Model Pembelajaran Model Pembelajaran LAPS – Heuristik

aktif dari pemaknaan bukan hanya bilangan dan rumus-rumus saja. Pembelajaran matematika terdapat tiga unsur penting yang perlu diperhatikan yaitu materi yang diajarkan, guru yang mengajar dan peserta didik yang belajar. Oleh karena itu, berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan pembelajaran matematika merupakan rangkaian proses bagaimana peserta didik mendapatkan pengalaman belajar matematika, dengan peranan guru yaitu 1 meningkatkan pemahaman dan penerapan matematika secara mendalam, 2 mengatur kecakapan diskusi di kelas untuk menemukan dan mengembangkan ide-ide matematika, 3 menerapkan teknologi dan alat bantu lain, 4 menghubungkan konsep yang sudah, sedang dan akan dipelajari, serta membantu peserta didik menemukan hubungan, dan 5 membimbing tugas secara individual, kelompok atau kelas. Berdasarkan beberapa pengertian dapat disimpulkan, pembelajaran matematika adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru mata pelajaran matematika kepada peserta didiknya dan dalam pembelajaran tersebut terdapat upaya memberikan stimulus, bimbingan, pengarahan, dan dorongan kepada peserta didik supaya terjadi proses belajar sehingga peserta didik memahami materi matematika.

2.1.2 Model Pembelajaran

Menurut Suyono 2011: 19 model pembelajaran adalah seluruh perencanaan atau prosedur maupun langkah-langkah kegiatan pembelajaran termasuk pilihan cara penilaian yang akan dilaksanakan. Model pembelajaran adalah langkah-langkah pembelajaran tertentu yang diterapkan supaya tujuan atau kompetensi dari hasil belajar yang diharapkan akan dapat tercapai. Model pembelajaran juga merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman dalam merencanakan aktifitas belajar mengajar. Pemilihan model maupun metode pembelajaran yang akan digunakan oleh seorang guru dalam menyampaikan materi dapat berbeda-beda sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan disampaikan.

2.1.3 Model Pembelajaran LAPS – Heuristik

LAPS Logan Avenue Problem Solving-Heuristik merupakan model pembelajaran yang menuntun peserta didik dalam pemecahan masalah dengan kata tanya apa masalahnya, adakah alternatif pemecahannya, apakah bermanfaat, apakah solusinya, dan bagaimana sebaiknya mengerjakan Rasben, et al., 2001. Polya sebagaimana dikutip oleh Rasyid 2014 menyatakan bahwa ”An important part in the series of questions that are guiding in order to find a solution to the problem is the choice of problem-solving strategies that comes with applying 1 to read and understand the situation, 2 explore ideas, 3 selecting strategies, 4 search for a solution, 5 check to see if it solves the problem”, artinya sebuah bagian penting dalam rangkaian pertanyaan yang bersifat tuntunan untuk mencari solusi masalah adalah pemilihan strategi pemecahan masalah yang dilengkapi dengan menerapkan 1 membaca dan memahami situasi, 2 mengeksplorasi ide, 3 memilih strategi, 4 mencari solusi, 5 memeriksa untuk melihat apakah itu memecahkan masalah. Pendidik dalam melaksanakan model pembelajaran LAPS-Heuristik mengembangkan tahapan-tahapan atau langkah-langkah yang harus digunakan oleh peserta didik dalam menyelesaikan permasalahan matematika yaitu memahami masalah, rencana penyelesaian masalah, solusi penyelesaian masalah, dan pengecekan ulang hasil dari permasalahan matematika. Jadi, model pembelajaran LAPS-Heuristik adalah model pemecahan masalah matematika yang menekankan pada pencarian alternatif-alternatif yang berupa pertanyaan-pertanyaan yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi, kemudian menentukan alternatif yang akan diambil sebagai solusi, dan memberikan kesimpulan dari masalah tersebut. Pentingnya mengajarkan peserta didik untuk menyelesaikan masalah memungkinkan peserta didik menjadi analitik dalam mengambil keputusan untuk kehidupannya. Apabila peserta didik dilatih untuk menyelesaikan masalah maka peserta didik akan mampu mengambil keputusan, sehingga peserta didik mempunyai kemampuan tentang bagaimana mengumpulkan informasi yang relevan, menganalisis informasi, dan menyadari betapa perlunya meneliti kembali hasil yang diperolehnya. Kelebihan model pembelajaran LAPS-Heuristik, antara lain 1 dapat menimbulkan keingintahuan dan adanya motivasi menimbulkan sikap kreatif; 2 di samping memiliki pengetahuan dan keterampilan disyaratkan adanya kemampuan untuk terampil membaca dan membuat pertanyaan yang benar; 3 menimbulkan jawaban yang asli, baru, khas, dan beraneka ragam serta dapat menambah pengetahuan baru; 4 dapat meningkatkan aplikasi dari ilmu pengetahuan yang sudah diperolehnya; 5 mengajak peserta didik memiliki prosedur pemecahan masalah, mampu membuat analisis dan sistematis, dan dituntut untuk membuat evaluasi terhadap hasil pemecahannya; dan 6 merupakan kegiatan yang penting bagi peserta didik untuk melibatkan dirinya, bukan hanya satu bidang studi tetapi apabila diperlukan banyak bidang studi. Kekurangan model pembelajaran LAPS-Heuristik, antara lain 1 manakala peserta didik tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa malas untuk mencoba; 2 keberhasilan strategi pembelajaran membutuhkan cukup waktu untuk persiapan; dan 3 tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang ingin mereka pelajari.

2.1.4 Teori Pendukung