Sistem Penilaian pada SKM

didik. Dengan demikian semua masalah yang terjadi di kelas dapat diselesaikan. Secara ringkas prinsip pembelajaran pada SKMSSN adalah: 1 Berpusat pada peserta didik, yaitu bagaimana peserta didik belajar. 2 Menggunakan berbagai metode yang memudahkan peserta didik belajar. 3 Proses pembelajaran bersifat kontekstual. 4 Interaktif, inspiratif, menyenangkan, memotivasi, menantang, dan dalam iklim yang kondusif. 5 Menekankan pada kemampuan dan kemauan bertanya dari peserta didik. 6 Dilakukan melalui kelompok belajar dan tutor sebaya. 7 Mengalokasikan waktu sesuai dengan kemampuan belajar peserta didik. 8 Melaksanakan program remedial dan pengayaan sesuai dengan hasil evaluasi formatif.

d. Sistem Penilaian pada SKM

Penilaian sangat dibutuhkan untuk mengukur tingkat kemampuan dalam mengikuti pembelajaran pada SKMSSN, perkembangan intelektual maupun emosional peserta didik seperti kematangan psikologis, kegairahan, kejenuhan, dan sebagainya, dengan memperhatikan beberapa hal sebagai berikut: 1 Pencapaian kompetensi diukur melalui tes kinerja yang dilakukan secara menerus continuous menggunakan metode pengamatan, pemberian tugas, dan ujian tulis. 2 Prestasi belajar dinilai dengan skala skor 0-100 yang dinyatakan dalam kategori A; B; C; D dan E dengan konversi bobot 4; 3; 2; 1 dan 0. 3 Peserta didik yang sudah memperoleh layanan khusus namun tetap belum mencapai skor kompetensi minimal pada mata pelajaran wajib harus mengambil ulang pada semester berikutnya, sedangkan untuk mata pelajaran pilihan boleh mengganti dengan pilihan lain pada semester berikutnya. 4 Peserta didik dinyatakan lulus SMA bila telah menyelesaikan total kredit minimal sebesar 120 SKS dengan indeks prestasi kumulatif IPK minimal 2,00 dari IPK maksimal 4,00. 5 Peserta didik yang memiliki IPK 2,00 dari batas kelulusan 2,00 harus mengulang beberapa mata pelajaran wajib danatau mengambil mata pelajaran pilihan lain pada semester berikutnya. 6 Sekolah melaporkan kemajuan belajar setiap peserta didik tersebut kepada orang tua peserta didik sebelum diberikan kepada peserta didik yang bersangkutan. 7 Orang tua dari peserta didik yang memiliki IP semester 2,50 diberitahu dan diundang ke sekolah untuk menyusun rencana pemecahannya.

C. Kerangka Berpikir

Perkembangan dunia pendidikan Indonesia menunjukkan grafik yang secara bertahap mengalami peningkatan. Menanggapi tantangan global untuk bisa menghasilkan sumber daya manusia Indonesia yang unggul, Pemerintah melakukan pembenahan sistem pendidikan nasional. Pencapaian kualitas pendidikan nasional selaras dengan kategori sekolah formal yang ada, yaitu: Sekolah Kategori Standar, Sekolah Kategori Mandiri SKM, dan Sekolah Bertaraf Internasional SBI. Sekolah-sekolah saat ini terus berupaya meningkatkan kualitas layanan pendidikannya, Sekolah Kategori Standar sedang berupaya untuk melakukan tata kelola sekolah secara profesional untuk dapat menjadi SKM. Sekolah Kategori Mandiri terus berupaya memenuhi delapan unsur SNP agar dapat meningkat menjadi SBI. Ini semua bertujuan untuk menghasilkan sumber daya manusia Indonesia yang unggul dan mempunyai daya saing di tingkat internasional. Tahapan perkembangan pendidikan ini juga memerlukan kesiapan dari pendidik dan tenaga kependidikan agar dapat melaksanakan tugasnya sesuai dengan kategori sekolah yang ditetapkan, lebih utamanya adalah guru. Guru harus mampu melaksanakan pola pembelajaran yang baik dalam upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, terlebih Guru di sekolah berkategori RSBISBI. Sekolah berkategori RSBISBI memiliki karakter khusus yang sangat berbeda dengan sekolah SKM. Guru harus memiliki kompetensi- kompetensi khusus agar dapat melaksanakan pembelajaran sesuai standar

Dokumen yang terkait

Implikasi Hukum Dihapusnya Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional Dan Sekolah Bertaraf Internasional Oleh Mahkamah Konstitusi

0 4 7

PERBEDAAN KREATIVITAS SISWA SMP PADA SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (SBI) DAN RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SURAKARTA.

0 1 12

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH PADA RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH PADA RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (Studi situs di SMP Negeri 1 Ungaran).

0 0 15

PENGELOLAAN RINTISAN SEKOLAH BERTARAF PENGELOLAAN RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL ( Studi Pelaksanaan Rintisan SBI SMA Negeri 1 Boyolali).

0 1 11

BUDAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL Budaya Belajar Matematika Siswa Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (Studi Etnografi Di SMPN2 Rintisan Sekolah Bertaraf Internasioanl Demak).

0 3 16

BUDAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL Budaya Belajar Matematika Siswa Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (Studi Etnografi Di SMPN2 Rintisan Sekolah Bertaraf Internasioanl Demak).

0 1 16

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BERBASIS E-LEARNING PADA RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL Pengelolaan Pembelajaran Berbasis E-Learning Pada Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional Di Smp Negeri 5 Yogyakarta.

0 0 16

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPS PADA RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) Pengelolaan Pembelajaran IPS Pada Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) (Studi Situs di SMP Negeri 4 Surakarta).

0 0 18

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X PADA RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL DAN SEKOLAH KATEGORI MANDIRI.

0 0 2

IMPLEMENTASI MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH (MPMBS) PADA SMA RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI).

0 1 9