Perencanaan Produksi Proses Produksi

sarana-sarana yang tidak tersedia, Agro Lestari mendapatkan dari pihak luar baik dari petani lain maupun dari toko saprotan lain. Agro Lestari memproduksi benih Asparagus dan membibitkannya sendiri. Selain untuk kebutuhan kebun sendiri, bibit yang diproduksi juga diperuntukkan untuk petani-petani plasma yang bekerjasama dengan Agro Lestari dan petani- petani lain. Namun, tidak selalu bibit yang digunakan adalah bibit sendiri, melainkan terkadang membeli dari petani lain. Hal ini dilakukan ketika persediaan bibit yang diproduksi oleh Agro Lestari tidak mencukupi. Harga bibit yang dijual Agro Lestari seharga Rp 3.500,00 per polybag. Media tanam yang digunakan adalah sekam dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Selain bibit, Agro Lestari juga membuat sendiri untuk pupuk kandang dan biopestisida. Agro Lestari memiliki sejumlah tenaga kerja intitetap yang disebar ke dalam bagian-bagian. selain tenaga inti, Agro Lestari juga mempekerjakan tenaga harian tetap dan tidak tetap. Lahan budidaya untuk proyek akan ini berada di Desa Cibedug, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor. Lahan yang akan digunakan adalah lahan sewa dengan biaya sebesar Rp 4.000.000,00hatahun. Keputusan untuk menyewa lahan didasarkan atas beberapa keputusan seperti keterbatasan modal dan usia dari tanaman yang direncanakan.

5.4.2 Subsistem Budidaya Asparagus officionalis

5.4.2.1 Perencanaan Produksi

Perencanaan produksi menyangkut memperkirakan berapa jumlah bibit Asparagus yang akan ditanam, berapa jumlah kebutuhan bahan-bahan yang diperlukan pupuk kandang, pupuk cair, pestisida, dan lain-lain, serta bagaimana teknik budidaya yang akan diterapkan. Perencanaan produksi dapat membantu untuk penyusunan jadwal perencanaan produksi yang dibutuhkan perusahaan dalam menjalankan usahataninya. Jadwal perencanaan produksi dapat dilihat pada tabel 1.

5.4.2.2 Proses Produksi

Proses produksi Asparagus diawali dengan kegiatan pembukaan lahan, kemudian disusul dengan pembibitanpersemaian, penanaman, pemeliharaan, dan panen. Proses produksi yang dijalankan perusahaan diusahakan untuk memaksimumkan penggunaan input yang ada diperusahaan. 1. Persiapan Lahan Persiapan lahan diawali dengan kegiatan membersihkan lahan dari tanaman–tanaman yang berada di kebun yang bersifat mengganggu bagi pertumbuhan Asparagus. Langkah selanjutnya pengolahan tanah dengan pencangkulan dan perataan tanah kembali. Dengan ukuran bedeng 1 x 10 m, jarak antar antar tanaman dalam bedeng 50 cm dan jarak antar bedeng 50 cm, maka dalam satu ha akan terdapat kurang lebih 20.000 bibit tanaman. Setelah pengolahan tanah selesai, langkah selanjutnya adalah membiarkan tanah selama kurang lebih 15 hari agar tanah lebih mengering. Setelah tanah sudah lebih mengering, dilakukan pemberian kompos atau pupuk kandang dan kapur dolomite. Penggunaan pupuk kandang dipergunakan untuk meningkatkan kesuburan tanah. Selain itu, tanaman Asparagus juga diketahui memiliki daya serap yang baik untuk pupuk kandang dibanding dengan pupuk sintesis Agro Lestari, 2008. Dalam hal ini, pupuk kandang yang digunakan untuk usahatani Asparagus adalah kotoran ayam. Pemilihan kotoran ayam sebagai pupuk kandang didasarkan kotoran ayam memiliki kandungan Nitrogen tiga kali lebih besar dibanding dengan kotoran lain seperti kotoran kambing, babi, kuda dan sapi. Kandungan hara yang lebih besar tersebut dikarenakan bagian cair urine tercampur dengan bagian padat Hardjowigeno, 1995. Selain pupuk kandang, pada lahan tersebut juga akan diberikan kapur dolomite untuk menetralkan keasaman tanah. 2. Pembibitanpersemaian Selain membeli dari petani lain, pihak Agro Lestari juga menyiapkan bibit Asparagus sendiri. Perusahaan menyiapkan bibit dari tanaman yang dinilai memiliki kualitas yang baik dan sudah berusia tua, yakni minimal berusia dua tahun. 3. Penanaman Sebelum ditanami oleh bibit Asparagus, kesuburan tanah terlebih dahulu disamaratakan. Tanah diberikan pupuk kandang kembali sebanyak 30 tonha. Setelah tanah siap, dibuat lubang tanam. Setelah lubang tanam siap, bibit dimasukkan kedalam lubang tanam sedalam 3-5 cm, lalu ditimbun oleh tanah galian di sekitarnya. Bibit yang dimasukkan ke dalam lubang adalah bibit yang berusia kurang lebih tiga bulan dengan tinggi minimal 20 cm. Setelah penanaman bibit sudah selesai, tanah bedengan ditutupi oleh jerami. Penutupan tanah dengan jerami dimaksudkan untuk mengurangi penguapan air tanah sehingga kelembaban tanah terjaga. Sedangkan tujuan lainnya adalah untuk menghindari pertumbuhan gulma di sekitar tanaman Asparagus. 4. Pemeliharaan Pemeliharaan dalam budidaya Asparagus meliputi penyiraman, penyiangan dan pemupukan. Penyiraman ini disesuaikan dengan kondisi curah hujan di lahan. Penyiraman secara manual dibutuhkan lebih intensif pada saat musim kemarau tiba, atau pada saat curah hujan tidak mencukupi. Hal berikutnya yang perlu diperhatikan adalah penyiangan. Walaupun tanah sudah ditutupi oleh jerami, penyiangan adalah salah satu kegiatan yang perlu diperhatikan. Berikutnya meliputi pemupukan yang terdiri dari pemupukan pupuk kandang dan pupuk cair. Pupuk kandang diberikan enam bulan satu kali dengan kebutuhan 30 tonhatahun atau 1500 karung. Sedangkan pupuk cair diberikan setiap empat bulan sekali dengan kebutuhan 240 literhatahun. Pupuk cair yang digunakan adalah versiganic yang berfungsi sebagai pupuk daun dan akar. Pupuk cair diberikan pertama kali pada saat memasuki bulan keempat setelah penanaman. Pupuk cair diencerkan terlebih dahulu, dimana 1 ml pupuk cair diencerkan dengan 1000 ml air. Hal yang juga perlu diperhatikan adalah penyemprotan pestisida organik. Tanaman Asparagus relatif rentan terhadap jamur yang menimbulkan bercak pada daun. Untuk menghindarinya dapat dilakukan penyemprotan dengan pestisida organik. Beberapa jenis bahan yang digunakan oleh Agro Lestari untuk membuat pestisida organik antara lain tanaman tembakau, mindy, suren, sirsak, lengkoas, temulawak, sereh, bawang merah dan bawang putih. Adapun komposisi bahan pestisida akan disesuaikan dengan jenis hama dan penyakit yang ingin dibasmi. 5. Panen Salah satu keunggulan dari membudidayakan tanaman Asparagus di Indonesia adalah Asparagus bisa dipanen sepanjang tahun. Pemanenan bisa dilakukan pertama kali pada bulan kedelapan sejak penanaman. Asparagus yang dipanen oleh Agro Lestari adalah Asparagus hijau. Asparagus hijau dipanen saat rebung sudah keluar dari permukaan tanah. Asparagus yang dipanen adalah rebung yang sudah berukuran 20-30 cm dan diameter 2 cm.

5.4.2.3 Pengendalian Produksi