bandel. Pernyataan ini diperkuat oleh Ibu Rosidah selaku Guru Sosiologi SMA Negeri 14 Semarang, beliau mengatakan bahwa:
“…. apalagi njenengan kamu objeknya SMA 1 Ungaran dan SMA
14 Semarang,
itu kompleksitasnya
besar sini
permasalahanya. SMA ini itu nanti dari Barutikung, Kuningan, campur Panggung dan Tanah Mas. Loooh, sudah kondisi
masyarakatnnya berbeda-beda inputnya. Makanya kadang-kadang saya itu nggak boleh berpikir negatif terus. Makane angger anu
makanya kadang-
kadang, “kamu rumahnya mana? Barutikung Bu, yo wes ngono tok kur ngguyu ya sudah, begitu saja cuma bisa
senyum. Modelnya Barutikung ngono owk, Bu Ros yo Tanah Mas, modelnya gini karakternya Barutikung seperti itu, Bu Ros juga
dari Tanah Mas, karakternya seperti ini” wawancara tanggal 26 April 2011.
Dari pernyataan Guru Sosiologi di atas menunjukkan bahwa kompleksitas permasalahan yang dihadapi SMA Negeri 14 Semarang
dalam menjalankan pembelajaran cukup besar dan kompleks. Peserta didik dari daerah-daerah pinggiran Kota Semarang di pesisir Laut Utara Jawa
umumnya memiliki karakter keras dan cenderung bandel.
2. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran secara umum yang dilakukan guru mencakup apersepsi, eksplorasi, elaborasi, konfirmasi, dan penutup.
Terdapat perbedaan
dalam pelaksanaan
pembelajaran yang
diselenggarakan oleh Guru Sosiologi SMA Negeri 1 Ungaran dan Guru Sosiologi SMA Negeri 14 Semarang. Pembelajaran Guru Sosiologi SMA
Negeri 1 Ungaran mengacu pada SNP dan Panduan Penyelenggaraan Program RSBI. Dalam Panduan Penyelenggaraan Program RSBI
diharapkan guru menerapkan pembelajaran yang interaktif, inspiratif,
menyenangkan, dan menantang sehingga dapat memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif. Mutu pembelajaran ditingkatkan dengan dukungan
penerapan TIK pada semua mata pelajaran serta menggunakan bahasa Inggris untuk kelompok sains, matematika, dan mata pelajaran lainnya.
Pendidik harus dapat mengembangkan proses pembelajaran yang membangun pengalaman belajar peserta didik melalui kegiatan eksplorasi,
elaborasi, serta konfirmasi yang efektif dan efisien. Selain itu, Guru Sosiologi diharapkan mengadopsi model
pembelajaran yang secara nyata berhasil diterapkan pada negara anggota OECD atau negara maju lainnya. Namun hal ini belum dilakukan oleh
Guru Sosiologi SMA Negeri 1 Ungaran. Bahasa yang digunakan Guru Sosiologi SMA Negeri 1 Ungaran
sebagian besar adalah bahasa Indonesia diselingi menggunakan bahasa Inggris. Bahasa Inggris hanya digunakan untuk menyampaikan pesan-
pesan moral dan kata-kata motivasi. Pelaksanaan pembelajaran di SMA Negeri 14 Semarang secara keseluruhan menggunakan bahasa Indonesia.
3. Evaluasi Hasil Belajar
Kriteria Ketuntasan Minimal KKM di SMA Negeri 1 Ungaran adalah 75 untuk semua mata pelajaran dan semua tingkat, sedangkan di
SMA Negeri 14 Semarang KKM kelas X adalah 70, kelas XI adalah 73, dan kelas XII adalah 75, untuk semua mata pelajaran. Guru Sosiologi
SMA Negeri 1 Ungaran hanya menyelenggarakan program remidial bagi
peserta didik yang belum tuntas KKM, sedangkan Guru Sosiologi SMA Negeri 14 Semarang melaksanakan program remidial dan pengayaan.
Guru Sosiologi SMA Negeri 1 Ungaran belum menerapkan sistem penilaian pendidikan dari negara anggota OECD atau negara maju lainnya.
Penilaian peserta didik mengacu pada Panduan Penyelenggaraan Program RSBI. Guru Sosiologi SMA Negeri 1 Ungaran mengembangkan instrumen
penilaian autentik yaitu penilaian yang diperoleh dari proses pembelajaran yang mengukur tiga ranah penilaian, yaitu kognitif, psikomotorik, dan
afektif, termasuk penilaian portofolio. Evaluasi hasil belajar yang diselenggarakan Guru Sosiologi
hakikatnya sama, yakni tugas, ulangan harian, ujian tengah semester, ujian akhir semester, ujian kenaikan kelas, dan penilaian afektif. Perbedaan
terletak pada tugas, Guru Sosiologi SMA Negeri 1 Ungaran melaksanakan penugasan portofolio sedangkan Guru Sosiologi SMA Negeri 14
Semarang tidak mancantumkan penugasan portofolio. Penugasan yang diberikan Guru Sosiologi SMA Negeri 14 Semarang berkisar pada tugas
terstruktur, tugas mandiri terstruktur, dan tugas mandiri tidak terstruktur. Penilaian afektif yang dilaksanakan Guru Sosiologi SMA Negeri 1
Ungaran meliputi aspek aspek penguasaan materi, keaktifan, kerja sama, public speaking, dan perilaku. Guru Sosiologi SMA Negeri 14 Semarang
menilai afektif peserta didik dari aspek penampilan, disiplin, sikap, minat, kerja sama, kerajinan, tanggung jawab, dan kejujuran.
Format penilaian yang dikembangkan SMA Negeri 1 Ungaran cukup sederhana, hanya satu lembar berjudul Daftar Nilai Siswa. Daftar
Nilai Siswa berisi kumpulan nilai tugas, ulangan harian, ujian tengah semester, dan ujian akhir semester serta nilai psikomotorik dan afektif
peserta didik. Dicantumkan pula nama-nama peserta didik masing-masing kelas. Format penilaian yang dikembangkan SMA Negeri 14 Semarang
sangat detail. Format penilaian terbagi menjadi enam lembar, diantaranya: 1 Analisis Ulangan Harian; 2 Hasil Analisis Ulangan Harian; 3 Program
Remidial; 4 Format Penilaian Afektif; 5 Laporan Nilai Tengah Semester;
dan 6 Daftar Nilai Siswa Semester I Siswa SMA Negeri 14 Semarang.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
1. Terdapat perbedaan antara pembelajaran sosiologi di SMA Negeri 1
Ungaran dan SMA Negeri 14 Semarang. Perbedaan dapat dilihat dari dua sudut pandang, yakni dari segi pemenuhan standar mutu sekolah masing-
masing dan dari segi pemenuhan penyusunan pola pembelajaran. Dari segi pemenuhan standar mutu, Guru Sosiologi SMA Negeri 14 Semarang dapat
dikatakan telah memenuhi standar mutu SKM. Sedangkan Guru Sosiologi SMA Negeri 1 Ungaran belum sepenuhnya memenuhi standar mutu RSBI.
Dari segi pemenuhan penyusunan pola pembelajaran, Guru Sosiologi SMA Negeri 14 Semarang dapat dikatakan lebih lengkap dalam memenuhi
penyusunan pola pembelajaran dibanding Guru Sosiologi SMA Negeri 1 Ungaran.
2. Standar mutu RSBI belum terpenuhi sepenuhnya karena Guru Sosiologi
SMA Negeri 1 Ungaran belum mengadopsi dan menerapkan sistem pendidikan pada negara anggota OECD atau negara maju lainnya. Di
beberapa negara yang telah dikunjungi, mata pelajaran sosiologi hanya ada pada jenjang pendidikan SMP. Jadi Guru Sosiologi SMA Negeri 1
Ungaran belum memiliki rujukan pasti untuk mengembangkan
125