Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Definisi Pertanian Organik

Dari perumusan masalah tersebut, maka permasalahan yang akan diidentifikasi dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana daya dukung aspek teknis, pasar, manajemen dan sosial terhadap kelayakan usaha? 2. Apakah investasi usahatani Asparagus layak secara finansial? 3. Bagaimana Switching value dari kenaikan harga pada masing-masing komponen biaya variabel, penurunan volume penjualan dan penurunan harga jual Asparagus?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah: 1. Menganalisis daya dukung aspek pasar, teknis, manajemen dan sosial terhadap kelayakan usaha. 2. Menganalisis kelayakan investasi usahatani secara finansial. 3. Menganalisis Switching value dari kenaikan harga pada masing-masing komponen biaya variabel, penurunan volume penjualan dan penurunan harga jual Asparagus.

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini antara lain: 1. Bagi Agro Lestari, diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam melakukan pengembangan usaha 2. Bagi pembaca, diharapkan dapat menjadi masukan untuk memperluas wawasan dan sebagai referensi untuk melakukan penelitian berikutnya. II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Pertanian Organik

Berdasarkan keterangan dari SNI 01-6729-2002, istilah organik diartikan sebagai istilah pelabelan yang menyatakan bahwa suatu produk telah diproduksi sesuai dengan standar produksi organik dan disertifikasi oleh otoritas atau lembaga sertifikasi resmi. Sedangkan pertanian organik adalah sistem manajemen holistik yang meningkatkan dan mengembangkan kesehatan agro-ekosistem, termasuk keragaman hayati, siklus biologi dan aktivitas biologi tanah. Pada umumnya, penggunaan bahan kimia terbesar dalam pertanian konvensional adalah pada penyuburan tanah dan pemberantasan hama dan penyakit. Selain menggunakan pupuk kandang, tanaman yang berasal dari famili Leguminosae seperti kacang-kacangan, mempunyai bintil akar yang yang dapat menambat nitrogen yang dapat diserap oleh tanaman Pracaya, 2007. Pupuk organik memiliki peran penting, yakni terkait perbaikan struktur tanah dan kapasitas penahanan air dalam perakaran, aerasi yang meningkat dari media perakaran, kerapatan massa yang lebih rendah, dan meningkatnya kapasitas tukar kation KTK dan pemegangan nutrien utama lainnya, nitrogen dan phospor Williams, 1993. Pemberian pupuk organik harus dilakukan dalam komposisi yang benar, dan harus memiliki nisbah nitrogen terhadap karbon yang tinggi agar dapat menahan nutrien meningkatkan pertumbuhan tanaman Williams, 1993. Secara praktis, pupuk organik jarang digunakan langsung, melainkan dicampur dengan bahan lain, dan untuk menentukan takaran pemberiannya, diperlukan suatu analisis dengan contoh perlakuan. Selain pupuk organik, pestisida organik juga memiliki peranan peranan penting dalam pemelihraan tanaman. Beberapa pestisida organik yang dapat digunakan antara lain nimba, kelor, mengkudu, awar-awar, brotowali, tuba, gadung merambat, ginseng kolesom dan kemangi. Badan Litbang Pertanian mengartikan dan mengelompokkan pertanian organik penggunaan pupuk organik atas dua pengertian, yakni: 1. Pertanian Organik ”Absolut” POA yang diartikan sebagai pertanian yang sama sekali tidak menggunakan input kimia anorganik, hanya menggunakan bahan alami berupa bahan atau pupuk organik. Sasaran utama dari produk ini adalah menghasilkan produk dan lingkungan yang bersih dan sehat. Sistem pertanian ini dinilai kurang mengutamakan produktivitas, namun memiliki nilai ekonomi yang relatif lebih tinggi. 2. Pertanian Organik ”Rasional” POR yang diartikan sebagai sistem pertanian yang menggunakan bahan organik sebagai salah satu masukan yang berfungsi untuk pembenah tanah dan suplemen buatan kimia anorganik. Dalam sistem POR masih digunakan biopestisida. Sistem pertanian ini mengutamakan produktivitas, efisiensi produksi, keamanan dan kelestarian lingkungan dan sumber daya. Pertanian absolut seperti yang dijabarkan di atas dikelola secara ketat berdasarkan SNI 01-6729-2002 tentang pertanian organik. SNI tersebut mengacu pada banyak hal untuk bisa menetapkan bahwa suatu produk bisa dikatakan organik. SNI mengacu pada pengelolaan lahan, air, tanaman dan ternak, pengemasan, pelabelan, dan sertifikasi. Sertifikasi organik adalah proses untuk mendapatkan pengakuan bahwa proses budidaya pertanian organik atau proses pengolahan produk organik dilakukan berdasarkan standar dan regulasi yang ada. Indonesia belum memiliki regulasi mengenai sertifikasipelabelan produk organik dan akreditasi Lembaga Sertifikasi Pertanian Organik LSPO. Saat ini sedang tahap penyusunan . Dari pengertian yang dijabarkan Badan Litbang Pertanian tentang pertanian organik, maka sistem pertanian yang dijalankan oleh Agro Lestari mengacu pada pertanian organik rasional. Hal ini dikarenakan masih adanya penggunaan biopestisida. Namun, produk yang dihasilkan belum bisa dikatakan sebagai produk organik karena Agro Lestari belum sampai pada tahap sertifikasi. Walau demikian, sampai saat ini PT Agro Lestari menjalankan usaha budidaya tanaman Asparagus dengan cara-cara yang ramah lingkungan, yakni dengan penggunaan bahan-bahan yang ramah lingkungan dan meminimumkan resiko dari residu bahan kimia dalam kegiatan budidayanya.

2.2 Sayuran Organik