1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Guru Sosiologi SMA Negeri 1 Ungaran memiliki dua kategori RPP, yakni RPP berbahasa Indonesia dan berbahasa Inggris. Guru
Sosiologi SMA Negeri 14 Semarang juga mempunyai dua kategori RPP, yakni RPP untuk Kelas Model dan Kelas Reguler. Perbedaan antara RPP
Kelas Model dan Kelas Reguler yaitu RPP untuk Kelas Model dicantumkan pemanfaatan media powerpoint, karena di Kelas Model
tersedia LCD Proyektor. Format pembelajaran secara struktural sama, terdiri dari
pendahuluan berupa apersepsi dan motivasi, kegiatan inti berupa aksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, diakhiri dengan penutup. Perbedaan
terletak pada isi kegiatan di masing-masing sesi. Penyusunan RPP disesuaikan dengan input peserta didik. Secara eksplisit terdapat muatan
pendidikan karakter pada RPP sosiologi SMA Negeri 1 Ungaran. Perbedaan juga terdapat pada aspek penilaian hasil belajar yang
dituliskan Guru Sosiologi dalam RPP. Guru Sosiologi SMA Negeri 1 Ungaran hanya menuliskan sumber soal-soal penilaian dari Buku Paket
dan LKS yang dimiliki peserta didik. Penilaian afektif yang dituliskan mencakup aspek penguasaan materi, keaktifan, kerja sama, public
speaking, dan perilaku. Guru Sosiologi SMA Negeri 14 Semarang secara rinci menuliskan soal-soal uji kompetensi pada RPP beserta kunci
jawabannya. Penilaian afektif yang dituliskan mencakup aspek
penampilan, disiplin, sikap, minat, kerja sama, kerajinan, tanggung jawab, dan kejujuran.
Terdapat tambahan bahan ajar bagi Guru Sosiologi SMA Negeri 1 Ungaran, yakni buku bilingual Buku Paket: Taupan, M. 2008. Sosiologi
Bilingual untuk SMAMA. Bandung: CV Yrama Widya. Tambahan bahan ajar ini bertujuan untuk menunjang pembelajaran bilingual pada mata
pelajaran sosiologi. Mata pelajaran SMA Negeri 14 Semarang seluruhnya menggunakan bahan ajar berbahasa Indonesia.
Mata pelajaran sosiologi SMA Negeri 1 Ungaran telah sampai pada materi Pengendalian Sosial. Sedangkan SMA Negeri 14 Semarang
baru sampai pada materi Perilaku Menyimpang. Perbedaan pencapaian ini menunjukkan efektifitas strategi pembelajaran yang dilaksanakan masing-
masing Guru Sosiologi. Selain itu kondisi peserta didik juga memberikan pengaruh dalam pelaksanaan pembelajaran.
SMA Negeri 1 Ungaran dan SMA Negeri 14 Semarang memiliki input yang berbeda. Rata-rata nilai UN yang harus dimiliki oleh siswa
yang ingin masuk ke SMA Negeri 1 Ungaran minimal 33,12. Sedangkan rata-rata nilai UN untuk diterima di SMA Negeri 14 Semarang minimal
29,85. Selain faktor nilai, terdapat faktor kultur masyarakat setempat. SMA Negeri 14 Semarang berada di kawasan pesisir pantai utara Jawa,
dan SMA Negeri 1 Ungaran terletak di kaki Gunung Ungaran. Peserta didik SMA Negeri 14 Semarang memiliki karakter keras dan cenderung
bandel. Pernyataan ini diperkuat oleh Ibu Rosidah selaku Guru Sosiologi SMA Negeri 14 Semarang, beliau mengatakan bahwa:
“…. apalagi njenengan kamu objeknya SMA 1 Ungaran dan SMA
14 Semarang,
itu kompleksitasnya
besar sini
permasalahanya. SMA ini itu nanti dari Barutikung, Kuningan, campur Panggung dan Tanah Mas. Loooh, sudah kondisi
masyarakatnnya berbeda-beda inputnya. Makanya kadang-kadang saya itu nggak boleh berpikir negatif terus. Makane angger anu
makanya kadang-
kadang, “kamu rumahnya mana? Barutikung Bu, yo wes ngono tok kur ngguyu ya sudah, begitu saja cuma bisa
senyum. Modelnya Barutikung ngono owk, Bu Ros yo Tanah Mas, modelnya gini karakternya Barutikung seperti itu, Bu Ros juga
dari Tanah Mas, karakternya seperti ini” wawancara tanggal 26 April 2011.
Dari pernyataan Guru Sosiologi di atas menunjukkan bahwa kompleksitas permasalahan yang dihadapi SMA Negeri 14 Semarang
dalam menjalankan pembelajaran cukup besar dan kompleks. Peserta didik dari daerah-daerah pinggiran Kota Semarang di pesisir Laut Utara Jawa
umumnya memiliki karakter keras dan cenderung bandel.
2. Pelaksanaan Pembelajaran