51 Untuk mempermudah perhitungan peneliti menggunakan bantuan program SPSS
versi 17. Pengambilan keputusan pada uji validitas dilakukan dengan batasan r
tabel
dengan signifikansi 0,05 dan uji dua sisi. Untuk batasan r
tabel
dengan jumlah n = 36 didapat r
tabel
sebesar 0,329 pada tabel r. Jika nilai korelasi setiap soal lebih dari batasan yang ditentukan maka item tersebut dianggap valid, sedangkan jika nilai
korelasi kurang dari batasan yang ditentukan maka item dianggap tidak valid. Hasil output validitas soal menggunakan SPSS 17 dapat dilihat pada lampiran 14.
Rekap data hasil perhitungan SPSS 17 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.3. Rekapitulasi Uji Validitas Soal Tes Uji Coba dengan r
tabel
= 0.329 ; Taraf Sinifikansi 0.05 dan n= 36
Nomor Item Pearson
Correlations r
11
Validitas Nomor
Item Pearson
Correlations r
11
Validitas 1 0,370
Valid 11 0,178 Tidak
valid 2 0,496
Valid 12 -0,151 Tidak
valid 3 0,335
Valid 13 0,475 Valid
4 -0,126
Tidak valid 14
-0,067 Tidak valid
5 0,524 Valid 15 0,411
Valid 6 0,664
Valid 16 0,346 Valid
7 0,496 Valid 17 0,048
Tidak valid
8 0,355 Valid 18 0,664
Valid 9 0,412
Valid 19 0,030 Tidak
valid 10 0,436
Valid 20 0,519 Valid
Dari perhitungan data dengan menggunakan program SPSS 17 diperoleh item yang valid sebanyak 14 butir soal dan yang tidak valid sebanyak 6 butir soal.
Butir soal yang valid adalah nomor 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 13, 15, 16, 18, 20.
4.2.2. Uji Reliabelitas
Item yang valid kemudian dihitung reliabilitasnya menggunakan rumus Kuder dan Richardson KR-21.
52 Diketahui:
k= 14, M= 8.69, V
1
= 9,70
, ,
. ,
, ,
, ,
, ,
, ,
, ,
, Keterangan:
= reliabilitas instrumen k
= banyak butir soal m
= skor rata-rata = varians total
Nilai reliabilitas per item dilihat dari perbandingan antara r
hitung
dengan r
tabel
. Jika r
hitung
r
tabel
, maka item tersebut dikatakan reliabel. Dari hasil penghitungan menggunakan rumus Kuder dan Richardson KR-
21 diperoleh data perbandingan r
hitung
sebesar 0,713 lebih besar dari r
tabel
sebesar 0,329. Dengan demikian dari hasil r
hitung
dibanding r
tabel
diperoleh r
hitung
r
tabel,
maka semua butir soal yang valid dinyatakan sudah reliabel.
53
4.2.3. Analisis Tingkat Kesukaran
Untuk dapat mengetahui tingkat kesukaran dari instrumen maka dibutuhkan pengujian tingkat kesukaran. Untuk mengetahui tingkat kesukaran
dilakukan perhitungan dengan membandingan banyaknya jumlah siswa yang menjawab soal benar pada setiap butir soal dibanding dengan jumlah peserta tes.
Berdasarkan hasil perhitungan manual diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.4. Analisis Tingkat Kesukaran
No. Soal
P Kriteria
No. Soal P
Kriteria 1
0,69 Sedang
11 0,89
Mudah 2
0,69 Sedang
12 0,83
Mudah 3
0,67 Sedang
13 0,69
Sedang 4
0,86 Mudah
14 0,92
Mudah 5
0,78 Mudah
15 0,28
Sulit 6
0,78 Mudah
16 0,28
Sulit 7
0,69 Sedang
17 0,67
Sedang 8
0,67 Sedang
18 0,69
Sedang 9
0,69 Sedang
19 0,83
Mudah 10
0,81 Mudah
20 0,28
Sulit
Keterangan: warna baris hijau menandakan soal tersebut sudah valid dan reliabel.
Harga tingkat kesukaran yang diperoleh, kemudian dikonsultasikan dengan ketentuan sebagai berikut: soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal
sukar; soal dengan P 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang; soal dengan P 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah Nana Sudjana 2009: 137. Perbandingan tingkat
kesukaran yang digunakan dalam penlitian ini adalah 25 soal mudah, 50 soal sedang dan 25 soal sulit.
4.2.4. Uji Daya Pembeda Butir Soal
Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang
54 kurang pandai berkemampuan rendah. Sebelum perhitungan kelompok siswa
dibagi dua sesuai jumlah skor soal atau jawaban benar yang didapat menjadi kelompok atas dan kelompok bawah lampiran 17. Pengujian daya beda
diperoleh dari hasil perhitungan jumlah jawaban benar pada kelompok atas dibanding jumlah siswa pada kelompok atas PA dikurangi hasil jumlah jawaban
benar pada kelompok bawah dibanding jumlah siswa pada kelompok bawah PB. Berdasarkan hasil perhitungan manual diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.5. Daya Pembeda Soal
No. Soal PA PB D Kriteria
No. Soal PA PB D Kriteria
1 0,83 0.56
0,28 Cukup
11 0,89 0,89
-0,11 Jelek
2 0,83 0,56
0,28 Cukup
12 0,72 0,94
-0,28 Jelek
3 0,83 0,50
0,33 Cukup
13 0,89 0,50
0,39 Cukup
4 0,78 0,94
-0,17 Jelek
14 0,89 0,94
-0,11 Jelek
5 1,00 0,56
0,44 Baik 15 0,44
0,11 0,33
Cukup 6 1,00
0,56 0,44 Baik
16 0,39 0,17
0,22 Cukup
7 0,83 0,56
0,28 Cukup
17 0,67 0,67
0,00 Jelek
8 0,89 0,44
0,44 Baik 18 1,00
0,39 0,61 Baik
9 0,83 0,56
0,28 Cukup
19 0,89 0,78
0,00 Jelek
10 1,00 0,61 0,39 Cukup
20 0,50 0,06 0,44 Baik
Harga daya pembeda yang diperoleh, kemudian dikonsultasikan dengan ketentuan sebagai berikut: D
≤ 0,00 : soal jelek sekali; 0,01 – 0,20 : soal jelek; 0,21 – 0,40 : soal cukup; 0,41 – 0,70 : soal baik; 0,71 – 1,00 : soal baik sekali
Suharsimi Arikunto 2011: 213-218. Dari tabel diatas dapat dilihat terdapat 5 soal dengan kategori soal berdaya pembeda baik, 9 soal berdaya beda cukup, 6 soal
berdaya beda jelek. Soal yang dapat digunakan sebagai instrumen harus minimal berdaya beda cukup.
55
4.3. Hasil Penelitian
Hasil penelitian akan menjelaskan kumpulan data berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan. Hasil penelitian merupakan rekap data dari aktivitas
belajar siswa dan hasil belajar siswa salama penelitian berlangsung. Deskripsi data hasil penelitian dijelaskan lebih rinci sebagai berikut:
4.3.1. Analisis Hasil Belajar UTS Genap Matematika Kelas Eksperimen
dan Kontrol Data Awal
Data awal dari penelitian ini di analisis dengan tujuan untuk mengetahui kedua sampel memiliki kemampuan awal yang sama atau tidak. Berikut ini
merupakan data nilai UTS yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Nilai UTS
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Nilai Interval f frekuensi
Nilai Interval f frekuensi
48-54 8 48-54 1 55-61 7 55-61 5
62-68 10 62-68 16 69-75 7 69-75 6
76-81 0 76-81 3 82-88 1 82-88 1
89-96 1 Jumlah 33
Jumlah 34
4.3.2. Aktivitas Belajar Matematika Siswa
Penilaian aktivitas belajar matematika siswa dinilai berdasarkan instrumen lembar aktivitas belajar siswa lampiran 20 dengan berpedoman pada lembar
deskriptor pedoman observasi aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran lampiran 19. Hasil penilaian dari skor aktivitas belajar siswa diambil dari rata-
rata nilai jumlah Skor Aktivitas Siswa SAS dibagi jumlah skor maksimal