Kehidupan Kerajaan-Kerajaan Hindu-Buddha di Nusantara
13 6. Kerajaan Tulangbawang
I-Tsing dalam beritanya juga menyebutkan adanya Kerajaan To-lang-po-hwang Tulangbawang. Tidak ditemukan adanya bukti-bukti lain mengenai kerajaan ini, namun
diyakini bahwa kerajaan ini terletak di daerah Lampung sekarang. Keberadaan kerajaan ini terdengar pada tahun 700 M. Keturunan masyarakat kerajaan ini adalah orang-orang suku
Lampung yang menempati daerah sekitar Sungai Tulangbawang.
7. Kerajaan Sriwijaya a. Letak kerajaan
Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan Buddha yang berdiri di Sumatra pada abad ke-7. Pendirinya adalah Dapunta Hyang. Kerajaan ini pernah menjadi kerajaan
terbesar di Nusantara, bahkan mendapat sebutan Kerajaan Nasional I sebab pengaruh kekuasaannya mencakup hampir seluruh Nusantara dan negara-negara di sekitarnya.
Letaknya sangat strategis. Wilayahnya meliputi tepian Sungai Musi di Sumatra Selatan sampai ke Selat Malaka merupakan jalur perdagangan India – Cina pada saat itu,
Selat Sunda, Selat Bangka, Jambi, dan Semenanjung Malaka.
Sumber: Atlas Sedjarah Muh. Yamin
Gambar 1.7 Peta daerah kekuasaan Sriwijaya
b. Sumber-sumber sejarah
1 Berita dari Cina Dalam perjalanannya untuk menimba ilmu agama Buddha di India, I-Tsing
pendeta dari Cina, singgah di Shi-li-fo-shih Sriwijaya selama enam bulan dan mempelajari paramasastra atau tata bahasa Sanskerta. Kemudian, bersama guru
Buddhis, Sakyakirti, ia menyalin kitab Hastadandasastra ke dalam bahasa Cina. Kesimpulan I-Tsing mengenai Sriwijaya adalah negara ini telah maju dalam bidang
agama Buddha. Pelayarannya maju karena kapal-kapal India singgah di sana dan ditutupnya Jalan Sutra oleh bangsa Han. Buddhisme di Sriwijaya dipengaruhi
Tantraisme, namun disiarkan pula aliran Buddha Mahayana. I-Tsing juga menye- butkan bahwa Sriwijaya telah menaklukkan daerah Kedah di pantai barat Melayu
pada tahun 682 – 685.
14
Cakrawala Sejarah SMAMA Kelas XI Bahasa
Berita Cina dari dinasti Tang menyebutkan bahwa Shi-li-fo-shih Sriwijaya adalah kerajaan Buddhis yang terletak di Laut Selatan. Adapun berita sumber dari
dinasti Sung menyebutkan bahwa utusan Cina sering datang ke San-fo-tsi. Diyakini bahwa yang disebut San-fo-tsi itu adalah Sriwijaya.
2 Berita dari Arab Berita Arab menyebutkan adanya negara Zabag Sriwijaya. Ibu Hordadheh
mengatakan bahwa Raja Zabag banyak menghasilkan emas. Setiap tahunnya emas yang dihasilkan seberat 206 kg. Berita lain disebutkan oleh Alberuni. Ia mengatakan
bahwa Zabag lebih dekat dengan Cina daripada India. Negara ini terletak di daerah yang disebut Swarnadwipa Pulau Emas karena banyak menghasilkan emas.
3 Berita dari India Prasasti Leiden Besar yang ditemukan oleh raja-raja dari dinasti Cola
menyebutkan adanya pemberian tanah Anaimangalam kepada biara di Nagipatma. Biara tersebut dibuat oleh Marawijayattunggawarman, keturunan keluarga Syailendra
yang berkuasa di Sriwijaya dan Kataka.
Prasasti Nalanda menyebutkan bahwa Raja Dewa Paladewa dari Nalanda, India, telah membebaskan lima buah desa dari pajak. Sebagai imbalannya, kelima
desa itu wajib membiayai para mahasiswa dari Kerajaan Sriwijaya yang menuntut ilmu di Kerajaan Nalanda. Hal ini merupakan wujud penghargaan sebab Raja
Sriwijaya saat itu, Balaputradewa, mendirikan vihara di Nalanda. Selain itu, prasasti Nalanda juga menyebutkan bahwa Raja Balaputradewa sebagai raja
terakhir dinasti Syailendra yang terusir dari Jawa meminta kepada Raja Nalanda untuk mengakui hak-haknya atas dinasti Syailendra.
4 Berita dari dalam negeri Sumber-sumber sejarah dalam negeri mengenai Sriwijaya adalah prasasti-
prasasti berhuruf Pallawa dan berbahasa Melayu Kuno. a Prasasti Kedukan Bukit berangka tahun 605 Saka 683 M ditemukan di tepi
Sungai Tatang, dekat Palembang. Isinya: Seorang bernama Dapunta Hyang mengadakan perjalanan suci dengan perahu yang berangkat dari Minangatwan
dengan membawa tentara sebanyak 20.000. Dalam perjalanan ia berhasil menaklukkan beberapa daerah sehingga kemenangannya membawa Sriwijaya
menjadi makmur. Perjalanan ini memakan waktu delapan hari.
b Prasasti Talang Tuo berangka tahun 606 Saka 684 M ditemukan di sebelah barat Palembang. Isinya adalah tentang pembuatan Taman Sriksetra oleh
Dapunta Hyang Sri Jayanegara untuk kemakmuran semua makhluk. Dalam prasasti ini juga terdapat doa-doa yang bersifat agama Buddha Mahayana.
c Prasasti Kota Kapur berangka tahun 608 Saka 686 M ditemukan di Bangka. Isinya adalah permintaan kepada para dewa yang menjaga kesatuan Sriwijaya
untuk menghukum setiap orang yang bermaksud jahat dan durhaka terhadap