Kemudian, siswa mengumpulkan hasil pekerjaan mereka kepada guru. Setelah dikumpulkan, diketahui naskah drama yang mendapat stempel terbanyak dan
diraih seorang siswi. Kemudian, guru memberikan penghargaan kepada siswi tersebut dengan diiringi tepuk tangan dari teman-teman.
Kegiatan siswa dan guru pada kegiatan penutup pertemuan kedua siklus II sebenarnya hampir sama dengan kegiatan penutup pada siklus II. Bedanya adalah
pada siklus II ini, siswa lebih diberi motivasi dan penguatan supaya senang menulis naskah drama satu babak karena dapat memberikan manfaat.
Secara keseluruhan proses pembelajaran siklus II lebih baik dibandingkan siklus I. Berdasarkan observasi dan jurnal guru terlihat siswa kelas VIII B MTs
Nuril Huda Tarub lebih kondusif dan waktunya lebih efektif untuk menulis naskah drama satu babak.
4.2.2 Peningkatan Keterampilan Menulis Naskah Drama Satu Babak
dengan Teknik Membuat Kerangka Tulisan Berdasarkan Media Komik
Berikut ini akan disajikan sebuah tabel yang berisi nilai menulis naskah drama satu babak dengan teknik membuat kerangka tulisan berdasarkan media
komik yang dilaksanakan pada siklus I, siklus II, dan peningkatan yang dialami.
Tabel 21 Peningkatan Keterampilan Siswa dalam Menulis Naskah Drama Satu Babak dengan Teknik Membuat Kerangka Tulisan
Berdasarkan Media Komik
No. Aspek siklus
I siklus II
Peningkatan Menulis Naskah Drama Siklus
I - Siklus II Rata-
rata Rata-
rata 1 Kejelasan
penokohan 73,68 89,47 15,79
2 kejelasan alur
yang dibangun 73,03
81,57 8,54 3
kesesuaian latar dengan adegan
76,97 85,52 8,55
4 kesesuaian dialog dengan
watak dan adegan tokoh 71,71
81,57 9,86 5
ketajaman dan kemenarikan konflik
71,05 79,60 8,55
6 kaidah penulisan naskah
drama 67,10
78,28 11,18 Nilai Rata-rata Kelas
72,25 82,67
10,42
Berdasarkan tabel 21 di atas dapat diketahui perbandingan dan peningkatan nilai menulis naskah drama satu babak siklus I dan siklus II. Nilai
rata-rata tiap aspek mengalami peningkatan, demikian juga dengan nilai rata-rata secara keseluruhan. Nilai rata-rata pada siklus I sebesar 72,25. Pada siklus II nilai
rata-rata menjadi 82,67 atau meningkat sebesar 10,42. Pada siklus I terdapat 5 aspek yang nilai rata-ratanya di bawah standar. Tiga aspek yang memiliki nilai
rata-rata paling rendah adalah aspek kaidah penulisan naskah drama satu babak,
konflik, dan kesesuaian latar dengan adegan. Namun, nilai rata-rata tiap aspek pada siklus II semuanya di atas 77.
Pada siklus I diketahui bahwa nilai rata-rata aspek penokohan hanya 73,68 mengalami peningkatan sebesar 15,79, menjadi 89,47. Nilai rata-rata kelas untuk
aspek alur pada siklus I sebesar 73,03 mengalami peningkatan menjadi 81,57 atau meningkat sebesar 8,54. Nilai rata-rata kelas untuk aspek latar pada siklus I
sebesar 76,97 mengalami peningkatan menjadi 85,52 atau meningkat sebesar 8,55. Nilai rata-rata kelas untuk aspek dialog yang semula hanya 71,71 mengalami
peningkatan sebesar 9,86 atau menjadi 81,57. Aspek konflik pada siklus I nilai rata-ratanya sebesar 71,05 mengalami peningkatan sebesar 8,55 atau menjadi
79,6 pada siklus II. Aspek kaidah penulisan naskah drama pada siklus I rata- ratnya hanya sebesar 67,10 dan merupakan aspek terendah, mengalami
peningkatan sebesar 11,18 atau menjadi 78,28 pada siklus II. Awalnya kemampuan menulis naskah drama satu babak masih rendah.
Akan tetapi, setelah dilakukan tindakan berupa penerapan teknik membuat kerangka tulisan berdasarkan media komik nilai siswa meningkat. Siswa sudah
mampu menerapkan teknik membuat kerangka tulisan berdasarkan media komik dalam menulis naskah drama satu babak. Peningkatan tersebut merupakan tujuan
yang ingin dicapai dari penelitian ini. Dengan demikian, penelitian menggunakan teknik membuat kerangka tulisan berdasarkan media komik telah berhasil
dilaksanakan.
4.2.3 Perubahan Perilaku Siswa Kelas VIII B MTs Nuril Huda Tarub