2.2.1.3.5 Tema
Tema menurut Waluyo 2001:24 adalah gagasan pokok yang terkandung dalam drama. Tema berhubungan dengan premis dari drama tersebut yang
berhubungan pula dengan nada dasar dari sebuah drama dan sudut pandang yang dikemukakan oleh pengarangnya.
Menurut Scharbach dalam Aminuddin 2010:91, tema adalah ide yang mendasari suatu cerita sehingga berperan juga sebagai pangkal tolak pengarang
dalam memaparkan karya fiksi yang diciptakannya. Harymawan dalam Wiyatmi 2009:49 berpendapat bahwa tema adalah
rumusan intisari cerita sebagai landasan idiil dalam menentukan arah tujuan cerita. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tema adalah ide pokok yang
menjadi dasar ceritalakon drama.
2.2.1.3.6 Petunjuk Teknis
Menurut Suwandi 2007:38, teks samping atau petunjuk teknis berguna sebagai petunjuk bagi pemeran. Teks samping berisi segala sesuatu yang
harus dilakukan ketika naskah drama dipentaskan. Teks samping ditulis dengan huruf miring dan atau dalam tanda kurung.
Petunjuk teknis adalah keterangan yang menggambarkan gerakan- gerakan yang dilakukan pemain, tempat terjadinya peristiwa, keadaan panggung
setiap babak, dan tentang bagaimana dialog itu diucapkan Komaidi 2007:231. Menurut Brahim 1968:69, di dalam drama seringkali terdapat
petunjuk yang diberikan oleh pengarang berkenaan dengan gerak tubuh yang
harus dilakukan pemain, yaitu dengan keterangan-keterangan yang terdapat diantara tanda kurung disamping kata-kata yang harus diucapkan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa petunjuk teknis atau teks samping adalah petunjuk yang tidak hanya menggambarkan sikap dan tingkah
laku tokoh tetapi juga memberikan gambaran panggung pada setiap babak.
2.2.1.3.7 Konflik
Arifin 2009 berpendapat bahwa konflik drama adalah ketegangan atau pertentangan dalam drama pertentangan antara dua kekuatan, pertentangan
dalam diri seorang tokoh, dua orang tokoh, atau kelompok penyebab konflik antara lain: dengan diri sendiri konflik batin, antartokoh, budaya,
alamlingkungan sosial. Menurut Brahim 1968:70, konflik merupakan pertentangan antara
pribadi yang berlawanan, antara manusia dengan sekelilingnya, dan antara kemauan, perasaan, dan minat yang berlawanan.
Kosasih 2012:136 menambahkan bahwa konflik dalam drama terjadi jika tokoh utama menemukan rintangan-rintangan antara dia dan tujuannya, dan
dia mengalami kesalahpahaman dalam perjuangan untuk mengatasi rintangan- rintangan tersebut.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa konflik merupakan pertentangan yang dialami tokoh dalam drama.
Selain unsur-unsur yang disebutkan di atas, menurut Sumardjo 1986:136- 139 masih terdapat beberapa unsur lagi yang membedakan naskah drama dengan
karya fiksi lain yaitu adanya babak, adegan, prolog, epilog, solilokui, dan aside. Babak adalah bagian dari naskah drama yang merangkum semua peristiwa
yang terjadi di satu tempat pada urutan waktu tertentu. Adegan adalah bagian dari babak yang batasannya ditentukan oleh
perubahan peristiwa berhubung datangnya atau perginya seorang atau lebih tokoh cerita ke atas pentas.
Prolog adalah bagian naskah yang ditulis pengarang pada bagian awal berupa pengantar naskah yang dapat berisi satu atau beberapa keterangan
pengarang tentang cerita yang kan disajikan. Epilog adalah bagian naskah yang ditulis pengarang pada bagian akhir,
biasanya berisi kesimpulan pengarang mengenai cerita. Solilokui adalah bagian lain dari naskah drama yang berisi ungkapan pikiran
dan perasaan seorang tokoh cerita yang diucapkannya pada dirinya sendiri baik pada saat ada tokoh lain maupun saat ia sendiri.
Aside adalah bagian naskah drama yang diucapkan oleh salah seorang tokoh cerita dan ditujukan langsung kepada penonton dengan pengertian bahwa tokoh
lain yang ada di pentas tidak mendengar.
2.2.2 Menulis Naskah Drama Satu Babak