m. Analisis usahatani
Analisis usahatani meliputi : a Kebutuhan hari orang kerja, b Kebutuhan saprodi, c Hasil produksi, d Perhitungan RC.
n. Pengamatan OPT
11
dan biologi dilakukan setiap dua minggu
Pengamatan OPT dan biologi tanaman meliputi intensitas serangan hama seperti walang sangit, penggerek batang, belalang, dll, serta jumlah
musuh hama alami seperti laba-laba, kukuyaan. Disamping itu jumlah cacing juga diamati untuk melihat tingkat kesuburan tanah.
o. Analisa tanah awal
Analisa contoh tanah awal dilakukan untuk mengetahui sifat fisik dan kimia tanahnya. Untuk analisa tersebut diperlukan contoh tanah utuh
dan tidak utuh. Contoh tanah utuh diambil dengan menggunakan core sampler dari lima titik pengambilan. Tanah tersebut diambil dari
kedalaman 0~10 cm dan 10~20 cm. Contoh tanah tersebut digunakan untuk analisa fisik tanah, yaitu bobot isi, ruang pori total, jumlah pori
drainase, sifat retensi tanah pF 1; 2; 2,54; dan 4,2 dan permeabilitas tanahnya. Pengambilan contoh tanah tidak utuh dilakukan secara komposit
dari lima titik, dari tiap titik masing-masing diambil sebanyak 1 kg. Pengambilan contoh tanah tidak utuh digunakan untuk analisis tekstur, N-
total, C-organik, pH H
2
O, Kandungan P
2
O
5
total HCl 25, kandungan K
2
O total HCl 25 dan Kapasitas Tukar Kation KTK, Kejenuhan Basa KB. Analisa kadar air setiap sebelum dan sesudah pemberian air irigasi
dengan menggunakan metode volumetrik. Contoh tanah diambil dari kedalaman 10 cm, dan 20 cm.
2. Rancangan Percobaan
Jumlah keseluruhan petakan sawah petani 12 petak dengan tiga kali ulangan dengan perlakuan a SRI diatur Varietas Sintanur, b SRI Petani, c
Konvensional dan d SRI diatur Varietas Ciherang. Pada b dan c air diberikan sesuai pengalaman petani, sedangkan untuk a dan d air diatur
berdasarkan perhitungan kebutuhan tanaman. Di ketiga petakan tersebut dipasang alat ukur debit air flowmeter sedangkan lysimeter plat besi alas
10
OPT = Organisme Pengganggu Tanaman
terbuka serta perkolasimeter untuk mengukur besarnya ETa dan Perkolasi. Pengukuran hujan dilakukan dengan penakar hujan.
3. Pengumpulan dan Analisis Data
Pengukuran dilakukan setiap pemberian air yang akan dikontrol dengan data perubahan kadar air tanah sebelum dan sesudah pemberian air
irigasi yang dianalisis di lapangan. Data fisika tanah diambil dengan contoh tanah utuh ring sampler pada dua kedalaman 0~10 cm dan 10~20 cm
masing-masing diambil dari lima titik sampel pada petakan sawah percobaan, data kesuburan tanah dimbil secara komposit dari lima titik, dari tiap titik
masing-masing diambil sebanyak 0,5 kg. Pengamatan parameter pertumbuhan tanaman dan biologi tanah
dilakukan setiap minggu setelah tanam. Parameter produksi dan kadar air GKP diukur pada waktu panen. Hasil panen dilakukan dengan ubinan 3 m x 3
m dan juga total panen dalam petakan. Sebagai pembanding juga diambil data panen baik ubinan maupun total panen pada setiap petakan petani di kelompok
tani SRI dan non SRI.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A . Budidaya Padi Secara Konvensional
Budidaya tanaman padi secara konvensional dilakukan oleh petani setempat dengan pemberian airnya diukur menggunakan flowmeter. Benih yang
digunakan adalah Varietas Sintanur kurang lebih 0,6 kg. Luas total petak C konvensional adalah 61 bata
11
atau setara dengan 854 m
2
. Metode budidayanya sama halnya seperti budidaya padi secara umum yang dilakukan di masyarakat
mulai dari pengolahan tanah sampai panen, tetapi pengelolaan airnya berbeda yaitu menggunakan metode SRI dengan pemberian air secara
intermittentberselang. Tinggi genangan maksimal adalah 20 mm pada saat penyiangan dan lebih sering dikondisikan macak-macak. Petak konvensional ini
dapat juga dikatakan sebagai metode budidaya padi semi SRI menggunakan pupuk kimia. Banyak ahli pertanian juga menyebutnya PTT
12
. Benih yang ditanam tiap lubang tergolong sedikit yaitu antara 2~3 benih dan umur benih
sebelum pindah tanam kurang lebih 25~30 hari setelah semai. Pemupukan pertama dilakukan satu minggu setelah tanam menggunakan Urea 117,1 kgha dan
Phonska 234,2 kgha. Pemupukan kedua dilakukan 5 minggu setelah tanam menggunakan Urea 58,6 kgha, Phonska 87,8 kgha dan KCl 87,8 kgha.
B. Budidaya Padi metode SRI System of Rice Intensification
Metode SRI yang dilakukan di Jawa Barat pada umumnya adalah hasil perpaduan gagasan PHT
13
dengan gagasan SRI dan beberapa pengalaman hasil studi sebelumnya. Untuk menerapkan usaha tani metode SRI diperlukan beberapa
prinsip dasar yaitu : a. Pengolahan tanah sehat, dengan menggunakan pemberian bahan
organikkompos antara 5~7 tonha atau disesuaikan dengan kesuburan tanahnya.
b. Menyiapkan benih sehat dan bermutu. c. Benih disemai di media lembab tanpa digenang.
d. Benih ditanam muda 5~7 hari dari kecambah di persemaian. e. Ditanam tunggal, dangkal dengan letak akar horizontal membentuk huruf L.
11
1 bata = 14 m
2 12
PTT = Pengelolaan Tanaman Terpadu
13
PHT = Pengendalian Hama Terpadu