Indonesia pada masa VOC
100
Cakrawala Sejarah SMAMA Kelas XI Bahasa
memiliki hak oktroi atau hak istimewa. Akan tetapi, VOC harus tetap tunduk kepada pemerintah di Negara Belanda. Adapun tujuan mendirikan VOC adalah menghindari
persaingan dagang antarpengusaha Belanda, mendapatkan keuntungan yang sebesar- besarnya, dan bersaing dengan bangsa lain.
Untuk dapat memonopoli perdagangan rempah-rempah, VOC melakukan pelayaran
Hongi, yakni misi pelayaran Belanda yang ditugasi mengawasi, menangkap, dan mengambil tindakan
terhadap para pedagang dan penduduk pribumi yang dianggapnya melanggar ketentuan
perdagangan Belanda. Untuk itu VOC juga mendapat hak eksterpasi, yakni hak untuk
menebang tanaman rempah-rempah yang dianggap
kelebihan jumlahnya dengan tujuan untuk menstabilkan harga. VOC juga mendapat hak memungut pajak yang disebut:
a. Verplichte Leverantie, yaitu kewajiban bagi raja pribumi untuk membayar pajak hasil bumi kepada Belanda, dan
b. Contingenten, yaitu pajak sewa tanah yang harus dibayar rakyat dengan hasil bumi. Pengurus VOC semula hanya 60 orang tetapi
dianggap terlalu banyak maka diadakan pemilihan pengurus dan hanya tinggal 17 orang yang diambil dari
beberapa kota. Mereka yang terpilih menjadi pengurus disebut Dewan 17 De Heeren Seventien atau Tuan-
Tuan 17 dan ketika VOC banyak urusannya maka Dewan 17 mengangkat gubernur jenderal Raad van
Indie
di bawah Pieter Both tahun 1610. Ia adalah Gubernur Jenderal VOC yang pertama di Indonesia.
Usaha VOC semakin berkembang pesat 1623 dan berhasil menguasai rempah- rempah di Ambon dalam peristiwa Ambon Massacre. Selanjutnya tahun 1641, VOC
berhasil merebut Malaka dari tangan Portugis. VOC selalu menggunakan Batigslot Politiek politik mencari untung, 1602 – 1799 dengan memegang monopoli Belanda di
Indonesia. Selain itu, VOC menjalankan politik devide et impera, yakni sistem pemecah belah di antara rakyat Indonesia.
VOC mampu menguasai Indonesia pada masa itu disebabkan oleh: a. VOC adalah organisasi dagang yang tertib dan para pengurusnya bekerja keras
sehingga maju dengan pesat, b. banyak kerajaan di Indonesia yang mudah dikuasai VOC karena politik adu domba,
c. para pedagang di Nusantara belum memiliki kesatuan dan persatuan yang kuat.
Sumber: Sedjarah Dunia
Gambar 4.1 Kapal Hongi
Sumber: Indonesian Heritage, Early Modern History
Gambar 4.2
Pendiri VOC
Perkembangan Budaya dan Masyarakat Indonesia ....
101
Ada beberapa bukti politik adu domba VOC yang berhasil menguasai kerajaan Nusantara. Misalnya:
a. VOC berhasil membantu Sultan Haji dalam merebut Banten dari tangan Sultan Ageng Tirtayasa.
b. Dalam permusuhan antara Aru Palaka Raja Bone dan Hasanuddin Sultan Makassar, VOC membantu Aru Palaka sehingga terjadilah Perjanjian Bongaya yang menyebabkan
Makassar jatuh ke tangan VOC. c. VOC berhasil memecah belah Mataram menjadi tiga.
Perjalanan kongsi dagang VOC lama kelamaan mengalami kemunduran, bahkan VOC runtuh pada tanggal 31 Desember 1799. Kemunduran VOC disebabkan hal-hal
berikut. a. Perang-perang yang dilakukan membutuhkan biaya yang besar padahal hasil dari bumi
Indonesia telah terkuras habis dan kekayaan Indonesia sudah telanjur terkirim ke negeri Belanda. VOC tidak kuat lagi membiayai perang-perang tersebut.
b. Kekayaan menyebabkan para pegawai VOC melupakan tugas, kewajiban, dan tanggung jawab mereka terhadap pemerintah dan masyarakat. Untuk lebih memperkaya diri,
mereka melakukan tindak korupsi. Merajalelalah korupsi di Indonesia maupun di negeri Belanda.
c. Terjadinya jual beli jabatan. Seorang VOC yang ingin pulang ke negerinya karena sudah terlampau kaya atau pensiun dapat menjual jabatannya kepada orang lain dengan
harga tinggi. Hal ini akan menjadi sistem suap yang merajalela. d. Tumbuhnya tuan-tuan tanah partikelir. Pemerintah yang kekurangan biaya untuk
membiayai pemerintahannya dan perang terpaksa menjual tanah-tanah yang luas kepada orang-orang partikelir dengan hak pertuanan.
e. Kekurangan biaya tersebut tidak dapat ditutup dengan hasil penjualan tanah saja, VOC harus juga mencari pinjaman. Akibatnya, hutang VOC semakin besar.
f. Pada akhir abad ke-18, VOC tidak mampu lagi memerangi pedagang-pedagang Eropa lainnya Inggris, Prancis, Jerman yang dengan leluasa berdagang di Nusantara,
sehingga monopoli VOC hancur. Keberadaan VOC sudah tidak dapat dipertahankan lagi sehingga harta milik dan
utang-utangnya diambil alih oleh pemerintah negeri Belanda. Pemerintah kemudian membentuk Komisi Nederburg untuk mengurusinya, termasuk mengurusi wilayah VOC di
Indonesia 1800 – 1907.