sangat mendukung pelaksanaan pendekatan selaras perkembangan dalam pembelajaran keterampilan sosial.
Dalam pembelajaran berdasarkan prinsip DAP sebaiknya guru menggunakan metode bermain yang tidak mengharuskan anak untuk duduk rapi
di meja. Menurut Yuliani 2005 bahwa bermain mempunyai manfaat dapat mengembangkan aspek sosial anak yaitu dengan bermain bersama dapat
membantu anak belajar bersosialisasi, karena denga bermain anak dapat berkomunikasi sehingga anak dapat bersosialisai dengan teman-temannya maupun
orang disekitarnya.
4.4.3. Faktor Anak Didik
Dalam pembelajaran di TK Negeri Pembina dan TK Kemala Bhayangkari faktor anak didik juga berpengaruh dalam penerapan pendekatan selaras
perkembangan dalam keterampilan sosial. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan guru TK Negeri Pembina dan TK Kemala Bhayangkari:
Ya kalo kesulitan pasti ada beberapa. Bila ada anak yang egonya masih tinggi yang selalu menguasai temannya. Pinginnya nomer 1. Dia
kepada temannya tidak mau kalah. DAP.PEM.G-B.11
Alhamdulillah normal. Pada saat ini tidak ada tapi pernah dialami ada anak yang bicara tidak jelas dan bila bertemu guru tidak mau
berjabat tangan atau tidak komunikatif. DAP.PEM.G-B.12.
Ya ada dan cukup mengganggu. Karena anak-anak lain tidak mau duduk dengan dia. Misalnya pada waktu jalan-jalan anak-anak tidak mau
bersama dia. Pada waktu pembelajaran dia sebenarnya berusaha ingin berteman namun anak yang lain tidak mau akhirnya dia mencoret buku
temannya. DAP.KB.G-B.12.
Dari hasil wawancara bahwa guru cukup mengalami kesulitan dalam penerapan pendekatan selaras perkembangan dalam keterampilan sosial karena
adanya anak yang berkebutuhan khusus dimana guru juga harus memberikan perlakuan yang berbeda dengan anak yang lain baik dalam pembelajaran maupun
penilaian. Namun hal tersebut belum dapat dilakukan atau diterapkan sepenuhnya. Guru hanya tidak memaksakan dan membebaskan anak untuk melakukan kegiatan
sesuai keinginannya. Guru juga memberikan penjelasan kepada orang tua atas kondisi anaknya. Guru Dalam praktek DAP guru seharus memandang bahwa anak
adalah individu yang unik dengan model individu dan waktu perkembangan sendiri. Setiap anak mempunyai keunggulan, kebutuhan belajar dan minat yang
berbeda-beda Bredekamp: 62.
4.4.4. Faktor Kepemimpinan Kepala Sekolah
Diakui sendiri oleh kepala TK Negeri Pembina bahwa beliau kadang belum ada waktu untuk memberikan pembinaan atau menyampaikan informasi
yang beliau peroleh dari hasil penataran atau pelatihan. Berikut penyampaian kepala sekolah TK Negeri Pembina:
Hanya kesempatan waktu yang tidak ada.DAP.PEM.Kep.7. Senada dengan kepala TK Negeri Pembina tentang kurangnya pembinaan
dari kepala TK hal tersebut juga disampaikan oleh guru TK Kemala Bhayangkari tentang peran kepala TK.
Ya. Namun dari kepala sekolah jarang memberi pembinaan. DAP.KB- G.B.16.
Dari pengakuan guru diatas dapat dianalisi kepala sekolah terlalu banyak aktivitas di luar sekolah dan jarang memberikan pembinaan kepada guru sehingga
guru kurang informasi. Hal tersebutlah yang menjadikan kendala. Adapun menurut Wahjosumidjo dalam situs
www.ahmadsudrajat.press.com menjelaskan
tugas-tugas kepala TK antara lain: 1.
Kepala sekolah bekerja dengan dan melalui orang lain. Kepala sekolah berperilaku sebagai saluran komunikasi di lingkungan sekolah.
2. Kepala sekolah bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan.
Kepala sekolah bertindak dan bertanggungjawab atas segala tindakan yang dilakukan oleh bawahan. Perbuatan yang dilakukan oleh para guru, siswa
dan orang tua tidak dapat dilepaskan dari tanggung jawab kepala sekolah. 3.
Dengan waktu dan sumber yang terbatas seorang kepala sekolah harus mampu menghadapi berbagai persoalan. Dengan segala keterbatasan,
seorang kepala sekolah harus dapat mengatur pemberian tugas secara cepat serta dapat memprioritaskan bila terjadi konflik antara kepentingan
bawahan dengan kepentingan sekolah. 4.
Kepala sekolah harus berfikir secara analitik dan konsepsional. Kepala sekolah harus dapat memecahkan persoalan melalui satu analisis,
kemudian menyelesaikan persoalan dengan satu solusi yang fleksible. Serta harus dapat melihat setiap tugas sebagai satu keseluruhan yang
saling berkaitan. 5.
Kepala sekolah adalah seorang mediator atau juru penengah. Dalam lingkungan sekolah sebagai suatu organisasi didalamnya terdiri dari
manusia yang mempunyai latar belakang yang berbeda-beda yang bisa menimbulkan konflik untuk itu kepala sekolah harus jadi penengah dalam
konflik tersebut. 6.
Kepala sekolah adalah seorang politisi. Kepala sekolah harus dapat membangun hubungan kerja sama melalui pendekatan persuasi dan
kesepakatan compromise. Peran politis kepala sekolah dapat berkembang secara efektif, apabila: 1 dapat dikembangkan prinsip jaringan saling
pengertian terhadap kewajiban masing-masing, 2 terbentuknya aliasi atau koalisi, seperti organisasi profesi, OSIS, BP3, dan sebagainya; 3
terciptanya kerjasama cooperation dengan berbagai pihak, sehingga aneka macam aktivitas dapat dilaksanakan.
7. Kepala sekolah adalah seorang diplomat. Dalam berbagai macam
pertemuan kepala sekolah adalah wakil resmi sekolah yang dipimpinnya. 8.
Kepala sekolah mengambil keputusan-keputusan sulit. Tidak ada satu organisasi pun yang berjalan mulus tanpa problem. Demikian pula sekolah
sebagai suatu organisasi tidak luput dari persoalan dan kesulitan-kesulitan. Dan apabila terjadi kesulitan-kesulitan kepala sekolah diharapkan berperan
sebagai orang yang dapat menyelesaikan persoalan yang sulit tersebut.
Dari paparan diatas dapat kepala sebaiknya kepala TK Negeri Pembina apabila memperoleh informasi terbaru langsung disampaikan kepada pihak guru
sehingga tidak ketinggalan informasi terutama dalam bidang pendidikan. Kepala sekolah juga memberikan pembinaan kepada guru untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran anak di sekolah.
4.4.5. Kurikulum