B. Budidaya Tanaman Padi
Proses budidaya tanaman padi meliputi pengolahan tanah, persemaian, penanaman, pengairan, pemupukan, penyiangan, dan pengendalian hama dan
penyakit serta pemanenan.
1. Pengolahan tanah
Secara umum pengolahan tanah mempunyai arti menyiapkan tanah sebelum ditanami dan mengkondisikan tanah agar menjadi gembur kembali
supaya akar tanaman dapat mudah untuk menyerap unsur hara. Selain itu juga pengolahan tanah dapat membantu organisme lain seperti cacing dapat tumbuh
dengan baik. Karena dengan olah tanah sirkulasi udara dan air menjadi lancar yang nantinya dapat membantu dalam proses pernafasan. Disamping itu menurut
De Datta 1981 dalam Sutikno 1985 menyatakan bahwa secara umum pengolahan tanah memiliki beberapa keuntungan diantaranya adalah untuk
pengendalian gulma atau rumput–rumputan, keseragaman pemupukan, kenaikan porositas tanah, melumpurkan tanah dan menaikkan daya serap tanah terhadap
unsur hara. Tujuan pelumpuran adalah mempermudah untuk penggaruan dan peratan tanah. Soemartono et al 1983 dalam Sutikno 1985 menyatakan bahwa
pengolahan tanah terdiri dari pembajakan, penggaruan, dan perataan. Pembajakan bertujuan untuk membalik tanah bagian atas top soil agar terjadi percampuran
antara bagian atas dan bagian bawahnya. Penggaruan bertujuan untuk menghaluskan bongkahan–bongkahan tanah hasil dari pembajakan, sedangkan
perataan bertujuan untuk meratakan permukaan tanah agar mudah dalam melakukan penanaman dan pemberian air irigasi.
2. Persemaian
Tahap selanjutnya setelah pengolahan tanah adalah membuat persemaian. Tahap ini sangat penting mengingat tanaman padi termasuk tanaman yang
membutuhkan daya adaptasi akar terhadap lingkungannya terlebih dahulu sehingga dibutuhkan persemaian. Menurut Siregar 1981 keuntungan menanam
benih yang sebelumnya dikecambahkan terlebih dahulu adalah benih akan lebih cepat melekat dengan tanah sehingga ketika terjadi hujan pada saat benih baru
ditanam tidak banyak benih yang berceceran akibat jatuhan air hujan. Umur semai padi berkisar antara 21~30 hari menurut kebiasaan petani.
3. Penanaman
Bibit hasil persemaian selanjutnya dipindahkan ke lahan yang telah diolah. Jarak tanam bibit padi dapat dilakukan pada jarak 20 cm x 20 cm atau 25 cm x 25
cm atau ada juga yang 30 cm x 30 cm tergantung keinginan dan kebiasaan petani. Hal yang perlu diperhatikan pada saat penanaman adalah lamanya waktu
memindahkan bibit dari tempat persemaian ke lahan. Semakin cepat proses pemindahannya maka akan semakin bagus.
4. Pengairan