Jika Q
c
Ksp maka belum terbentuk larutan jenuh maupun endapan A
m
B
n
Jika Q
c
= Ksp maka terbentuk larutan jenuh A
m
B
n
Jika Q
c
Ksp maka terbentuk endapan A
m
B
n
Contoh: Jika dalam suatu larutan terkandung PbNO
3 2
0,05 M dan HCl 0,05 M, dapatkah terjadi endapan PbCl
2
? Ksp PbCl
2
= 6,25 × 10
–5
Jawab: [Pb
2+
] = 0,05 M [Cl
–
] = 0,05 M Q
c
= [Pb
2+
] [Cl
–
]
2
Q
c
= 0,05 × 0,05
2
= 1,25 × 10
–4
Oleh karena Q
c
PbCl
2
Ksp PbCl
2
, maka PbCl
2
dalam larutan itu akan mengendap.
2.7 Treffinger Berbantuan Lembar Kerja Siswa
Pembelajaran Treffinger berbantuan lembar kerja siswa adalah pembelajaran yang menggunakan tiga langkah Treffinger terhadap hasil
belajar siswa. Siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil agar dapat saling membantu memahami materi pelajaran dan menyelesaikan
tugas yang diberikan oleh guru. Lembar kerja siswa sebagai media yang digunakan untuk membantu siswa agar dapat lebih memahami dan
mengikuti proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
Adapun kegiatan pembelajaran Treffinger berbantuan lembar kerja siswa terhadap hasil belajar siswa pada materi kelarutan dan hasil kali
kelarutan disajikan dalam Tabel 2.1 berikut: Tabel 2.1. Sintak Treffinger Berbantuan Lembar Kerja Siswa
Langkah Kegiatan guru
Kegiatan siswa Memahami
Tantangan Understanding
Challenge Guru membagi kelompok
kecil siswa dan membagikan LKS
Siswa membentuk kelompok kecil
Guru menginformasikan kompetensi yang harus
dicapai dalam pembelajarannya
Siswa mendengarkan penjelasan guru
Guru menayangkan animasi atau video tentang
kelarutan dan hasil kali kelarutan sebagai
tantangan dan dapat mengundang
keingintahuan siswa Siswa mengamati
animasi atau video tentang kelarutan dan
hasil kali kelarutan yang diberikan oleh guru
Guru memberi soal-soal tentang animasi atau video
tersebut yang ada di LKS kepada siswa untuk
mengidentifikasi permasalahan
Siswa mengerjakan soal yang ada di LKS dan
didiskusikan kepada kelompok
Membangkitkan Gagasan
Generating Idea
Guru memberi waktu dan kesempatan kepada siswa
untuk mengungkapkan gagasannya dan juga
membimbing siswa untuk menyepakati alternatif
pemecahan yang akan diuji Siswa menjelaskan hasil
diskusi dengan kelompok di depan kelas
Mempersiapkan Tindakan
Preparing for
Action Guru memberikan
beberapa soal yang baru namun yang lebih
kompleks yang ada pada LKS
Siswa mengerjakan soal yang ada di LKS
Guru mengecek solusi yang telah diperoleh siswa
Siswa menjelaskan jawaban yang diperoleh
2.8 Kerangka Berfikir
Materi pembelajaran kelarutan dan hasil kali kelarutan membutuhkan kejelian dan pemahaman yang cukup tinggi. Kenyataan
menunjukkan masih dijumpai beberapa kesulitan yang dihadapi siswa dalam memahami dan mendalami materi kimia. Hal tersebut perlu adanya
variasi pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam mendalami materi kimia dan memecahkan permasalahan kimia.
Penelitian ini menggunakan dua model pembelajaran, yaitu model pembelajaran Treffinger berbantuan LKS untuk kelas eksperimen dan
model pembelajaran konvensional untuk kelas kontrol. Kedua kegiatan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol di atas diharapkan akan terjadi
peningkatan pemahaman siswa terhadap materi kelarutan dan hasil kali kelarutan sehingga diharapkan hasil belajar siswa meningkat.
Efektivitas dalam penelitian ini ditunjukkan dengan peningkatan kemampuan ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa dalam proses
belajar mengajar dengan Treffinger berbantuan LKS dan hasil pembelajaran kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol.
Efektivitas dilihat dari jumlah siswa yang mampu menyelesaikan atau mencapai minimal sekurang
–kurangnya 85 dari jumlah siswa yang ada di kelas tersebut telah mencapai ketuntasan belajar Mulyasa,
2007: 254. Secara ringkas gambaran penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.1
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
2.9
Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran Treffinger berbantuan lembar kerja siswa efektif terhadap hasil belajar
siswa kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Andong Boyolali.
Kesimpulan
Pembelajaran masih berfokus pada guru
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Model pembelajaran CPS tipe Treffinger berbantuan LKS
Model pembelajaran konvensional
Hasil Belajar Dibandingkan
Hasil belajar kimia masih rendah
Dilakukan penelitian terhadap hasil belajar kimia dengan menggunakan metode
pembelajaran Metode yang digunakan
kurang tepat, siswa cenderung pasif
27
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Penentuan Objek Penelitian
3.1.1 Populasi Penelitian
Menurut Arikunto 2006: 102, populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang lazimnya dipakai sebagai masalah dan tujuan penelitian sebagai
dokumen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas XI IPA SMA Negeri 1
Andong Boyolali tahun pelajaran 20132014 terdiri dari tiga kelas dengan perincian pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Rincian Siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Andong Boyolali Tahun pelajaran 20132014
No Kelas
Jumlah siswa 1
XI IPA-1 32
2 XI IPA-2
32 3
XI IPA-3 32
Jumlah 96
Sumber: Administrasi kesiswaan SMA Negeri 1 Andong Boyolali Tahun pelajaran 20132014
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA-1 sampai dengan XI IPA-3 karena mempunyai kesamaan dalam hal berikut:
1. Siswa-siswa tersebut berada dalam tingkat kelas yang sama, yaitu kelas XI
IPA SMA; 2.
Siswa siswa tersebut berada dalam semester yang sama yaitu semester 2; 3.
Siswa dalam pelaksanaan pengajarannya diajar dengan kurikulum, media, dan jumlah jam pelajaran yang sama.