BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
Penelitian yang dilakukan Ardi 2010 dalam tesis berjudul “Implementasi pembelajaran rintisan sekolah bertaraf internasional RSBI
pada SDN No 55 Kota Bima”. Hasil penelitian menjelaskan bahwa pelaksanaan pembelajaran di RSBI tetap menggunakan kurikulum nasional
KTSP namun ada pengembangan sesuai dengan kebutuhan siswa tersebut. Dalam proses kegiatan belajar mengajar SDN No 55 Kota Bima masih
menggunakan bahasa Indonesia untuk kelas I sampai kelas III dan mulai kelas IV sampai kelas VI menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar
walaupun belum sepenuhnya maksimal. Selain itu dalam penggunaan media pembelajaran hanya sebagian guru saja yang bisa menggunakannya
disebabkan oleh terbatasnya sumber daya manusia guru. Keunggulan SDN No 55 Kota Bima terletak pada prestasi siswa baik
prestasi akademik maupun prestasi non akademik yang diperoleh melalui kegiatan-kegiatan baik di tingkat kota maupun propinsi. Selain itu keunggulan
juga terletak pada sarana dan prasarana yang sangat memadai untuk kegiatan belajar mengajar. Kendala yang dihadapi oleh SDN No 55 Kota Bima adalah
masih terbatasnya sumber daya manusia guru dan murid baik dalam komunikasi bahasa Inggris maupun dalam penggunaan media pembelajaran.
Selain itu faktor dana yang sangat menghambat kegiatan belajar mengajar.
12
Hasil penelitian Anis Suryaningsih 2010 dengan skripsi berjudul “Interaksi Sosial Antara Siswa Kelas RSBI dan Kelas Regular Studi di Kelas
XI IPS SMA Kesatrian 1 Semarang” menyatakan bahwa di SMA Kesatrian 1 Semarang terdapat dua kelas yaitu RSBI dan kelas regular dimana keduanya
memiliki latar belakang proses pendidikan yang berbeda. Siswa kelas RSBI lebih diarahkan untuk menjadi siswa yang mempunyai standar internasional,
sedangkan siswa kelas regular tidak. Latar belakang proses pengajaran yang berbeda tersebut berimbas pada perbedaan fasilitas. Kelas RSBI mempunyai
fasilitas yang lengkap dibanding kelas regular, yaitu AC dan LCD proyektor di setiap ruang kelas, kapasitas kelas dengan sedikit siswa sehingga kondusif
untuk belajar mengajar, proses pembelajaran mata pelajaran tertentu menggunakan bahasa Inggris, dan setiap siswa RSBI mendapat pinjaman
laptop dari sekolah. Lain dengan siswa kelas regular yang hanya mendapat fasilitas AC dan LCD proyektor di setiap ruang kelas, siswa kelas regular tidak
dituntut menjadi siswa yang memiliki standar internasional. Hasil penelitian yang dilakukan Anis 2010 menunjukkan bahwa
siswa kelas RSBI lebih intensif berinteraksi dengan teman satu kelasnya in- group karena adanya fasilitas kelas yang lengkap, sedangkan kelas regular
lebih bisa membaur baik dengan in-group ataupun out-group kelas lain. Dari interaksi yang terjadi antarsiswa kelas RSBI dan regular muncul dua bentuk
intraksi yaitu interaksi asosiatif yang berupa kerjasama antarsiswa dalam acara-acara sekolah, dan interaksi disosiatif yang berupa persaingan dalam
bidang akademik. Faktor pendukung interaksi adalah kesamaan tenaga
pendidik yang mengampu mata pelajaran, serta rasa solidaritas yang terjalin kuat sehingga antarsiswa membaur tanpa membawa perbedaan status. Faktor
penghambat adalah adanya perbedaan fasilitas antara kelas RSBI dan regular, serta perbedaan paradigma antar individu dalam memandang suatu hal.
Dijelaskan juga oleh Dyah Wahyu Ika Ratmawati 2010 dalam skripsi dengan judul “Strategi Pembelajaran Matematika Siswa Kelas XI SMA RSBI
Assalaam Sukoharjo Tahun Ajaran 2009-2010 ” menjelaskan bahwa strategi
pembelajaran Matematika
meliputi tiga
aspek yaitu
perencanaan pembelajaran, pengelolaan pembelajaran dan evaluasi. Pada aspek
perencanaan pembelajarannya bersifat komprehensif, sistematis, kontekstual, dan metodologis. Pada pengelolaan pembelajaran memiliki prinsip interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, dan motivasi. Evaluasi pembelajaran melalui ulangan harian dan tugas mandiri maupun kelompok. Interaksi
pembelajaran Matematika baik antara interaksi guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa lainnya dapat terjalin dengan baik. Peran guru sebagai
informator, organisator, motivator, direktor, inisiator, transmitter, fasilitator, mediator, dan evaluator dapat tercapai dengan baik dan terjadi hubungan
timbal balik sangat berfungsi dengan baik. Kegiatan yang ada menciptakan interaksi yang baik pula antara siswa dengan siswa yang terjadi di dalam kelas
maupun di luar kelas. Kerjasama antar siswa dalam kelas terjadi ketika ada salah satu siswa yang sulit dalam menguasai materi, maka teman yang lain
membantu teman tersebut untuk memahami sehingga menciptakan semangat dalam pembelajaran.
Penelitian yang peneliti lakukan berbeda dengan penelitian-penelitian terdahulu, karena jika dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Ardi, lokasi penelitian yang dilakukan peneliti mencakup dua sekolah. Penelitian yang dilakukan Ardi mencakup semua mata pelajaran di SDN No
55 Kota Bima, sedangkan penelitian peneliti hanya sebatas pada mata pelajaran sosiologi di dua Sekolah Menengah Atas. Sasaran penelitian yang
dilakukan Ardi adalah kelas I sampai VI Sekolah Dasar, peneliti hanya melakukan penelitian pada kelas X Sekolah Menengah Atas.
Penelitian yang
dilakukan Anis
Suryaningsih memang
membandingkan kelas RSBI dan kelas Reguler, namun fokus penelitiannya adalah interaksi sosial siswa di dua kelas tersebut. Penelitian peneliti juga
mencoba mendeskripsikan, membandingkan, serta mencari perbedaan antara RSBI dan SKM, namun fokusnya adalah pembelajaran sosiologi di RSBI dan
SKM. Dyah melakukan penelitian terhadap RSBI, namun itu dilakukan pada satu sekolah, peneliti melakukan penelitian terhadap dua sekolah, sekolah
berkategori RSBI dan SKM. Dari dua sekolah itu akan dicari perbedaannya dalam hal pembelajaran sosiologi.
B. Landasan Teori