H. Panen
Panen dilakukan pada saat padi sudah menguning baik malai maupun daunnya Gambar 23. Sebelum dipanen secara keseluruhan terlebih dahulu
dilakukan panen ubinan. Panen ubinan dilakukan untuk menganalisis hasil panen sementara. Ubinan yang dipakai adalah 3 m x 3 m, karena jarak tanam yang
dipakai adalah 30 cm x 30 cm maka jumlah rumpun yang dipanen pada saat ubinan kurang lebih 100 rumpun. Panen petakan dilakukan setelah panen ubinan
selesai. Hasil dari panen ubinan maupun petakan masih dalam bentuk GKP Gabah Kering Panen karena masih mengandung air, sedangkan untuk melihat
hasil yang sebenarnya harus dikonversi kedalam GKG Gabah Kering Giling dengan kadar air 14 basis kering. Data panen ubinan maupun petakan
selengkapnya disajikan pada Tabel 12. Tabel 12. Panen ubinan dan petakan
Ubinan Petakan Petak
Kadar Air
Kg GKP9m
2
Ton GKPha
Ton GKGha
20
Ton GKPha
Ton GKGha
Ubinan Petakan
A1 22,90 4,2 4,667 4,184 3,316 2,972 0,71 A2 19,51 5,7 6,333 5,928 3,974 3,719 0,63
A3 20,60 5,7 6,333 5,847 4,494 4,149 0,71 B1 19,60 4,3 4,778 4,467 4,069 3,804 0,85
B2 18,60 4,6 5,111 4,838 3,957 3,746 0,77 B3 21,80 4,0 4,444 4,041 3,493 3,176 0,79
C1
15,90 7,9
8,778 8,584 6,426 6,284 0,73 C2
17,50 8,7
9,667 9,273 6,382 6,122 0,66 C3
15,10 7,5
8,333 8,227 6,227 6,147 0,75 D1 18,40 4,1 4,556 4,322 2,703 2,565 0,59
D2 18,20 5,5 6,111 5,812 3,507 3,336 0,57 D3 18,73 4,7 5,222 4,935 3,155 2,981 0,60
rerata =
0,70
Jika dirata-ratakan hasil panen ubinan untuk metode konvensional adalah 7,410 ton GKGha, sedangkan untuk SRI diatur Sintanur 4,363 ton GKGha dan untuk
SRI petani 3,934 ton GKGha serta SRI diatur Ciherang 4,269 ton GKGha. Hasil panen ubinan tersebut belum dapat mencerminkan hasil panen secara keseluruhan
karena pada kenyataan di lapangan pasti terdapat kehilangan pada saat
20
Hasil analisis statistik menggunakan
SAS System
menunjukkan bahwa perlakuan pupuk terhadap hasil panen ubinan adalah berbeda nyata untuk taraf uji alpha 0,05 dapat dilihat pada Lampiran 7.
pemanenan. Kehilangan hasil tersebut disebabkan oleh kehilangan pasca panen dan kesalahan dalam penentuan lokasi ubinan tidak representatif. Rerata panen
di petakan untuk konvensional adalah 6,184 ton GKGha, SRI diatur Sintanur 3,613 ton GKGha, SRI petani 3,575 ton GKGha serta SRI diatur Ciherang
adalah 2,961 ton GKGha. Untuk melihat seberapa besar rasio antara panen ubinan dan petakan dapat dilihat pada grafik persamaan regresi antara panen
ubinan dengan petakan Gambar 22.
Gambar 22. Persamaan regresi panen ubinan dengan petakan
Dari hasil persamaan regresi antara panen petakan dengan ubinan Gambar 22 didapatkan nilai korelasinya adalah R
2
=0,8875 sedangkan kemiringan garisnya adalah 0,688 berarti antara ubinan dengan petakan masih terdapat hubungan
korelasi yang baik.
Gambar 23. Panen
Regresi Panen Ubinan dengan Petakan
y = 0.6878x + 0.045 R
2
= 0.8875
1 2
3 4
5 6
7
2 4
6 8
10
Ubinan Petakan
I. Efisiensi Manfaat Air Irigasi
Efisiensi manfaat air EMA merupakan nilai yang menunjukkan perbandingan antara kg hasil yang didapat dalam Gabah Kering Giling GKG
dengan jumlah air yang dikonsumsi yaitu pada waktu pengolahan tanah dan pertumbuhan tanaman m
3
satuannya adalah kgm
3
. Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa rerata EMA dengan olah tanah untuk petak konvensional
Varietas Sintanur adalah 1,15 kgm
3
masih lebih tinggi dari pada SRI diatur Varietas Sintanur yang mempunyai nilai rerata EMA 1,04 kgm
3
. Sedangkan EMA untuk SRI petani Varietas Sintanur dan SRI diatur Varietas Ciherang
masing-masing adalah 0,78 kgm
3
dan 0,85 kgm
3
. Selain itu nilai EMA tanpa olah tanah juga dihitung dengan rerata nilai EMA untuk konvensional Varietas
Sintanur, SRI diatur Varietas Sintanur, SRI petani Varietas Sintanur, dan SRI diatur Varietas Ciherang berturut-turut adalah 1,44 kgm
3
; 1,40 kgm
3
; 1,05 kgm
3
; dan 1,03 kgm
3
. Berdasarkan nilai EMA-nya baik dengan olah tanah maupun tanpa olah tanah, EMA untuk konvensional pada MT
2
ini masih lebih tinggi dari pada SRI. Nilai EMA selengkapnya disajikan pada Tabel 13 sedangkan
persamaan regresi panen ubinan terhadap konsumsi air baik dengan olah tanah maupun tanpa olah tanah selengkapnya disajikan pada Gambar 24 dan 25.