2.2.1.3.1 Alurplot
Menurut Atmowiloto 2002:19-20, plot merupakan rangkaian sebab dan akibat yang bersumber dari suatu konflik sehingga membentuk jalinan cerita yang
utuh dan menggambarkan ide dasar. Suharianto 2005:59-61 menjelaskan bahwa alur merupakan unsur yang
esensial dalam sebuah drama. Secara struktural, alur drama terdiri atas lima bagian, yaitu:
a Pemaparan atau eksposisi, bagian ini sering disebut dengan pembenihan
awal karena berisi penjelasan situasi awal suatu cerita. Pada bagian ini akan ditampilkan hal-hal yang berhubungan dengan latar cerita drama dan
aspek psikologis tokoh. Situasi cerita masih dalam keseimbangan, belum menggambarkan adanya suatu konflik.
b Penggawatan atau komplikasi, bagian ini sering disebut dengan
penanjakan atau rising action. Pada bagian ini keseimbangan mulai terganggu sehingga menimbulkan adanya konflik. Konflik akan semkin
dikembangkan terus dan akan berlangsung semakin menanjak menuju ke titik puncak.
c Puncak atau klimaks, yaitu bagian cerita yang merupakan puncak
ketegangan cerita, merupakan titik perselisihan paling tinggi antara protagonis dan antagonis.
d Peleraian atau anti klimaks, bagian ini sering disebut pula denoument.
Pada bagian ini konflik mulai terpecahkan.
e Penyelesaian atau kongklusi, bagian ini sering disebut pula dengan
catastrophe atau resolusi. Pada bagian ini akhir seluruh dari tahapan alur yang berisi jawaban atas berbagai masalah yang terjadi pada bagian-
bagian sebelumnya. Menurut Hudson dalam Brahim 1968:71, alur drama tersusun atas
garis lakon, yaitu pertama dimulai dengan insiden konflik mulai. Kedua penanjakan yaitu berkembangnya konflik dan bertambah ruwet, tetapi jalan
keluarnya masih samar-samar tak menentu. Ketiga klimaks yaitu titik balik dari konflik dan akhir cerita sudah dapat ditentukan. Keempat penyelesaian yaitu
menurunnya konflik yang sudah bisa dibayangkan jalan keluarnya. Terakhir yaitu berakhirnya konflik.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa alur adalah rangkaian jalinan peristiwa dalam drama yang memerhatikan hubungan sebab akibat sehingga
membentuk kepaduan dan keutuhan cerita.
2.2.1.3.2 Tokoh dan Penokohan