persen. Nilai IRR menunjukkan konsep opportunity cost yang berarti perusahaan lebih baik mengalokasikan modal yang dimilikinya pada usahatani Asparagus
dibandingkan menyimpan uang di bank untuk didepositokan. Nilai parameter keempat yang digunakan adalah payback period sebesar
3,60. Nilai ini berarti bahwa seluruh modal yang digunakan untuk usahatani Asparagus akan kembali dalam waktu tiga tahun enam bulan. Nilai ini
menunjukkan layak karena pengembalian investasi terjadi sebelum proyek usahatani berakhir. Berdasarkan nilai dari parameter–parameter kelayakan di atas,
maka usahatani Asparagus perusahaan Agro Lestari dikatakan layak untuk dilakukan.
7.1.4 Analisis Switching Value
Selain analisis finansial diuji dengan keadaan aktual, analisis finansial juga akan mencari perubahan-perubahan yang terbesar yang bisa diterima agar proyek
tetap layak. Variabel yang digunakan untuk uji switching value adalah kenaikan pada harga-harga biaya variabel, penurunan volume penjualan, dan harga jual
Asparagus.
7.1.4.1 Analisis Switching Value Jika Terjadi Kenaikan Pada Harga Biaya
Variabel
Komponen-komponen dalam biaya variabel usahatani Asparagus ramah lingkungan adalah pupuk kandang, pupuk organik cair, pestisida organik, jerami
dan kemasan. Uji switching value menunjukkan bahwa usahatani Asparagus ramah lingkungan akan tetap layak hingga terjadi kenaikan harga pupuk kandang
sebesar 45,51 persen, pupuk organik cair sebesar 170,66 persen, pestisida organik
sebesar 151,70 persen, jerami sebesar 301,04 persen dan harga kemasan sebesar 27 persen. Kenaikan harga komponen biaya variabel tersebut menyebabkan
kenaikan harga pupuk kandang menjadi Rp 654,80 per kg atau 13.096 per karung, harga pupuk organik cair menjadi Rp 40.599 per liter, harga pestisida organik
menjadi Rp 75.510 per liter, harga jerami menjadi Rp 802.080 per truk dan harga kemasan menjadi Rp 635 per paket kemasan. Nilai–nilai parameter kelayakan
dengan uji switching value kenaikan harga biaya variabel dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13 Analisis Switching Value Jika Terjadi Kenaikan Harga Biaya Variabel
No. Variabel
NPV Rp Net BC
IRR Payback
period Tahun
1. Pupuk kandang
2,58 1,00
5,26 3,70
2. Pupuk Cair
Organik 2,58 1,00 5,26
3,70 3. Pestisida
Organik 2,58
1,00 5,26
3,70 4. Jerami
2,58 1,00
5,26 3,70
5. Kemasan 66.127,19
1,00 5,27
3,69
7.1.4.2 Analisis Switching Value Jika Terjadi Penurunan Volume Penjualan
Per Tahun
Variabel lain yang dilakukan uji switching value adalah terjadinya penurunan volume produksi. Hasil uji menunjukkan bahwa usahatani Asparagus
ramah lingkungan akan tetap layak hingga terjadi penurunan volume penjualan sebesar 42,7 persen. Dengan persentase penurunan tersebut, maka volume
produksi turun dari yakni menjadi 741,23 kg pada tahun pertama, 4.851,71 kg pada tahun kedua, 5.761,40 kg pada tahun ketiga dan 6.064,63 kg pada tahun
keempat. Nilai–nilai parameter kelayakan dengan uji switching value penurunan volume penjualan sebesar 42,7 persen dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14 Analisis Switching Value Jika Terjadi Penurunan Volume Penjualan 42,7 Persen Per Tahun
No. Kriteria investasi
Satuan Nilai kriteria investasi
1. NPV Rp
66.127,19 2. Net
BC -
1,00 3. IRR
5,27 4.
Payback period Tahun
3,69
Berdasarkan tabel 13, penurunan volume penjualan sebesar 42,7 persen menurunkan NPV yang diterima perusahaan, yakni dari 7.124.166,90 menjadi
66.127,19 dengan masa pengembalian modal juga semakin lama, yakni menjadi 3 tahun 6 bulan 9 hari.
7.1.4.3 Analisis Switching Value Jika Terjadi Penurunan Harga Jual