Kehidupan sastra Kehidupan budaya dan sastra zaman Kerajaan Kediri a. Kehidupan kebudayaan

76 Cakrawala Sejarah SMAMA Kelas XI Bahasa Silsilah Dinasti Bharata Nahusa Jayati Puru Yadawa Dusmanta Bharata Hasti Kuru Pratipa Gangga Santanu Satyawati Parasara Citragada Ambika Wiyasa Datri Bisma Dewabrata Wicitrawirya Ambalika Yamawidura Destarastra Gandari Kunti Pandu Madrim Basudewa 1. Yudistira 1. Nakula 2. Bima 2. Sadewa 1. Baladewa 2. Kresna 3. Sumbadra 3. Arjuna Abimanyu Pandawa Kurawa Duryudana dan Parikesit adiknya semua 100 Perkembangan Kebudayaan Masa Hindu-Buddha .... 77 4 Gatotkacasraya, dikarang oleh Mpu Panuluh. Isinya menceritakan perkawinan Abimanyu, putra Arjuna, dengan Siti Sundari atas bantuan Gatotkaca, putra Bima. Cerita ini ditulis pada zaman pemerintahan Jayabaya. Dalam kitab inilah pertama kalinya muncul dewa-dewa asli Jawa yang disebut Punakawan Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong yang berperan besar dalam penyelamatan tokoh yang dilindunginya. Punakawan ini selalu mengiringi Arjuna. Punakawan lainnya adalah Jurudyah Prasanta dan Punta, keduanya mengiringi Abimanyu. 5 Bhomakarya, pengarangnya tidak jelas. 6 Smaradhahana, dikarang oleh Mpu Dharmaja. Kitab ini mengisahkan hilangnya suami istri, Dewa Kama dan Dewi Ratih, karena api yang keluar dari mata ketiga Dewa Syiwa. Kama dan Ratih menjadi manusia dan mengembara di dunia untuk menggoda manusia. Kitab ini dibuat pada masa pemerintahan Kameswara. Dalam kitab Smaradhahana, Kameswara dianggap sebagai titisan Dewa Kama. Istri Kameswara yang bernama Sri Kirana, putri dari Kerajaan Jenggala yang cantik, dianggap sebagai titisan Dewi Ratih. Dalam kesusastraan Jawa, Kameswara disebut sebagai Panji Asmoro Bangun, Panji Inu Kertapati, atau Panji Kudawanegpati. Adapun Sri Kirana disebut sebagai Candhrakirana. Hubungan antara kedua sejoli itu menjadi dasar cerita ini. 7 Wrttassancaya dan Lubdhaka, dikarang oleh Mpu Tanakung. 8 Kitab sastra Ling Wai Taita, disusun oleh Chou Ku Fei. Kitab ini merupakan tulisan dari negeri Cina yang disusun oleh Chou Ku Fei yang berisi mengenai gambaran kehidupan, tata pemerintahan, dan keadaan istana atau benteng pada masa Kerajaan Kediri. Selain itu, diceritakan pula kondisi kemakmuran negara. Raja memakai sepatu yang terbuat dari kulit, perhiasan emas, pakaian sutra, serta menunggang gajah atau kereta. Kitab ini juga menceritakan adanya pesta air laut dan perayaan di gunung bagi rakyat. 9 Kitab Chu Fang Chi, ditulis oleh Chan Ju Kua dalam bahasa Cina pada abad ke-13 yang menceritakan bahwa di Asia Tenggara tumbuh dua kerajaan besar dan kaya, yaitu Jawa dan Sriwijaya. Kitab ini juga menceritakan keadaan tanah jajahan dan sifat rakyat kedua negara tersebut.

3. Keadaan budaya pada masa Kerajaan Singasari

Pada masa Kerajaan Singasari, kebudayaan lebih banyak bersifat fisik. Peninggalan- peninggalan yang ditemukan umumnya berupa candi dan patung. Candi-candi tersebut adalah candi Kidal, candi Jago, dan candi Singasari. Adapun patung-patung yang ditemukan adalah patung Ken Dedes yang diwujudkan dalam wujud Prajnaparamita lambang kesempurnaan ilmu, patung Kertanegara dalam wujud Joko Dolog yang ditemukan dekat Surabaya, dan patung Amoghapasha yang merupakan perwujudan Kertanegara yang dikirim ke Darmasraya ibu kota Kerajaan Melayu. Patung Amoghapasha sekarang dapat dilihat di Museum Nasional Museum Gajah Jakarta. Kedua patung perwujudan Kertanegara, baik Joko Dolog maupun Amoghapasha, menunjukkan bahwa Raja Kertanegara menganut agama Buddha beraliran Tantrayana tantrisme. 78 Cakrawala Sejarah SMAMA Kelas XI Bahasa

4. Keadaan budaya dan kemajuan sastra pada masa Kerajaan Majapahit a. Kehidupan kebudayaan

Perkembangan kebudayaan di Kerajaan Majapahit dapat diketahui dari peninggalan- peninggalan berupa candi. Candi-candi peninggalan Kerajaan Majapahit, antara lain, candi Panataran di Blitar, candi Tegalwangi dan Suranana di Pare Kediri, candi Sawentar di Blitar, candi Sumber Jati di Blitar, candi Tikus di Trowulan, dan pintu gerbang Trowulan di Mojokerto.

b. Kehidupan sastra

Zaman Majapahit menghasilkan banyak karya sastra. Periodisasi sastra masa Majapahit dibedakan menjadi dua, yaitu sastra zaman Majapahit awal dan sastra zaman Majapahit akhir. 1 Zaman Majapahit awal Karya sastra zaman Majapahit awal adalah kitab Negarakertagama karangan Mpu Prapanca 1365, kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular, kitab Arjunawiwaha karangan Mpu Tantular, kitab Kutaramanawa karangan Gajah Mada, kitab Kunjarakarna anonim, dan kitab Prathayajna anonim. a Kitab Negarakertagama karangan Mpu Prapanca ditulis pada tahun 1365, yaitu pada zaman Raja Hayam Wuruk. Kitab ini sangat penting untuk menge- tahui keadaan Kerajaan Singasari pada zaman Ken Arok sampai zaman pemerintahan Hayam Wuruk di Majapahit. Negarakertagama merupakan catatan sejarah yang menguraikan secara terperinci kota Majapahit, wilayah jajahan, candi-candi, dan perja- lanan Hayam Wuruk ke hampir seluruh wilayah Jawa Timur. Di dalamnya juga ditulis mengenai tata pemerintahan, ibu kota, agama, serta upacara Sraddha upacara menghormati roh nenek moyang dengan mendatangi tempat-tempat leluhur yang dilakukan oleh Hayam Wuruk untuk menghormati roh nenek moyangnya, serta untuk penghormatan kepada nenek Gayatri. b Kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular menceritakan Sutasoma, putra raja yang meninggalkan keduniawian dan mendalami agama Buddha. Ia rela mengorbankan diri demi keselamatan sesama. Bahkan seorang raksasa yang gemar makan manusia telah diinsafkan menjadi pemeluk agama Buddha. Dalam kitab ini, terdapat kalimat Bhinneka Tunggal Ika, Tan Hana Dharma Mangrwa, yang artinya tidak ada agama yang mendua, melainkan satu, yakni Hindu- Buddha. Sumber: Indonesia Indah, Aksara Gambar 3.6 Prasasti Negarakertagama peninggalan Singasari di tahun 1273 Saka