a b
Gambar 6. Uji benih
4. Semai
Media semai menggunakan nampan ukuran biasa. Bahan yang digunakan untuk semai SRI adalah tanah kering dicampur dengan kompos, perbandingannya
adalah 1:1. Setiap hari persemaian disemprot dengan MOL rebung pada usia 5 hari setelah semai Gambar 7 a dan b. Waktu untuk semai sampai pindah
tanam kurang lebih 10 hari untuk benih tidak direndam, tetapi jika benih direndam terlebih dahulu waktu yang dibutuhkan kurang lebih satu minggu.
a b Gambar 7. Persemaian
5. Tebar Kapur
Setelah dilakukan pengukuran pH tanah ternyata pada petak penelitian kondisi tanahnya adalah asam dengan pH tanah berkisar antara 5~6.
Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi adalah yang mempunyai pH antara 6~7, oleh karena itu perlu dilakukan pengapuran Gambar 8. Tujuan
pengapuran adalah untuk menaikkan pH tanah. Kapur yang telah ditebar sekitar 911,8 kgha. Dari hasil tebar kapur tersebut didapatkan pH rata-rata tanahnya
sekitar 6,2.
Gambar 8. Tebar kapur
6. Tebar Kompos
Kompos yang dihasilkan ± 2300 kg atau setara dengan 6,7 tonha untuk ditebar pada lahan penelitian yang menggunakan metode SRI yaitu pada petak
A SRI diatur Sintanur, B SRI petani, dan D SRI diatur Ciherang dengan luas sekitar 200 bata atau sekitar 2800 m
2
.
7. Tanam
Metode tanam SRI Gambar 9 adalah sistem tanam satu-satu, dangkal dan horizontal membentuk huruf L dengan kondisi tanah lembab. Alasan benih
ditanam dangkal adalah untuk mempercepat nutrisi diserap oleh akar, karena berada pada lapisan atas top soil yang kondisi tanahnya subur. Selain
menghindari terbentuknya ruas-ruas atau buku-buku yang panjang pada bagian perakaran. Jarak tanam yang digunakan adalah 30 cm x 30 cm.
Gambar 9. Penanaman sistem SRI
8. Penyiangan
Penyiangan dilakukan saat padi berumur 10, 20, 30, dan 40 hari. Hal tersebut disesuaikan dengan kondisi gulma yang ada di lapangan. Penyiangan
masih dilakukan secara manual menggunakan ”gasroklandak”. Sesudah penyiangan biasanya dilakukan ”ngarambet” yaitu membersihkan gulma
dengan tangan dan biasa dilakukan oleh ibu-ibu. Pada saat penyiangan padi
diberi genangan sekitar 1~2 cm untuk mempermudah operasi alat. Pernah diujicobakan penyiangan yang keempat menggunakan Power Weeder akan
tetapi masih terdapat beberapa kelemahan. Ada beberapa saran dari petani untuk perbaikan Power Weeder kedepannya, agar dapat tetap berfungsi untuk
keseluruhan penyiangan. Diantaranya adalah pada sisi bagian depan diberi penyibak batang padi seperti perahu agar menghindari batang terpotong oleh
cakar selain itu pula untuk mempermudah pengopersiannya supaya tidak berat maka bagian depan seharusnya diberi roda. Gambar penyiangan menggunakan
landak dan Power Weeder disajikan pada Gambar 10 a dan b.
a b
Gambar 10. a Penyiangan menggunakan gasroklandak b Penyiangan menggunakan Power Weeder
9. Semprot MOL