dan memenuhi kebutuhan individual anak mendorong anak mengembangkan keterampilan berbahasa dan berkomunikasi melalui kegiatan berbicara,
mendengarkan, dan bercakap-cakap. Selain itu guru mendorong anak untuk dapat bekerja secara kolaboratif, mengembangkan keterampilan sosial emosional, self-
control, dan disiplin diri. Menurut Bredekamp 1987 dalam bukunya berjudul Developmental
Appropriateness Practices DAP yang diterbitkan oleh NAYC National Association for the Young Children, bahwa dalam pembelajaran berbasis dengan
DAP yang mempunyai sejumlah prinsip yang harus diperhatikan. Salah satu prinsipnya adalah perkembangan anak akan meningkat jika anak mempunyai
kesempatan untuk mempraktekkan keterampilan baru yang diperolehnya. Untuk itu, guru sebaiknya memahami dan mengamati anak-anak secara cermat untuk
memadukan kurikulum pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan minat anak selanjutnya dapat membantu anak mencapai pengalaman
pendidikan yang diharapkan.
4.3.3 PenilaianAsesmen Perkembangan dan Belajar Anak
Sesuai hasil observasi dan pengumpulan dokumen penilaian, TK Negeri Pembina Brebes melakukan evaluasi setelah kegiatan pembelajaran bersama anak
didik. Penilaian atau asesmen dilanjutkan dengan mencatat di buku SKH Satuan Kegiatan Harian dan dalam format penilaian yang disesuaikan dengan alat
penilaian yang digunakan antara lain: format penilaian hasil karya, format penilaian percakapan, format penilaian unjuk kerja, anecdoc record, penugasan,
observasi, dan portofolio lampiran dan nantinya sebagai acuan dalam menulis buku rapot. Namun pencatatan perkembangan anak tidak dilakukan secara rutin
hanya sewaktu-waktu. TK Kemala Bhayangkari melakukan hal yang sama dengan melakukan
evaluasi bersama anak dan dicatat dalam SKH kemudian dipindahkan dalam rangkuman penilaian lampiran dan nantinya sebagai acuan dalam menulis rapot.
Namun tidak melakukan pencatatan secara narasi sesuai bentuk kegiatannya. Sesuai teori Al Mabrur 2003 tentang asesmen, maka dapat dianalisis
asesmen yang dilaksanakan TK Negeri Pembina dan TK Kemala Bhayangkari belum sesuai. Al Mabrur dalam Ali Nugraha berjudul metode pengembangan
sosial emosional hal 6.7 asesment dapat dilakukan dengan cara antara lain: 1.
Asesmen atau penilaian dilakukan secara berkelanjutan, strategi dan bertujuan. Hasil asesmen dimanfaatkan anak dalam penyusunan
kurikulum, pembelajaran, dan komunikasi dalam keluarga. 2.
Asesmen merefleksikan kemajuan-kemajuan perkembangan yag telah dicapai anak.
3. Metode asesmen sesuai dengan usia dan pengalaman anak dan lebih
merupakan hasil observasi, deskriptif, koleksi representatif pekerjaan anak didik, kinerja otentik anak dan masukan dari keluarga.
4. Asesmen anak dirancang untuk tujuan spesifik dan hanya digunakan untuk
tujuan memperoleh informasi yang valid dan reliable tentang sesuatu perkembangan yang ditunjukan anak.
5. Keputusan yang berdampak pada anak, sepeti kesiapan sekolah ke jenjang
berikutnya dan penempatan kelas tidak boleh didasarkan atas hasil penilaian tunggal, tetapi didasarkan atas berbagai sumber informasi yang
relevan, terutama pengamatan guru dan orang tua. 6.
Mengidentifikasi anak yang memiliki kebutuhan belajar khusus dan merancang kurikulum pembelajarannya.
7. Asesmen anak TK mengakomodasi variasi individual anak dalam gaya dan
kecepatan belajarnya.
8.
Asesmen anak mencakup apa saja yang dapat dilakukan anak secara independen, tetapi juga apa saja yang dilakukan dengan bantuan anak lain
atau guru. Dari paparan di atas dapat disimpulakan bahwa asesmen harus dilakukan
guru dengan akurat guna dapat melihat sejauh mana kemajuan perkembangan anak. Karena asesmen yang tidak akurat bisa menimbulkan bahaya bagi
perkembangan anak.
4.4 Faktor Penghambat Implementasi Pendekatan Selaras Perkembangan dalam Pembelajaran Keterampilan Sosial
Dari hasil wawancara dengan guru dan observasi yang peneliti lakukan pada saat pembelajaran menggunakan pendekatan selaras perkembangan dalam
keterampilan sosial yang diterapkan oleh TK Negeri Pembina Brebes dan TK Kemala Bhayangkari Kabupaten Brebes sangat menyenangkan. Namun peneliti
juga menemukan beberapa faktor penghambat dalam penerapan antara lain:
4.4.1. Faktor dari Guru