fosfor Williams, 1993. Selain itu, sayur juga merupakan sumber protein, karbohidrat dan bahan serat.
Pada dasarnya semua jenis sayuran dapat dikembangkan dengan sistem pertanian organik. Hal ini dikarenakan sifat tanaman sayur yang pada mulanya
tumbuh secara alami. Walaupun demikian, terdapat beberapa jenis tanaman yang peka terhadap hama dan penyakit. Untuk jenis-jenis tanaman seperti itu, maka
diperlukan pemeliharaan yang lebih intensif.
2.3 Asparagus Asparagus officinalis
2.3.1 Deskripsi Asparagus
Asparagus adalah salah satu jenis sayuran yang bersifat tahunan parennial dan bagian yang dipanen dari tanaman ini adalah bagian rebung atau
tunas muda. Rebung Asparagus yang diambil sebagai sayuran adalah rebung yang berwarna putih dan hijau. Kedua jenis rebung dapat dihasilkan dari satu tanaman
dengan penanganan panen yang berbeda. Asparagus putih dipanen sebelum rebung keluar dari permukaan tanah. Warna putih dihasilkan karena terjadinya
pemucatan. Sedangkan Asparagus hijau dipanen pada saat rebung sudah keluar beberapa centimeter dari permukaan tanah. Warna hijau dihasilkan karena
terjadinya penyinaran oleh sinar matahari. Sayuran ini dapat dimanfaatkan sebagai sayuran segar atau makanan olahan.
2.3.2 Syarat Tumbuh Asparagus
Dataran lahan yang dibutuhkan oleh sayuran Asparagus adalah dataran tinggi dengan ketinggian 600-900 mdpl. Tanaman ini dapat tumbuh optimal pada
suhu antara 15-25
o
C dengan curah hujan yang merata sepanjang tahun yaitu
berkisar 2.500-3.000 mmtahun. Oleh karenanya diusahakan lokasi budidaya tanaman ini berada dekat dengan sumber air. Hal ini juga dimaksudkan untuk
menjaga pasokan air untuk tanaman pada musim kemarau. Asparagus dapat tumbuh pada tanah podsolik merah kuning, latosol, maupun andosol. Asparagus
lebih menyukai tanah yang agak berpasir dan berlapisan tanah olah yang tebal. Asparagus tidak suka tanah yang berdrainase buruk dan banyak liat. Sedangkan
pH yang diinginkan adalah 6-6,5 karena ia tidak toleran terhadap tanah yang bereaksi masam. Tanah yang baik untuk tanaman ini adalah tanah yang banyak
mengandung banyak bahan organik. Produksi dan masa hidup tanaman Asparagus dapat diperpanjang jika
tanaman memiliki periode dorman. Namun, dormansi tidak dibutuhkan dalam produksi Asparagus untuk komersial. Dorman pada tanaman menyebabkan
respirasi menjadi kecil sehingga terjadi penyimpanan karbohidrat yang akan tersedia bagi produksi rebung berikutnya. Ketika dorman, Asparagus agak toleran
terhadap kekeringan. Pada wilayah dengan musim dingin sedang atau tropika, pertumbuhan daun terjadi secara terus menerus sehingga sulit untuk mengurangi
respirasi. Pada kondisi ini, tanaman Asparagus tidak dorman dan cadangan makanan relatif sedikit Rubatzky, 1999.
Masa hidup tanaman Asparagus bervariasi antara 3 atau 4 sampai lebih dari 15 tahun. Walaupun Asparagus adalah tanaman tahunan, namun ketika telah
terjadi penurunan persentase rebung besar yang dihasilkan, maka produksi perlu dihentikan. Hal tersebut dikarenakan penurunan tingkat keuntungan bersamaan
dengan penurunan ukuran rebung besar Rubatzky, 1999. Gambar berikut
menunjukkan hubungan antara penurunan persentase produksi rebung total selama suatu periode.
20 40
60 80
100
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
Waktu sejak penanaman tahun P
rodu ks
i rebung maks
imu m
h asil m
ak sim
u m
Gambar 1 Hubungan Antara Penurunan Persentase Produksi Rebung Besar dan Rebung Total Selama Suatu Periode
Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat bahwa produksi rebung besar dan rebung total mencapai titik maksimum pada tahun keempat. Oleh karena itu,
usia produktif tanaman selama empat tahun akan dijadikan acuan untuk menentukan umur proyek dalam penelitian ini.
2.3.3 Perdagangan Asparagus