2.1.2. Manfaat CSR
Dalam menjalankan tanggung jawab sosialnya, perusahaan memfokuskan perhatiannya kepada tiga hal, yaitu laba, lingkungan dan masyarakat. Dengan diperolehnya
laba, lingkungan, dan masyarakat. Dengan diperolehnya laba, perusahaan dapat memberikan dividen bagi pemegang saham, mengalokasikan sebagaian laba yang diperoleh guna
membiayai pertumbuhan dan pengembangan usaha di masa depan, serta membayar pajak kepada pemerintah.
Dengan lebih banyak memberikan perhatian kepada lingkungan sekitar, perusahaan dapat ikut berpartisipasi dalam usaha-usaha melestarikan lingkungan demi terpeliharanya
kualitas kehidupan umat manusian dalam jangka panjang. Perusahaan juga ikut mengambil aktivitas manajemen bencana. Manajemen bencana disini bukan hanya sekedar memberikan
bantuan kepada korban bencana, juga berpartisipasi dalam usaha-usaha mencegah terjadinya bencana serta meminimalkan dampak bencana melalui usaha-usaha melestarikan lingkungan
sebagai tindakan preventif untuk meminimalisir bencana. Dengan menjalankan tanggung jawab sosial perusahaan diharapkan tidak hanya mengejar keuntungan jangka pendek, juga
turut berkontribusi bagi peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat dan lingkungan sekitar jangka panjang.
1. Reduces risk and accusations of irresponsible behavior, CSR dapat mengurangi resiko dan tuduhan terhadap perlakuan tidak pantas yang diterima perusahaan.
Perusahaan yang menjalankan tanggung jawab sosialnya secara konsisten akan mendapatkan dukungan luas dari komunitas yang telah merasakan manfaat dari
berbagai aktivitas yang dijalankannya. CSR akan mendongkrak citra perusahaan, yang dalam rentang waktu panjang akan meningkatkan reputasi perusahaan.
Manakala terdapat pihak-pihak tertentu yang menuduh perusahaan menjalankan
Universitas Sumatera Utara
perilaku serta praktek-praktek yang tidak pantas, masyarakat akan menunjukkan pembelaannya. Karyawan akan berdiri di belakang perusahaan, membela
institusi tempat mereka bekerja. 2. Helps cushions and vaccinate during time of crisis, CSR dapat berfungsi sebagai
pelindung dan membantu perusahaan meminimalkan dampak buruk yang diakibatkan suatu krisis. Demikian pula ketika perusahaan diterpa kabar miring
atau bahkan ketika perusahaan melakukan kesalahan, masyarakat lebih mudah memahami dan memaafkannya. Sebagai contoh sebuah perusahaan consumer
goods yang beberapa waktu lalu dilanda isu adanya kandungan berbahaya dalam produknya. Namun karena perusahaan tersebut dianggap konsisten dalam
menjalankan tanggung jawab sosialnya, maka masyarakat dapat memaklumi dan memaafkannya sehingga relatif tidak mempengaruhi aktivitas dan kinerjanya.
3. Enhances employee engagement and pride, Keterlibatan karyawan dan kebanggaan karyawan. Karyawan akan merasa bangga bekerja pada perusahaan
yang memiliki reputasi yang baik, yang secara konsisten melakukan upaya-upaya untuk membantu meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat dan
lingkungan sekitarnya. Kebanggan ini pada akhirnya akan menghasilkan loyalitas, sehingga mereka merasa termotivasi untuk bekerja lebih keras demi
kemajuan perusahaan. Hali ini akan berujung pada peningkatan kinerja dan produktivitas.
4. Improve relations with stakeholder, CSR yang dilaksanakan secara konsisten akan mampu memperbaiki dan mempererat hubungan antara perusahaan dengan para
stakeholdernya. Pelaksanaan CSR secara konsisten menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kepedulian terhadap pihak-pihak yang selama ini
Universitas Sumatera Utara
berkontribusi terhadap lancarnya berbagai aktivitas serta kemajuan yang mereka raih. Hal ini mengakibatkan para stakeholder senang dan merasa nyaman dalam
menjalin hubungan dengan perusahaan. 5. Sales increase, Meningkatkan penjualan seperti terungkap dalam riset Roper
Search Worldwide, yaitu bahwa konsumen akan lebih menyukai produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang konsisten menjalankan tanggung jawab
sosialnya seehingga memiliki reputasi yang baik. 6. Other incentive tax, preferred treatment, Insentif-insentif lainnya seperti
insentif pajak dan berbagai perlakuan khusus lainnya. Hal ini perlu dipikirkan guna mendorong perusahaan agar lebih giat lagi menjalankan tanggung jawab
sosialnya. Carrol menyatakan CSR sebagai sebuah piramida, yang tersusun dari tanggung jawab
ekonomi sebagai landasannya, kemudian tanggung jawab hukum, tanggung jawab etika, dan tanggung jawab filantropis.
1. Tanggung jawab ekonomi adalah memperoleh laba, sebuah tanggung jawab agar dapat menghidupi karyawan, membayar pajak dan kewajiban-kewajiban
perusahaan lainnya. Tanpa laba perusahaan tidak akan eksis, tidak dapat memberikan kontribusi apapun terhadap masyarakat.
2. Kemudian perwujudan tanggung jawab sosial perusahaan di bidang hukum, perusahaan harus mematuhi hukum yang berlaku sebagai representasi dan rule of
game. 3. Kemudian tanggung jawab sosial juga harus tercermin dari perilaku etis
perusahaan. Etika mengacu pada prinsip-prinsip melaksanakan pengaturan
Universitas Sumatera Utara
terhadap individu atau suatu kelompok. Keputusan etika selalu melibatkan moralitas, standard-standard perilaku mana yang diterima masyarakat. Mereka
berkaitan dengan perilaku yang memiliki konsekuensi serius terhadap kesejahteraan masyarakat, seperti pembunuhan, penipuan, dan pencemaran nama
baik. 4. Tanggung jawab filantropis yaitu yang mengharuskan perusahaan untuk
berkontribusi terhadap komunitasnya: meningkatkan kualitas hidup, pesan utama yang harus dicermati adalah jangan sampai terjadi upaya filantropis untuk
menutupi perilaku-perilaku tidak etis perusahaan, pelanggaran hukum, atau bahkan untuk menutupi bahwa sesungguhnya perusahaan tidak mampu
menghasilkan laba. Kegiatan filantropis CSR bukanlah kegiatan tukang cuci untuk menghapus perilaku tidak etis dan pelanggaran hukum yang dilakukan
perusahaan.
2.1.3. Hambatan dalam penerapan program CSR