D. Analisis Kondisi Lengas Tanah
Hasil analisis kondisi lengas tanah aktual untuk SRI maupun konvensional menunjukkan bahwa tanaman memang dalam kondisi kekurangan air, karena
kondisi lengas tanah aktualnya pada saat-saat tertentu melebihi batas bawahnya pF 2,0kapasitas lapang. Kondisi tersebut akan mempengaruhi terhadap hasil
produksi secara keseluruhan. Grafik kondisi lengas tanah aktual untuk metode SRI maupun konvensional selengkapnya disajikan pada Gambar 14 dan 15.
Gambar 14. Pengelolaan air di petak SRI
Gambar 15. Pengelolaan air di petak konvensional
Kondisi Lengas Tanah Aktual Petak A1 SRI Diatur
-80.0 -70.0
-60.0 -50.0
-40.0 -30.0
-20.0 -10.0
0.0 10.0
20.0
4 8
12 16
20 24
28 32
36 40
44 48
52 56
60 64
68 72
76 80
84 88
92 96
100 10
4
HST Hari
Lengas Tanah mm
Kondisi Air Batas Bawah pF 2,0
Air Irigasi = 200,33 mm Hujan = 162,40 mm
Total = 362,78 mm
Kondisi Lengas Tanah Aktual Petak C1 Metode Konvensional
-60.0 -50.0
-40.0 -30.0
-20.0 -10.0
0.0 10.0
20.0
4 8
12 16
20 24
28 32
36 40
44 48
52 56
60 64
68 72
76 80
84 88
92 96
10 10
4
HST Hari
Le ngas Tanah mm
Kondisi Air Batas Bawah pF 2,0
Air Irigasi = 432,20 mm Hujan = 162,40 mm
Total = 594,65 mm
Kondisi air yang berbeda antara lengas tanah SRI petak A1 dengan konvensional petak C1 disebabkan karena kondisi lengas tanah sebelum
pemberian air antara SRI dengan konvensional adalah berbeda, pada lengas tanah SRI mengalami kekurangan air dibawah batas bawah yang lebih jika
dibandingkan dengan konvensional, selain itu penerapan interval irigasi juga mempengaruhi kondisi lengas tanah pada kedua petak.
Air yang diberikan seharusnya disesuaikan dengan kondisi lengas tanah hari sebelumnya hari ke n-1 agar tetap terjaga dalam keadaan jenuh ataupun
pada kondisi batas bawahnya yaitu kapasitas lapangpF 2,0. Tabel pengaturan pemberian air selengkapnya disajikan pada Lampiran 9 dan 10. Kondisi air yang
melewati batas bawah tersebut justru terjadi pada saat kondisi tanaman peka sekali terhadap kekeringan fase reproduktif. Jika kondisi air dapat dikembalikan
minimal pada kondisi pF 2,0 hasil panen yang dicapai mungkin dapat lebih baik, karena tanaman tidak mengalami kekeringan. Kondisi lengas tanah aktual yang
seharusnya untuk SRI maupun konvensional disajikan pada Gambar 16 dan 17.
Gambar 16. Kondisi lengas tanah aktual seharusnya untuk SRI
Kondisi Lengas Tanah Seharusnya untuk petak A1 SRI Diatur
-50.0 -40.0
-30.0 -20.0
-10.0 0.0
10.0 20.0
30.0
4 8
12 16
20 24
28 32
36 40
44 48
52 56
60 64
68 72
76 80
84 88
92 96
10 10
4
HST Hari
Lengas Tanah mm
Kondisi Air Batas Bawah pF 2,0
Air Irigasi = 363,67 mm Hujan = 162,40 mm
Total = 526,12 mm
Gambar 17. Kondisi lengas tanah aktual seharusnya untuk konvensional
Kekurangan air untuk SRI jika kondisi air dibuat seperti Gambar 16 adalah 163,34 mm, sedangkan untuk konvensional jika dikondisikan seperti Gambar 17
mempunyai kekurangan air 170,55 mm. Faktor yang menyebabkan terjadinya kekurangan air tersebut adalah karena debit air pada Flowmeter kecil sekali
diameter ¾ inchi sehingga waktu yang dibutuhkan untuk mengairi cukup lama padahal air yang tersedia sangat terbatas karena saluran induk Ciramajaya sedang
dalam perbaikan sehingga ada giliran pembagaian air. Meskipun demikian debit air Ciramajaya kembali normal pada saat malam hari, kendala yang dihadapi jika
menggunakan Flowmeter pada malam hari adalah rawan terhadap pencurian. Oleh karena itu diperlukan alat pengukur debit air yang siap dipakai kapan saja dan
tidak memerlukan waktu yang lama dalam mengairi.
Kondisi Lengas Tanah Seharusnya untuk Petak C1 Metode Konvensional
-60.0 -50.0
-40.0 -30.0
-20.0 -10.0
0.0 10.0
20.0
4 8
12 16
20 24
28 32
36 40
44 48
52 56
60 64
68 72
76 80
84 88
92 96
100 104
HST Hari
Lengas Tanah mm
Kondisi Air Batas Bawah pF 2,0
Air Irigasi = 602,75 mm Hujan = 162,40 mm
Total = 765,20 mm
E. Pengaruh Jenis Perlakuan Terhadap Pertumbuhan Tanaman