29 bangun ruang dan menentukan jaring-jaring berbagai bangun ruang. Materi sifat-
sifat dan jaring-jaring bangun ruang dapat terangkum sebagai berikut: Tabel 2.1 Rangkuman Materi Sifat-sifat Bangun Ruang
No Nama Bangun Banyaknya
Jumlah sisi + titik sudut
Hubungan jumlah sisi,
titik sudut dan
banyaknya rusuk
Sisi Titik sudut
Rusuk
1 Kubus
6 8
12 6 + 8 = 14
14= 12+2 2
Balok 6
8 12
6 + 8 =14 14= 12+2
3 Prisma Segitiga
5 6
9 5 + 6 = 11
11= 9+2 4 Prisma
Segilima 7
10 15
7 + 10 = 17 17= 15+2
5 Limas Segiempat
5 5
8 5 + 5 = 10
10= 8+2 6 Limas
Segienam 7
7 12
7 + 7 = 14 14= 12+2
7 Kerucut
2 1
2 + 0 = 2 2
≠ 1 + 2 8
Tabung 3
2 3 + 0 = 3
3 ≠ 2 + 2
2.2.8 Penerapan Pembelajaran Matematika Realistik di SD
Penerapan RME dalam pembelajaran matematika merupakan implementasi dari langkah-langkah RME yang berdasarkan pada prinsip dan karakteristik RME.
Penerapan Pembelajaran Matematika Realistik RME dalam materi sifat-sifat dan jaring-jaring berbagai bangun ruang di SD adalah sebagai berikut:
1 Tahap Persiapan, pada tahap ini sebelumnya guru terlebih dahulu
mempersiapkan skenario pembelajaran yang berupa RPP. Selanjutnya guru mempersiapkan materi pemebelajaran tentang sifat-sifat dan jaring-jaring
berbagai bangun ruang. Selain menyiapkan materi guru juga menyiapkan
30 permasalahan kontekstual dan memprediksi strategi-strategi yang akan
digunakan dalam pembelajaran. Guru juga menyiapkan alat peraga atau media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran yaitu berupa
benda-benda yang ada dan sering terlihat oleh siswa seperti kotak bungkus pasta gigi, kotak bungkus sabun mandi, topi ulang tahun, bola, kaleng
susu, dan lain-lain. 2
Tahap Proses Pembelajaran, pada proses pembelajaran guru memulai dengan menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru menyampaikan materi
pembelajaran dengan mengajukan permasalahan kontekstual dan siswa diminta memecahkan permasalahan tersebut. Guru mengelompokan siswa
dan memberi kesempatan kepada mereka untuk memecahkan masalah tersebut dengan strategi mereka sendiri. Guru membagikan media berupa
kotak bungkus pasta gigi, kotak bungkus sabun mandi, topi ulang tahun, kaleng susu kepada masing-masing kelompok. Guru mempersilahkan
siswa berdiskusi untuk memecahkan permasalahan yang diberikan guru dengan bantuan media yang telah dibagikan. Guru memperhatikan dan
memberikan pengarahan dan bimbingan kepada kelompok-kelompok belajar. Setelah selesai berdiskusi masing-masing kelompok diminta
mempresentasikan hasil diskusinya untuk bertukar pendapat dengan kelompok lain. Guru mengamati jalannya diskusi dan mengarahkan siswa
untuk membuat kesimpulan bersama mengenai materi yang telah dipelajari. Kemudian secara perlahan guru membawa siswa ke matematika
formal.
31
3
Tahap Penutup, pada tahap penutup guru mengadakan evaluasi pembelajaran dengan memberikan soal evaluasi. Selanjutnya guru bersama
siswa mengoreksi dan menganalisa hasil evaluasi. Dan terakhir guru memberikan tindak lanjut serta memotivasi siswa agar lebih semangat
belajar dan pembelajaran ditutup.
2.2
Hasil Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian yang relevan mengkaji tentang penerapan Realistic Mathematics Education
pada pembelajaran Matematika di SD telah banyak di publikasikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Realistic Mathematics
Education pada pembelajaran matematika merupakan pendekatan pembelajaran
yang efektif diterapkan dalam pembelajaran matematika di SD. Salah satu penelitian yang relevan pernah dilakukan oleh Nur Dian
Wahyuni 2012 berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika dengan menggunakan Pendekatan Realistic Mathematics Education RME
dengan materi Bangun Ruang pada Siswa Kelas IV SD Negeri Begalon 1 Surakarta”. Dari hasil penelitiannya diperoleh data kondisi awal sebelum
dilaksanakan tindakan nilai rata-rata siswa 55,44 dengan presentase ketuntasan sebesar 28,89, siklus II nilai rata-rata kelas 66,78 dengan presentase ketuntasan
53,33, siklus II nilai rata-rata kelas 72,11 dengan presentase ketuntasan 77.78. Setelah melaksanakan penelitian dan dilakukan treatment tindakan disimpulkan
bahwa melalui pendekatan RME dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika di kelas IV SD Negeri Begalon 1.
32 Penelitian serupa juga pernah dilakukan oleh Agung Riyadi 2012 dengan
judul “Meningkatkan Hasil Belajar Matematika melalui Penerapan Pendekatan Realistic Mathematics Education
pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Gunung Gajah Kec. Bayat Kab. Klaten Tahun Pelajaran 20112012”. Di dalam abstraks
penelitian Agung yang telah dipublikasikan oleh eprints Universitas Muhamadiyah Surabaya dijelaskan permasalahan yang dikaji adalah dikarenakan
hasil belajar matematika yang masih rendah. Dari data yang diperolehnya subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri 1 Gunung Gajah yang berjumlah 31
siswa. Dijelaskan dari hasil siklus yang telah dilakukannya, siklus pertama dari 29 siswa yang hadir terdapat 31 siswa yang memperoleh nilai
≥ 75. Pada siklus kedua dari 31 siswa yang hadir terdapat 61 siswa yang memperoleh nilai
≥ 75, hal tersebut menyatakan terdapat peningkatan 34 dari siklus pertama. Pada
siklus ketiga dari 31 siswa yang hadir terdapat 87 yang memperoleh nilai ≥ 75,
hal tersebut menyatakan bahwa hasil belajar matematika siswa meningkat 22 dari siklus kedua. Berdasarkan penerapan pendekatan RME dari siklus pertama
hingga ketiga, disimpulkan hasil belajar matematika siswa meningkat. Dari keberhasilan penerapan RME pada penelitian di atas, menjadi salah
satu faktor pendukung bagi peneliti untuk melakukan penelitian. Penelitian- penelitian di atas memiliki kesamaan pada permasalahan, materi dan pendekatan
yang digunakan. Perbedaannya penelitian yang dilakukan kali ini merupakan penelitian eksperimen untuk melakukan pengujian lebih lanjut mengenai
keefektifan RME terhadap aktivitas dan hasil belajar matematika siswa bila di terapkan di SD Negeri 2 Tinggarjaya Kecamatan Jatilawang Banyumas.
33
2.3 Kerangka
Berpikir
Bagan 2.2 Pola Kerangka Berpikir
Dari bagan diatas dapat dijelaskan dalam pembelajaran matematika yang terpenting bukanlah pengajaran atau pengalihan pengetahuan, melainkan
mencakup pula pengalaman siswa untuk membangun ide dan konsep yang ditemuinya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kenyataanya guru hanya
melaksanakan pembelajaran secara konvensional tanpa disertai tindakan nyata dari siswa. Hal ini menjadi sangat tidak efektif, dan menjadikan aktivitas dan
hasil belajar siswa kurang optimal. Pembelajaran yang kurang menarik dan kurang bermakna membuat minat belajar dan aktivitas siswa menurun akhirnya
berdampak pada hasil belajar yang kurang optimal. Pembelajaran matematika harus disertai dengan tindakan yang nyata atau
perwujudan konkret di dalam proses pembelajaran di SD. Salah satu hal yang dapat dilakukan agar pembelajaran lebih menarik dan bermakna yaitu dengan
menggunakan Realistic Mathematics Education RME. RME menuntut siswa Pembelajaran
Konvensioanl Aktivitas dan Hasil
Belajar Siswa Kurang Optimal
Membosankan, Kurang Menarik dan
Kurang Bermakna
Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Lebih
Optimal RME
Efektif, Menarik dan Lebih Bermakna