2.3 Kerangka Berpikir
Kemampuan menulis naskah drama siswa kelas VIII B MTs Nuril Huda Tarub masih belum sesuai dengan hasil yang diinginkan. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor yaitu faktor siswa, guru, dan sekolah. Faktor dari siswa yaitu siswa sulit menuangkan ide cerita mereka sebagai
bahan utama dalam menulis naskah drama, mereka membutuhkan waktu yang lama untuk menemukan ide cerita sehingga waktu yang disediakan untuk
pembelajaran menulis naskah drama habis hanya untuk menemukan ide cerita. Permasalahan selanjutnya seandainya siswa sudah bisa menemukana ide adalah
siswa belum mampu menyusun kalimat yang sesuai ide cerita mereka menjadi dialog antartokoh. Kemudian, permasalahan yang dialami siswa adalah siswa
sering mengabaikan cara menulis naskah drama yang benar sehingga masih perlu adanya perbaikan.
Faktor dari guru yaitu kurangnya variasi teknik, metode, atau pun media yang mereka gunakan dalam pembelajaran menulis naskah drama sehingga siswa
kurang antusias mengikuti pembelajaran. Akibatnya, siswa meremehkan pelajaran yang guru ajarkan. Oleh karena itu, seharusnya guru dapat menggunakan berbagai
teknik, metode, atau pun media yang tepat dan menarik untuk siswa. Faktor dari sekolah yaitu kurang memberikan fasilitas kepada guru dan
siswa untuk lebih inovatif dalam memanfaatkan media pembelajaran. Melalui penelitian ini penulis mencoba memberikan solusi lain dalam
pengajaran menulis naskah drama terutama kesulitan siswa dalam menemukan ide cerita dan menuangkan ide cerita tersebut menjadi sebuah naskah drama. Penulis
akan menggunakan teknik membuat kerangka tulisan dan media komik. Media komik akan membantu siswa dalam menemukan ide, adapun teknik membuat
kerangka tulisan akan memudahkan siswa dalam menuangkan ide mereka menjadi naskah drama.
Teknik membuat kerangka tulisan akan membantu siswa dalam menuangkan ide cerita mereka dalam bentuk tulisan yang sederhana, sistematis,
dan padu sehingga apa yang akan ditulisnya tidak melebar dan keluar dari konsep awal. Selain itu, kerangka tulisan dapat membantu siswa dalam mengembangkan
ide cerita mereka karena mereka telah memiliki pedoman dalam menulis naskah drama. Oleh karena itu, penulis menggunakan teknik membuat kerangka tulisan
untuk mengatasi kesulitan siswa menuangkan ide cerita yang sudah mereka dapatkan ke dalam naskah drama.
Pada saat pembelajaran, terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan oleh siswa dan guru. Kegiatan awal yang dilakukan adalah guru mengondisikan siswa
agar siap belajar, kemudian melakukan apersepsi dengan siswa, menjelaskan tujuan pembelajaran dan menyampaikan pokok materi yang akan dipelajari.
Setelah itu, siswa dikelompokkan dengan setiap kelompok terdiri atas 4-5 siswa. Setelah itu, Siswa memperhatikan contoh naskah drama yang dibuat berdasarkan
komik dengan teknik membuat kerangka tulisan. Kemudian, siswa secara berkelompok berdiskusi untuk mengidentifikasi dan menyusun kerangka tulisan
cerita berdasarkan urutan gambar pada komik. Setelah itu, siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka. Kemudian, siswa mencermati
komik lagi yang berbeda dari contoh. Kemudian, siswa menentukan konflik yang
terjadi dari cerita komik. Setelah itu, siswa membuat kerangka tulisan dari cerita komik. Setelah itu, siswa mengembangkan kerangka tulisan dan dialog yang telah
dibuat menjadi cerita drama satu babak. Kemudian, siswa menulis dan menyunting naskah drama satu babak. Terakhir, pembelajaran ditutup dengan
menyimpulkan pembelajaran saat itu, guru dan siswa melakukan refleksi, dan pemberian tindak lanjut.
2.4 Hipotesis Tindakan