Metode Observasi Partisipasif Metode Wawancara

pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Oleh karena itu, peneliti menggunakan metode observasi partisipasif, wawancara mendalam, sumber data yang sama secara serempak, sedangkan metode tes adalah metode tambahan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah peserta didik. Data yang diperoleh melalui metode tes juga akan digunakan untuk mendukung data yang diperoleh dengan menggunakan metode triangulasi. Triangulasi sumber mencakup pengumpulan data dari sumber yang berbeda. Penelitian ini menggunakan sumber penelitian yaitu dari peneliti dan peserta didik.

3.4.1 Metode Observasi Partisipasif

Metode observasi adalah salah satu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap tingkah laku dan aktifitas siswa. Peneliti dalam melakukan metode observasi partisipasif langsung terlibat pada kegiatan orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian Sugiyono, 2013: 310. Peneliti dalam penelitian ini berperan sebagai guru yang melakukan pengajaran dan melakukan observasi mengenai karakter kedisiplinan dan kemampuan pemecahan masalah siswa. Peneliti dalam melakukan observasi karakter kedisiplinan dan kemampuan pemecahan masalah dilakukan menggunakan lembar observasi karakter kedisiplinan dan kemampuan pemecahan masalah selama lima kali pertemuan.

3.4.2 Metode Wawancara

Metode wawancara adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu Sugiyono, 2013: 317. Metode wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam yang digunakan untuk mengumpulkan data pengembangan karakter kedisiplinan. Esterberg sebagaimana dikutip oleh Sugiyono 2013: 319 mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu wawancara terstruktur, semiterstruktur, dan tidak terstruktur. Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara semiterstruktur yang termasuk dalam kategori wawancara mendalam dimana nantinya peneliti dibantu dengan instrumen pedoman wawancara untuk mengetahui karakter kedisiplinan subjek penelitian, namun pertanyaan yang dilakukan lebih bersifat terbuka dan tidak terbatas pada apa yang ada pada instrumen. Wawancara mendalam ini dapat dilakukan pada waktu dan kondisi konteks yang dianggap paling tepat guna mendapat data yang rinci, jujur dan mendalam Sutopo, 2002: 59. Pada saat melakukan wawancara mendalam, peneliti sekaligus melaksanakan observasi terhadap kondisi subjek penelitian untuk memberi gambaran mengenai karakteristiknya secara keseluruhan, juga mengenai perilaku atau ekspresi yang terjadi pada saat pertanyaan tertentu dinyatakan dan bahkan perlu menyimak bagaimana cara subjek penelitian mengucapkan kata-katanya. Catatan rinci dari hasil observasi yang dilakukan bersamaan dengan wawancara ini sangat penting fungsinya sebagai data penunjang yang kemungkinan bisa memberikan gambaran lebih jelas tentang subjek penelitian yang berkaitan dengan karakter kedisiplinan. Peneliti dalam melakukan wawancara mendalam harus mengembangkan dan mengusahakan situasi yang akrab dengan subjek penelitian. Peneliti jangan secara langsung mengajukan pertanyaan yang pokok supaya dapat dihindari situasi tanya jawab seperti halnya dalam proses interogasi Sutopo, 2002: 60. Suasana persahabatan yang akrab harus terjalin antara peneliti dan subjek penelitian sehingga subjek penelitian akan lebih terbuka tentang permasalahan yang sedang dihadapi dan peneliti juga dapat membantu subjek penelitian untuk mengembangkan karakter kedisiplinan. Peneliti melalui wawancara mendalam ini, dapat mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang subjek penelitian dalam mengintrepretasikan kegiatan pembelajaran dan karakter yang ada dalam dirinya, dimana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi dan sifatnya sebagai pelengkap data. Selain itu, hasil wawancara juga dapat digunakan untuk mengecek kredibilitas data observasi, apakah apa yang dilakukan oleh subjek penelitian yang diperoleh melalui hasil observasi cocok dengan apa yang sebenarnya dirasakan oleh subjek penelitian yang datanya diperoleh melalui hasil wawancara. Peneliti melakukan wawancara karakter kedisiplinan dan kemampuan pemecahan masalah dilakukan menggunakan pedoman wawancara karakter kedisiplinan dan kemampuan pemecahan masalah.

3.4.3 Metode Tes