Kolonial Liberal Indonesia pada masa penjajahan Hindia Belanda II

106 Cakrawala Sejarah SMAMA Kelas XI Bahasa Inskripsi Akhir abad ke-19, Belanda mengeluarkan Perjanjian Panjang Lange Verklaring yang isinya: 1. raja-raja mengakui bahwa kekuasaannya diperoleh dari kemurahan hati pemerintah Belanda; 2. raja yang berani menentang pemerintah Belanda akan diganti, dipecat, atau dibunuh; 3. takhta kerajaan yang dipegang adalah jaminan dari pemerintah Belanda; 4. tugas raja adalah patuh kepada pemerintah Belanda. 1 Kegiatan ekonomi baik perdagangan atau perkebunan tetap dimonopoli Belanda, walaupun dilaksanakan oleh kaum swasta Belanda, sehingga tetap membawa kesengsaraan rakyat Indonesia. 2 Belanda melaksanakan politik mencari untung sendiri dengan mendirikan kongsi angkatan laut Belanda KLM dan angkatan udara KPM. 3 Lewat perjanjian dan perang untuk menindas segala bentuk perlawanan terhadap Belanda. 4 Banyak campur tangan di kalangan istana agar mudah memengaruhi para penguasa kerajaan. Selanjutnya pada awal abad ke-20, dari pihak Belanda mulai muncul sikap agak lunak, bahkan pada tahun 1918, Van Limburg Stirum memberikan Janji November yang isinya bahwa setelah Perang Dunia I Indonesia akan diberi kemerdekaan. Untuk itu lalu dibentuk Volksraad Dewan Rakyat yang meru- pakan alat keikutsertaan bangsa Indonesia dalam menentukan nasibnya. Diskusi 1. Bandingkan kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah kolonial di Indonesia 2. Adakah kebijakan yang menguntungkan dan merugikan rakyat Indonesia? 3. Apakah pengaruh kebijakan-kebijakan tersebut masih dapat dirasakan oleh rakyat Indonesia pada saat ini? Diskusikan masalah ini dengan kelompok Anda dan rangkumlah hasilnya pada kertas folio kemudian kumpulkan kepada guru Anda untuk mendapatkan tanggapan

B. Perkembangan Sistem Pemerintahan, Struktur Birokrasi, dan Sistem Hukum pada Masa Kolonial Belanda

1. Sistem pemerintahan kolonial

Kedatangan Belanda ke Indonesia yang pada awalnya hanya mencari rempah-rempah ternyata berubah menjadi menyusun kekuatan untuk mendirikan kekuasaan di Indonesia. Melalui lembaga dagang VOC, terbentuklah cita-cita mencari kekayaan di Indonesia, serta memengaruhi berbagai hal di Indonesia, antara lain, lembaga dagang VOC memiliki pengurus terdiri dari tujuh belas orang yang disebut De Heeren Zeventien Dewan Tujuh Belas yang berpusat di negeri Belanda. Sebagai pelaksana harian di Indonesia, Dewan Tujuh Belas mengangkat gubernur jenderal yang didampingi Dewan Hindia. Dewan Hindia Ideler ini beranggotakan sembilan orang yang sebagian menjabat gubernur di Perkembangan Budaya dan Masyarakat Indonesia .... 107 daerah seperti Banten, Cirebon, dan Surabaya. Gubernur jenderal bersama Dewan Hindia mengemudikan pemerintahan VOC di Indonesia yang kekuasaannya tidak terbatas. Selain gubernur jenderal, diangkat pula seorang direktur jenderal yang bertugas mengurusi perniagaan serta mengurus perkapalan. Setelah VOC runtuh, Indonesia diperintah oleh Daendels, seorang yang pandai tetapi diktator. Ia membagi Pulau Jawa menjadi sembilan karesidenan yang dikepalai oleh seorang perfect. Ia juga mendirikan Pengawas Keuangan Algemene Rekenkamer. Sikap otoriter Daendels menyebabkan banyak peperangan dengan raja-raja daerah serta keburukan pemerintahannya sehingga ia ditarik kembali pulang ke negeri Belanda. Selanjutnya, Indonesia jatuh ke tangan Inggris di bawah Raffles yang memiliki kepribadian yang simpati dan liberalis. Dalam menjalankan pemerintahannya di Indonesia, Raffles didampingi oleh badan penasihat advisory council. Adapun tindakan yang diambilnya adalah a. membagi Pulau Jawa menjadi 16 karesidenan, setiap karesidenan dibagi dalam distrik, setiap distrik terdapat divisi kecamatan; b. mengubah sistem pemerintahan yang semula dilakukan oleh penguasa pribumi menjadi sistem pemerintahan kolonial yang bercorak Barat; c. para penguasa pribumi, para bupati, dijadikan pegawai kolonial dan digaji.

2. Struktur birokrasi kolonial

Dalam rangka politik Pax Nederlandica, Belanda banyak menggunakan tenaga pri- bumi yang mampu mengerjakan administrasi pemerintahan, yang memiliki keterampilan dan latihan kerja yang memadahi dalam berbagai jenis kegiatan. Untuk memenuhi kebutuhan tenaga pribumi yang memiliki kemampuan dan keterampilan maka didirikan sekolah untuk mendapat pendidikan yang terampil dan berpengetahuan, agar nanti dapat dipekerjakan pada kantor-kantor milik pemerintah kolonial. Pusat pemerintahan Belanda di Batavia membutuhkan banyak tenaga untuk melaksanakan tugas guna mengikat hubungan dengan daerah-daerah di seluruh wilayah Indonesia. Sementara itu, adanya perluasan hubungan antara pemerintah kolonial di Batavia dengan negeri induknya, serta dengan daerah-daerah di seluruh Nusantara menuntut adanya desentralisasi hubungan. Pemikiran yang demikian itulah yang mendorong dibentuknya Volksraad pada tahun 1918, yaitu agar hubungan dengan rakyat Indonesia semakin baik.

3. Sistem hukum

Pada tahun 1838, di negeri Belanda telah diundangkan hukum dagang dan hukum perdata. Hal ini terdorong oleh adanya kegiatan perdagangan hasil bumi orang-orang Belanda dengan perantara pedagang Cina. Politik hukum pemerintahan kolonial Belanda dapat diperlihatkan dalam Pasal 131 Indische Staatsregeling yang menyangkut hukum orang-orang Indonesia. Dalam pasal tersebut diatur bahwa hukum perdata dan dagang serta hukum acara perdata dan pidana harus dimasukkan dalam kitab undang-undang.