Perkembangan Kebudayaan Masa Hindu-Buddha ....
83 Inskripsi
Salah satu hasil budaya Islam yang cukup terkenal dan sampai sekarang masih tetap berdiri
adalah masjid Demak. Masjid ini merupakan lambang kebesaran Demak sebagai kerajaan
yang bercorak Islam. Masjid Demak selain kaya dengan ukir-ukiran yang bercirikan Islam juga
memiliki keistimewaan, yaitu salah satu tiangnya dibuat dari pecahan-pecahan kayu tatal.
C. Perkembangan Tradisi Islam di Berbagai Daerah dari Abad ke-15 sampai ke-18
1. Pengaruh Islam pada bidang arsitektur
Pada masa sebelum datangnya Islam, pusat-pusat pemerintahan kerajaan di Indonesia umumnya memiliki tanah lapang yang luas alun-alun. Di empat penjuru tanah lapang itu
terdapat bangunan-bangunan penting, seperti keraton, tempat pemujaan, dan pasar. Jika dilihat dari sudut arsitektur, masjid kuno beratap tingkat meru misalnya beratap dua yaitu
masjid Agung Cirebon, masjid Katangka di Sulawesi, masjid Muara Angke, Tambora dan Marunda di Jakarta, masjid beratap tiga yaitu,
masjid Demak, Baiturrahman Aceh, masjid Jepara; masjid beratap lima yaitu, masjid
Agung Banten. Masjid kuno Indonesia yang mempunyai atap bertingkat telah mengundang
pendapat beberapa ahli yang mengatakan bahwa hal itu merupakan kelanjutan dari seni
bangunan tradisional Indonesia lama. Ada beberapa bukti yang mendukung pendapat itu,
di antaranya sebagai berikut.
a. Bangunan-bangunan Hindu di Bali yang disebut Wantilan atapnya juga bertingkat. b. Relief yang ada di candi-candi pada masa Majapahit juga terdapat ukiran yang meng-
gambarkan bangunan atap bertingkat. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa telah terjadi akulturasi antara seni bangun
tradisional Indonesia dengan seni bangun Islam. Dalam seni ukir dan lukis terjadi akulturasi antara seni ukir dan seni lukis Islam dengan seni lukis dan seni ukir tradisional
Indonesia yang dapat kita jumpai pada bangunan masjid-masjid kuno dan keraton. Ukir- ukiran yang biasa dipahatkan pada tiang-tiang, tembok, atap, mihrab, dan mimbarnya
dibuat dengan pola makara dan teratai.
2. Pengaruh Islam pada bidang kesenian a. Seni tari dan musik
Di beberapa daerah ada jenis tarian yang berhubungan dengan nyanyian atau pembacaan tertentu yang berupa selawat atau slawat kompang. Bentuk-bentuk tarian
itu, misalnya, permainan debus dan seudati. Permainan dabus adalah suatu jenis tarian atau pertunjukan kekebalan terhadap senjata tajam dengan cara menusukkan benda
tajam tersebut pada tubuhnya. Tarian ini diawali dengan nyanyian atau pembacaan Alquran atau selawat nabi. Permainan ini berkembang di bekas-bekas pusat kerajaan
seperti Banten, Minangkabau, Aceh. Adapun seudati adalah seni tradisional rakyat Aceh yang berupa tarian atau nyanyian. Pertunjukan dilakukan oleh sembilan atau
sepuluh orang pemuda dengan memukul-mukulkan telapak tangan ke bagian dada. Dalam seudati pemain juga menyanyikan lagu-lagu tertentu yang isinya berupa selawat
pujian kepada nabi.
84
Cakrawala Sejarah SMAMA Kelas XI Bahasa
Selain seni tari, juga berkembang seni musik yang berupa pertunjukan gamelan. Pertunjukan ini biasa dilakukan pada upacara Maulud, yaitu peringatan untuk
menghormati kelahiran Nabi Muhammad saw. Pada peringatan ini, selain dinyanyikan pujian-pujian kepada Nabi Muhammad saw. juga diadakan pertunjukan gamelan dan
pencucian benda-benda keramat. Upacara ini biasanya dilakukan di bekas pusat kerajaan, seperti Yogyakarta dan Surakarta yang disebut Gerebeg Maulud atau
Sekaten. Upacara semacam ini di Cirebon biasa disebut Pajang Jimat.
b. Kaligrafi dan ukiran
Masuknya kebudayaan Islam juga berpengaruh besar terhadap seni bangunan makam. Bangunan makam pada orang yang meninggal terbuat dari batu-bata tembok
yang disebut jirat atau kijing. Di atas jirat itu, khususnya bagi orang-orang penting didirikan sebuah rumah yang disebut bangunan makam berupa jirat dan cungkup yang
biasanya dihiasi dengan seni kaligrafi seni tulisan Arab yang indah. Makam tertua di Indonesia yang bercorak Islam ialah makam Fatimah binti Maimun di Leran tahun
1082 dan diberi cungkup. Dinding cungkup diberi hiasan bingkai-bingkai mendatar mirip model hiasan candi. Makam lain yang penting, antara lain makam Sultan Malik
al Saleh di Samudra Pasai, makam Maulana Malik Ibrahim, dan makam para wali dan sultan yang lain.
Konsep dan Aktualita
Proses islamisasi melalui perdagangan sangat menguntungkan dan lebih efektif. Apalagi yang terlibat dalam perdagangan bukan hanya golongan buruh, melainkan juga golongan atas, seperti kaum bangsawan
dan raja-raja, juga raja-raja daerah pantai. Para pedagang Islam melakukan kegiatan perdagangan dalam waktu yang cukup lama sehingga banyak di antara mereka yang menetap. Untuk mempererat hubungan,
terjadilah perkawinan dengan penduduk setempat yang melahirkan keturunan seorang muslim. Lambat laun terbentuklah masyarakat muslim. Peristiwa yang sama terjadi di lingkungan kerajaan sehingga
membentuk kerajaan Islam. Misalnya, perkawinan Raden Rakhmat atau Sunan Ampel dengan Nyi Manila, perkawinan Sunan Gunung Jati dan Putri Kawungaten, dan perkawinan Brawijaya dengan Putri Campa
yang melahirkan Jinbun Al Fatah, yang setelah menjadi Raja Demak bernama Raden Patah.
Tugas
Amatilah masjid di sekitar tempat tinggal Anda. Adakah bentuk akulturasi dalam bangunan tersebut? Tulislah hasil pengamatan Anda pada kertas folio dan kumpulkan kepada guru
D. Akulturasi Kebudayaan Nusantara dengan Kebudayaan Islam dalam Aksara dan Seni Sastra
Pengaruh Islam dalam sastra tidak langsung berasal dari Arab, melainkan melalui Persia dan India, dibawa oleh para pedagang dari Gujarat. Oleh karena itu, kesusastraan Islam
Nusantara terpengaruh budaya Persia dan India. Kesusastraan pada zaman perkembangan Islam tumbuh di daerah Selat Malaka Aceh, Melayu dan Jawa.