Perkembangan politik Kerajaan Medang Mataram a. Pusat pemerintahan

26 Cakrawala Sejarah SMAMA Kelas XI Bahasa Usaha-usaha Airlangga mengembalikan Kerajaan Medang Mataram selanjutnya dikenal pula sebagai Kerajaan Kahuripan sebagai berikut. a Menguasai Sriwijaya dengan mengawini putri dari Sriwijaya yang melahirkan Samarawijaya dan Panji Garasakan. b Membangun bendungan Waringin Sapto. c Membangun pelabuhan Kambang Putih di Tuban. Agama yang dipeluk Airlangga adalah Hindu Wisnu, tampak dari arca-arca yang ditemukan di candi Belahan, di mana Airlangga dipatungkan sebagai Wisnu yang tengah mengendarai Ganda. Kesusastraan pada masa pemerintahan Airlangga cukup maju. Antara lain yang terkenal adalah kitab Arjunawiwaha karangan Mpu Kanwa 1030 dan kitab Calon Arang anonim. Sebelum mengundurkan diri dari takhta, Airlangga membagi dua wilayah kerajaannya. Tugas membagi dua kerajaan ini dengan adil diserahkan kepada Mpu Baradha. Mpu Baradha terkenal karena kesaktiannya. Wilayah Kahuripan dibagi menjadi JenggalaKahuripan Singasari yang diberikan kepada Panji Garasakan dan PanjaluKediriDaha yang diberikan kepada Samarawijaya. Silsilah raja-raja Medang Mataram Mpu Sindok + Sri Parameswari Lokapala Makutawangsa Dharmawangsa Mahendradata + Raja Udayana Putri Airlangga

10. Kerajaan Kediri a. Berdirinya Kerajaan Kediri

Pembagian Kerajaan Kahuripan menjadi Jenggala Kahuripan dan Panjalu Kediri dikisahkan dalam prasasti Mahaksubya 1289 M, kitab Negarakertagama 1365 M, dan kitab Calon Arang 1540 M. Seperti telah disebutkan dalam pem- bahasan terdahulu, begitu Raja Airlangga wafat, terjadilah peperangan antara kedua bersaudara tersebut. Panjalu dapat dikuasai Jenggala dan diabadikanlah nama Raja Mapanji Garasakan 1042 – 1052 M dalam prasasti Malenga. Ia tetap memakai lambang Kerajaan Airlangga, yaitu Garuda Mukha. Kehidupan Kerajaan-Kerajaan Hindu-Buddha di Nusantara 27 b. Perkembangan politik Mapanji Garasakan memerintah tidak lama. Ia digantikan Raja Mapanji Alanjung 1052 – 1059 M. Mapanji Alanjung kemudian diganti lagi oleh Sri Maharaja Samarotsaha. Pertempuran yang terus menerus antara Jenggala dan Panjalu menyebabkan selama 60 tahun tidak ada berita yang jelas mengenai kedua kerajaan tersebut hingga munculnya nama Raja Bameswara 1116 – 1135 M dari Kediri. Pada masa itu ibu kota Panjalu telah dipindahkan dari Daha ke Kediri sehingga kerajaan ini lebih dikenal dengan nama Kerajaan Kediri. Raja Bameswara menggunakan lencana kerajaan berupa tengkorak bertaring di atas bulan sabit yang biasa disebut Candrakapala. Setelah Bameswara turun takhta, ia digantikan Jayabaya yang dalam masa pemerintahannya itu berhasil mengalahkan Jenggala. Berturut-turut raja-raja Kediri sejak Jayabaya sebagai berikut. 1 Raja Jayabaya 1135 M – 1159 M Raja Jayabaya menggunakan lencana kerajaan berupa lencana Narasingha. Kemenangannya atas peperangan melawan Jenggala diperingatinya dengan memerintahkan Mpu Sedah menggubah kakawin Bharatayudha. Karena Mpu Sedah tidak sanggup menyelesaikan kakawin tersebut, Mpu Panuluh melanjutkan dan menyelesaikannya pada tahun 1157 M. Pada masa pemerintahannya ini, Kediri mencapai puncak kejayaan. 2 Raja Sarweswara 1159 – 1169 M Pengganti Jayabaya adalah Raja Sarweswara. Tidak banyak yang diketahui mengenai raja ini sebab terbatasnya peninggalan yang ditemukan. Ia memakai lencana kerajaan berupa Ganesha. 3 Raja Kameswara 1182 – 1185 M Selama beberapa waktu, tidak ada berita yang jelas mengenai raja Kediri hingga munculnya Kameswara. Pada masa pemerintahannya ini ditulis kitab Kakawin Smaradahana oleh Mpu Darmaja yang berisi pemujaan terhadap raja, serta kitab Lubdaka dan Wretasancaya yang ditulis oleh Mpu Tan Alung. Kitab Lubdaka bercerita tentang seorang pemburu yang akhirnya masuk surga dan Wretasancaya berisi petunjuk mempelajari tembang Jawa Kuno. 4 Raja Kertajaya 1185 – 1222 M Pada masa pemerintahan Kertajaya, terjadi pertentangan antara para brahmana dan Raja Kertajaya. Hal ini terjadi karena para brahmana menolak menyembah raja yang menganggap dirinya sebagai dewa. Para brahmana lalu meminta perlindungan pada Ken Arok. Kesempatan ini digunakan Ken Arok untuk memberontak terhadap Kertajaya. Pada tahun 1222 M terjadi pertempuran hebat di Ganter dan Ken Arok berhasil mengalahkan Kertajaya. Inskripsi Selain menulis Bharatayudha, Mpu Panuluh juga menulis kitab Hariwangsa dan Gatotkacasraya.