data dilakukan berdasarkan apakah data tersebut berkaitan dengan indikator karakter kedisiplinan dan kemampuan pemecahan masalah subjek penelitian atau tidak.
Penyajian data yang paling sering digunakan pada data kualitatif adalah bentuk teks naratif. Teks naratif tidak praktis dan tidak memudahkan dalam
pengambilan kesimpulan, oleh karena itu penyajian data yang lebih baik bagi analisis kualitatif yang valid dengan jenis matriks, grafik, jaringan, dan bagan. Semuanya
dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih, dengan demikian seorang penganalisis dapat melihat apa
yang sedang terjadi, dan menentukan apakah menarik kesimpulan yang benar ataukah terus melangkah melakukan analisis yang menurut sasaran yang dikiaskan oleh
penyajian sebagai sesuatu yang mungkin berguna. Sesuai dengan pendapat tersebut dan mempertimbangkan kemudahan dan kejelasan dalam penyampaian, penyajian
data kualitatif yang dipilih dalam penelitian ini adalah dengan teks naratif yang dilengkapi dengan dengan matriks dan grafik.
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif ini diharapkan adalah temuan baru. Temuan berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih
remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas. Kesimpulan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah mengetahui apakah karakter kedisiplinan dan
kemampuan pemecahan masalah dapat berkembang atau tidak.
3.7.2 Analisis Peningkatan
Menurut Miles dan Huberman 1992: 390-391, dalam penelitian kualitatif angka cenderung untuk diabaikan, namun dalam penelitian kualitatif kadang-kadang
juga diperlukan penghitungan. Miles dan Huberman mengungkapkan tiga alasan kuat
mengapa kita mempergunakan angka pada penelitian kualitatif. Tiga alasan tersebut adalah 1 untuk melihat apa yang telah diperoleh dari data yang begitu banyak, 2
untuk menguji suatu dugaan atau hipotesis, dan 3 menjaga kejujuran analitis untuk menghindari bias. Berdasarkan pendapat tersebut, penelitian ini menggunakan
analisis peningkatan menggunakan indeks gain untuk mengukur peningkatan karakter kedisiplinan subjek penelitian. Menurut Hake sebagaimana dikutip oleh Rahmawati,
2011: 32 indeks gain adalah gain ternormalisasi yang dapat dihitung dengan rumus berikut
Rumus tersebut dalam penelitian ini dimodifikasi menjadi: Gain ternormalisasi g=
Adapun untuk kriteria indeks gain menurut Hake tersaji pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Kriteria Indeks Gain Indeks Gain
Kriteria Tinggi
Sedang Rendah
Pembelajaran pada penelitian ini dilakukan sebanyak 5 pertemuan. Indeks gain yang dihitung dalam penelitian ini adalah indeks gain pertemuan 1 ke 2, 2 ke 3,
3 ke 4, dan 4 ke 5 untuk mengetahui peningkatan pada setiap pertemuan, sedangkan untuk mengetahui peningkatan dari awal hingga akhir dilakukan penghitungan indeks
gain pertemuan 1 ke 5. Perhitungan indeks gain karakter kedisiplinan dapat dilihat pada lampiran 35, sedangkan perhitungan indeks gain kemampuan pemecahan
masalah dapat dilihat pada lampiran 36.
3.7.3 Analisis Data Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Data yang diperoleh berupa hasil tes pendahuluan dan tes akhir kemampuan pemecahan masalah. Hasil tes pendahuluan dilakukan analisis deskriptif sebagai
pedoman untuk mengambil subjek penelitian. Tes akhir kemampuan pemecahan masalah dilakukan untuk mengetahui apakah kemampuan pemecahan masalah subjek
penelitian telah mencapai atau melebihi KKM yang ditetapkan, yaitu 78. Apabila nilai tes akhir peserta didik
, maka kemampuan pemecahan masalah peserta didik dikatakan tuntas, apabila sebaliknya maka dikatakan kemampuan pemecahan
masalah peserta didik tidak tuntas. Analisis hasil tes kemampuan pemecahan masalah peserta didik dapat dilihat pada lampiran 40.
128
BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diajukan simpulan sebagai berikut
1. Pengembangan karakter kedisiplinan peserta didik dapat dilakukan melalui
empat tahapan, yaitu 1 membangun pengetahuan peserta didik tentang karakter kedisiplinan, 2 memotivasi peserta didik untuk mengembangkan karakter
kedisiplinannya, 3 membiasakan peserta didik melaksanakan indikator karakter kedisiplinan melalui kegiatan pembelajaran yang mendukung, dan 4 melakukan
penilaian dan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana perkembangan karakter kedisiplinan peserta didik sehingga dapat menentukan tindakan yang sesuai.
Membangun pengetahuan dapat dilakukan dengan mengajak peserta didik untuk melakukan penghayatan terhadap nilai-nilai karakter kedisiplinan yang telah dia
lakukan atau yang belum dia lakukan. Motivasi dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, misalnya dengan penyampaian pentingnya karakter kedisiplinan, ajakan
untuk berperilaku sesuai karakter kedisiplinan, dan pujian terhadap peserta didik yang telah berperilaku sesuai indikator karakter kedisiplinan. Motivasi
dimaksudkan agar peserta didik berkomitmen untuk mengembangkan karakter dari dirinya sendiri. Membiasakan peserta didik melaksanakan indikator karakter
kedisiplinan dilakukan dengan merancang kegiatan pembelajaran yang memuat nilai-nilai kedisiplinan. Penilaian dilakukan dengan observasi dan wawancara.