Pendekatan Selaras Perkembangan KAJIAN PUSTAKA

10

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pendekatan Selaras Perkembangan

Developmental Appropriateness Practices DAP memiliki dua dimensi yaitu kesesuaian dengan umur dan kesesuaian dengan masing-masing individu Bredekamp, 1992. Kesesuaian dengan umur yaitu menurut riset perkembangan manusia mengindikasikan bahwa ada banyak urutan universal pola umum yang bisa diprediksi menyangkut perkembangan dan perubahan yang terjadi pada anak-anak selama 9 tahun permulaan kehidupannya. Perubahan-perubahan prediktif ini terjadi pada seluruh area perkembangan fisik, emosional, sosial, dan kognitif. Pengetahuan tentang perkembangan khas anak dalam rentang umurnya yang difasilitasi oleh program tersebut memberikan kerangka dimana guru mempersiapkan lingkungan pembelajaran dan merencanakan pengalaman-pengalaman yang sesuai. Kesesuaian dengan masing-masing individu yaitu masing-masing anak merupakan indivudu khas dengan model dan periode perkembangan tersendiri dan kepribadian, gaya pembelajaran, dan latar belakang keluarga individu. Kurikulum dan interaksi orang dewasa dan anak-anak harus responsif terhadap berbagai perbedaan individu. Pembelajaran pada anak-anak usia dini merupakan hasil interaksi antara pemikiran dan pengalaman anak dengan materi, ide, dan orang lain. Pengalaman-pengalaman anak dengan materi harus sesuai dengan kemampuan perkembangan anak juga menantang kepentingan dan pemahaman anak. Guru dapat menggunakan pengetahuan perkembangan anak untuk mengidentifikasi kisaran perilaku, aktivitas, dan materi yang sesuai dengan kelompok umur tertentu. Pengetahuan ini dipakai dalam kaitannya dengan pemahaman tentang model, kekuatan, kepentingan, dan pengalaman perkembangan anak guna mendesain lingkungan pembelajaran yang paling sesuai. Meskipun muatan kurikulum ditetapkan oleh banyak faktor, tradisi, materi disiplin, nilai sosial atau budaya dan keinginan orang tua agar muatan dan strategi pengajarannya sesuai dengan tingkat perkembangan anak, namun secara keseluruhannya harus sesuai dengan tingkat umur dan masing-masing individu. Untuk mengintegrasikan kurikulum tersebut dapat dengan menggunakan permainan. Permainan anak merupakan sebagai sarana dan indikator perkembangan mental utama anak. Selain berperan dalam perkembangan kognitif, permainan juga melayani fungsi-fungsi penting dalam perkembangan fisik, emosional, dan sosial Herron dan Sutton-Smith, 1974. Dengan demikian guru harus dapat mengidentifikasi kebutuhan anak yang disesuaikan dengan umur dan masing-masing individu anak. Guru juga harus memiliki pengetahuan tentang bagaimana praktek pengembangan kegiatan yang mencakup seluruh aspek perkembangan anak dan selaras dengan perkembangan anak.

2.2 Prinsip-Prinsip DAP Developmentally Appropriate Practice