. Keberadaan kerajaan ini terdengar pada tahun 700 M. Keturunan masyarakat kerajaan ini adalah orang-orang suku Lampung yang menempati daerah sekitar Sungai Tulangbawang.

7. Kerajaan Sriwijaya a. Letak kerajaan

Kerajaan Sriwijaya meru- pakan kerajaan Buddha yang berdiri di Sumatra pada abad ke-7. Pendirinya adalah Dapunta Hyang. Kerajaan ini pernah menjadi kerajaan terbesar di Nusantara, bahkan mendapat sebutan Kerajaan Nasional I sebab pengaruh kekuasaannya mencakup hampir seluruh Nusantara dan negara-negara di sekitarnya. Letaknya sangat strategis. Wilayahnya meliputi tepian Sungai Musi di Sumatra Selatan sampai ke Selat Malaka merupakan jalur perdagangan India – Cina pada saat itu, Selat Sunda, Selat Bangka, Jambi, dan Semenanjung Malaka.

b. Sumber-sumber sejarah

1 Berita dari Cina Dalam perjalanannya untuk menimba ilmu agama Buddha di India, I-Tsing pendeta dari Cina, singgah di Shi-li-fo-shih Sriwijaya selama enam bulan dan mempelajari paramasastra atau tata bahasa Sanskerta. Kemudian, bersama guru Buddhis, Sakyakirti, ia menyalin kitab Hastadandasastra ke dalam bahasa Cina. Kesimpulan I-Tsing mengenai Sriwijaya adalah negara ini telah maju dalam bidang agama Buddha. Pelayarannya maju karena kapal-kapal India singgah di sana dan ditutupnya Jalan Sutra oleh bangsa Han. Buddhisme di Sriwijaya dipengaruhi Tantraisme, namun disiarkan pula aliran Buddha Mahayana. I-Tsing juga menyebutkan bahwa Sriwijaya telah menaklukkan daerah Kedah di pantai barat Melayu pada tahun 682 – 685. Berita Cina dari dinasti Tang menyebutkan bahwa Shi-li-fo-shih Sriwijaya adalah kerajaan Buddhis yang terletak di Laut Selatan. Adapun berita sumber dari dinasti Sung menyebutkan bahwa utusan Cina sering datang ke San-fo-tsi. Diyakini bahwa yang disebut San-fo-tsi itu adalah Sriwijaya. Sumber: Atlas Sedjarah Muh. Yamin Gambar 2.4 Peta daerah kekuasaan Sriwijaya