Kerajaan Pajang Anambas Johor

74 Cakrawala Sejarah SMAMA Kelas XI IPS Konsep dan Aktualita Hal-hal penting yang dicapai oleh Sultan Agung sebagai berikut. 1. Mempersatukan tanah Jawa dan Madura kecuali Batavia dan Banten, Palembang, Jambi, dan Banjarmasin. 2. Mempertahankan Mataram sebagai negara agraris. Mataram maju dengan perdagangan berasnya. 3. Mengadakan ekspansi secara besar-besaran sehingga mampu menguasai daerah-daerah sepanjang pantai utara Jawa dan mampu menyerang VOC di Batavia dua kali 1628 dan 1629, tetapi gagal. Kegagalan ini disebabkan oleh perbekalan sangat kurang, gudang beras di Karawang dibakar oleh VOC, jarak antara Batavia dan Mataram sangat jauh sehingga menyebabkan prajurit kelelahan, Batavia dipagari tembok-tembok yang tinggi dan dilengkapi persenjataan yang modern, adanya wabah penyakit dan Banten tidak mengusir penjajah. 4. Mengubah perhitungan tahun Jawa dari Hindu Saka ke Islam Hijrah. Perhitungan tahun Jawa Hindu berdasarkan peredaran matahari sedangkan tahun Jawa Islam berdasarkan peredaran bulan. Tahun 1638 bertepatan dengan tahun 1555 Saka. 5. Menulis kitab Sastra Gending yang merupakan kitab filsafat, kitab Niti Sruti, kitab Niti Sastra Asthabrata yang berisi ajaran tabiat baik yang bersumber pada kitab Ramayana. 6. Mengadakan upacara Gerebeg Maulud dan Gerebeg Syawal. Setelah Sultan Agung wafat, tidak ada raja pengganti yang memiliki kecakapan seperti Sultan Agung, bahkan ada raja yang menjalin kerja sama dengan VOC. Akibatnya, banyak terjadi pemberontakan, misalnya pemberontakan Adipati Anom yang dibantu Kraeng Galesung dan Monte Merano, pemberontakan Raden Kadjoran, serta pemberontakan Trunojoyo. Dalam menghadapi pemberontakan-pembe- rontakan tersebut, raja-raja Mataram, misalnya Amangkurat I dan II, meminta bantuan VOC. Hal inilah yang menyebab- kan raja-raja Mataram semakin kehilangan kedaulatan. Setelah wafat pada tahun 1703, Amangkurat II digantikan oleh putranya, yaitu Sunan Mas Amangkurat III. Pengangkatan Amangkurat III ditentang oleh Pangeran Puger, adik Amangkurat II atau paman Amangkurat III. Akibatnya, terjadilah Perang Mahkota I 1704 – 1708 yang dimenangkan oleh Pangeran Puger yang dibantu oleh VOC. Setelah naik takhta, Pangeran Puger bergelar Paku Buwono I 1708 – 1719. Adapun Sunan Mas Amangkurat III melarikan diri ke daerah pedalaman Malang. Pada waktu Paku Bowono I wafat 1719, takhta kerajaan diganti oleh putra mahkota, Sunan Prabu Mangkunegara yang bergelar Amangkurat IV 1719 – 1727. Pada masanya, berkobar Perang Mahkota II 1719 – 1723. Selain Pangeran Diponegoro nama yang kebetulan sama dengan Pangeran Diponegoro yang melawan Belanda pada abad ke-19 Sekilas Tokoh Trunojoyo Trunojoyo adalah putra raja Madura, cucu Cakraningrat I. Ia mengadakan perlawanan terhadap Amangkurat I dan II karena kedua raja itu bekerja sama dengan VOC. Selain itu, ayahnya di- bunuh oleh Amangkurat I dan sepeninggal ayahnya, bukan dia yang menjadi penggantinya, melainkan pamannya, Cakraningrat II. Merasa tidak puas, ia kemudian mengembara dan bertemu Adipati Anom kelak Amangkurat II, Kraeng Galesung, dan Pangeran Giri keturunan Sunan Giri. Dengan bantuan mereka, ia mengadakan pemberontakan terhadap Amangkurat I. Setelah berhasil menguasai Madura, ia menyerang Mataram. Pemberontakan Trunojoyo dapat dipadamkan oleh Amangkurat II yang semula menjadi sekutunya dengan bantuan VOC. Proses Perkembangan Islam di Indonesia 75 dan Pangeran Dipasanta, keduanya putra Paku Buwono I dari selir, memberontak pula Pangeran Purboyo, Pangeran Blitar, dan Arya Mataram. Pada tahun 1723, pemberontakan- pemberontakan tersebut dapat dipadamkan berkat bantuan VOC. MASA PEMERINTAHAN RAJA-RAJA MATARAM 1. Panembahan Senopati SutowijayaPangeran Ngabehi Lor ing Pasar 1582 – 1601 2. Panembahan Krapyak Mas Jolang 1601 – 1613 3. Sultan Agung Raden Mas RangsangPanembahan Agung Senopati ing Alogo Ngabdurahman 1613 – 1645 4. Amangkurat I Sunan Tegalwangi 1645 – 1677 5. Amangkurat II Adipati Anom 1677 – 1703 6. Amangkurat III Sunan Mas 1703 – 1708 7. Paku Buwono I Sunan Puger 1708 – 1719 8. Amangkurat IV Sunan Prabu Mangkunegara 1719 – 1727 9. Paku Buwono II 1727 – 1749 SURAKARTA YOGYAKARTA 1. Paku Buwono III Sunan Swarga 1. Hamengku Buwono I Pangeran Mangkubumi 1749 – 1788 1755 – 1792 2. Paku Buwono IV Sunan Bagus 2. Hamengku Buwono II Sultan Sepuh 1788 – 1820 1792 – 1810, 1811 – 1812, 1826 – 1828 3. Paku Buwono V Sunan Sugih 3. Hamengku Buwono III 1820 – 1823 1810 – 1811, 1812 – 1814 4. Paku Buwono VI Sunan Bangun Topo 4. Hamengku Buwono IV Seda Pesiyar 1823 – 1830 1814 – 1822 5. Paku Buwono VII Pangeran Purbaya 5. Hamengku Buwono V 1830 – 1858 1822 – 1826, 1828 – 1855 6. Paku Buwono VIII Pangeran Hangabehi 6. Hamengku Buwono VI Mangkubumi 1858 – 1861 1855 – 1877 7. Paku Buwono IX Sunan Bangun Kedaton 7. Hamengku Buwono VII 1861 – 1893 1877 – 1921 8. Paku Buwono X Sunan Wicaksono 8. Hamengku Buwono VIII 1893 – 1939 1921 – 1939 9. Paku Buwono XI 9. Hamengku Buwono IX 1939 – 1944 1940 – 1989 10. Paku Buwono XII 10. Hamengku Buwono X 1944 – 2004 1989 – 11. Paku Buwono XIII 2004 –