Teori arus balik Proses Masuk dan Berkembangnya Agama serta Kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia

8 Cakrawala Sejarah SMAMA Kelas XI Bahasa

C. Kerajaan-Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia

1. Kerajaan Kutai a. Letak kerajaan

Kerajaan Kutai berdiri pada abad ke-5 M di Lembah Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Nama Kutai diambil dari nama daerah tempat ditemukannya prasasti Kutai. Wujud prasastinya berupa tujuh buah tugu batu besar yang disebut yupa. Ketujuh yupa ini merupakan sumber sejarah Kutai. Fungsi yupa sesungguhnya adalah tugu batu untuk menambatkan lembu kurban. Aksara yang dipahatkan pada yupa berhuruf Pallawa dan berbahasa Sanskerta. Prasasti tersebut dikeluarkan oleh penguasa Kutai bernama Mulawarman. Mulawarman adalah orang Indonesia asli. Kakeknya, Kudungga, masih menggunakan nama asli Indonesia.

b. Sumber sejarah

Prasasti Kutai menyebutkan silsilah raja-raja Kutai dengan raja terbesarnya adalah Mulawarman. Bunyi prasasti tersebut sebagai berikut. Sang Maharaja Kudungga yang amat mulia, mempunyai putra mahsyur, Sang Aswawarman namanya, yang seperti Ansuman dewa matahari menumbuhkan keluarga yang sangat mulia. Sang Aswawarman mempunyai putra tiga, seperti Api yang suci tiga. Yang terkemuka dari ketiga putra ialah Sang Mulawarman raja yang berperadaban baik, kuat, dan kuasa. Sang Mulawarman telah mengadakan kenduri selamatan emas amat banyak. Buat peringatan kenduri itulah tugu batu didirikan oleh para brahmana. Dari prasasti tersebut, dapat diketahui silsilah penguasa Kerajaan Kutai. Kudungga orang Indonesia asli memiliki putra bernama Aswawarman. Aswawarman menurunkan Mulawarman. Mulawarman inilah yang merupakan raja terbesar Kerajaan Kutai. Prasasti berikutnya berbunyi: Sang Mulawarman, raja yang mulia dan terkemuka telah memberi sedekah 20.000 ekor sapi kepada para brahmana yang seperti api di dalam tanah yang suci bernama Waprakeswara buat peringatan akan kebaikan budi sang raja itu, tugu ini telah dibuat oleh brahmana yang datang di tempat ini. Dari prasasti ini dapat diketahui bahwa Raja Mulawarman telah memberikan sedekah 20.000 ekor sapi dalam upacara suci di Waprakeswara kepada para brahmana. Ini menunjukkan bahwa Raja Mulawarman adalah raja yang kaya dan teguh dengan agama Hindu. Sumber: Indonesia Indah, Aksara Gambar 1.4 Dua dari tujuh yupa Kehidupan Kerajaan-Kerajaan Hindu-Buddha di Nusantara 9 c. Kehidupan agama Berdasarkan silsilahnya, dapat dipastikan bahwa Kudungga belum menganut Hindu dan masih mempertahankan budaya asli Indonesia. Adapun Aswawarman telah mulai mengenal Hindu, dapat dilihat dari namanya. Ia dianggap sebagai Wamsakarta pendiri keluarga raja. Budaya Hindu ini diperoleh dari India. Pada zaman Aswawarman dikenal upacara Vratyastoma, yaitu upacara pencucian diri pemberian kasta yang diadakan setiap kali ada orang Indonesia masuk agama Hindu. Pentingnya pengaruh brahmana di Kutai menunjukkan dominasi pengaruh agama Syiwa yang tampak dalam upacara kurban.

d. Kehidupan ekonomi dan sosial

Tidak banyak yang kita ketahui tentang kehidupan ekonomi masyarakat Kutai, namun dari banyaknya persembahan yang diberikan raja dapat disimpulkan bahwa ekonomi negara Kutai cukup baik. Hal ini ditunjang letaknya di tepi sungai dan kemampuan dagang serta pelayaran. Kondisi sosial masyarakat Kutai pada abad ke-5 sudah teratur dan telah berbentuk sebuah kerajaan besar. Ini mengubah kebiasaan berorganisasi masyarakat pada saat itu yang semula bersifat kesukuan menjadi kerajaan. Artinya, kehidupan sosial masyarakat Kutai sudah berkembang dan dinamis.

2. Kerajaan Tarumanegara a. Letak kerajaan

Berdasarkan catatan dalam berbagai prasasti, Kerajaan Taruma- negara berdiri di Jawa Barat pada akhir abad ke-5. Wilayah Taruma- negara meliputi hampir seluruh Jawa Barat, tepatnya dari sekitar Banten – Jakarta sampai Cirebon.

b. Sumber sejarah

Sumber-sumber sejarah yang membuktikan keberadaan Kerajaan Tarumanegara sebagai berikut. 1 Berita dari bangsa asing Banyak berita dari bangsa asing yang mengungkap adanya Kerajaan Tarumanegara. Salah satu berita dari Claudius Ptolomeus. Dalam bukunya Geography , ahli ilmu bumi Yunani Kuno ini menyebutkan bahwa di Timur Jauh ada sebuah kota bernama Argyre yang terletak di ujung Pulau Iabadium Jawadwipa = Pulau Jelai = Pulau Jawa. Kata Argyre berarti perak, diduga yang dimaksud adalah Merak yang terletak di sebelah barat Pulau Jawa. Cidangiang Jakarta Tugu Bekasi Muara Cianten Kebon Kopi Bogor Jambu Ciaruteun Tempat ditemukannya prasasti Sumber: Dokumen Penerbit Gambar 1.5 Peta Kerajaan Tarumanegara