2.2.1 Drama Satu Babak
Teori-teori mengenai drama yang digunakan dalam penelitian ini meliputi pengertian drama satu babak, naskah drama satu babak, dan unsur-unsur naskah
drama satu babak.
2.2.1.1 Pengertian Drama Satu Babak
Secara etimologis, kata drama berasal dari bahasa Yunani, dram yang berarti gerak. Tontonan drama memang menonjolkan percakapan dialog dan
gerak-gerik para pemain di panggung, percakapan dan gerak-gerik itu memeragakan cerita yang ditulis dalam naskah Wiyanto 2007:1.
Menurut Hasanuddin 1996:7, drama merupakan suatu genre sastra yang ditulis dalam bentuk dialog-dialog dengan tujuan untuk dipentaskan sebagai suatu
seni pertunjukan. Menurut Titik 2003:38-39, kekuatan drama ada pada dialog-dialognya
karena lebih dari 90 drama merupakan dialog, selebihnya merupakan penjelasan latar, tokoh-tokoh, dan situasi yang terjadi. Oleh karena itu, pilihan kata dalam
dialog dituntut untuk pas, sesuai dengan karakter tokoh. Menurut Suharianto 2005:58, istilah “drama” semula berasal dari
Yunani berarti perbuatan atau pertunjukan. Oleh karena itu, cara menikmati dan memahami karya sastra drama ini harus dengan menontonnya. Berbeda dengan
cerpen, novel, atau pun puisi yang cara menikmati dan memahaminya dengan cara membaca. Membaca naskah drama juga dapat digunakan untuk memahami drama.
Akan tetapi, secara esensial itu bukanlah menikmai drama secara sebenarnya,
karena sebuah “seni drama” belum kelihatan lengkap dan sempurna sebelum naskah tersebut dipentaskan.
Waluyo 2001:12 menambahkan bahwa pembabakan plot dalam drama biasanya diwujudkan dalam babak dan adegan. Perbedaan babak berarti
perbedaan latar, baik berupa waktu, tempat, maupun ruang. Perbedaan itu cukup beralasan karena latar berubah secara fundamental.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa drama satu babak adalah sebuah lakon drama yang hanya terdiri atas satu setting saja, baik dalam seni
pertunjukan maupun dalam bentuk naskah drama.
2.2.1.2 Naskah Drama Satu Babak
Naskah drama menurut Wiyanto 2007:31-32 adalah karangan yang berisi cerita atau lakon yang mengutamakan ucapan para tokoh. Dalam naskah
tersebut termuat nama-nama tokoh dalam cerita, dialog yang diucapkan para tokoh dan keadaan panggung yang diperlukan. Bahkan kadang-kadang juga
dilengkapi penjelasan tentang tata busana, tata lampu, dan tata suara. Komaidi 2007:230-231 meneruskan bahwa naskah drama adalah
panduan dalam bermain drama atau teater, tidak mengisahkan cerita secara langsung tapi melalui dialog para tokoh, serta ditulis selengkap-lengkapnya tidak
hanya percakapan, melainkan juga disertai keterangan atau petunjuk. Leksono 2007:42 menambahkan bahwa naskah drama adalah suatu
rangkaian pengucapan maupun percakapan dalam bentuk tulisan yang tersusun sedemikian rupa dengan mempertimbangkan tema, isi, dan alur cerita. Biasanya
disertakan keterangan tentang karakter atau perwatakan tokoh, usia, suasana, waktu, serta latar belakang tempat peristiwa itu terjadi. Perbedaan latar belakang
dari suatu tempat peristiwa, waktu serta suasana, biasanya dibedakan dalam bentuk pembagian babak.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas mengenai naskah drama, dapat disimpulkan bahwa naskah drama satu babak adalah naskah yang berisi panduan
dalam bermain drama, tulisannya berbentuk dialog-dialog disertai petunjuk teknis, dan hanya terdiri atas satu setting saja.
2.2.1.3 Unsur-Unsur Naskah Drama Satu Babak