prinsip kimia. Kimia sebagai proses meliputi keterampilan-keterampilan dan sikap-sikap yang dimiliki oleh para ilmuwan untuk memperoleh dan
mengembangkan pengetahuan Kimia. Keterampilan-keterampilan tersebut disebut keterampilan proses, dan sikap-sikap yang dimiliki para ilmuwan
disebut sikap ilmiah. Oleh karena itu, pembelajaran kimia tidak boleh mengesampingkan
proses karena dalam pembelajaran, hasil belajar tidak hanya dilihat dari hasil namun proses juga menentukan. Sehubungan dengan hal tersebut,
untuk menjelaskan konsep- konsep kimia ditempuh dengan “pendekatan
proses”. Pendekatan ini biasa dikenal dengan metode ilmiah, dengan menerapkan keterampilan-keterampilan proses sains, yaitu mulai dari
menemukan masalah hingga mengambil keputusan. Perkembangan selanjutnya pendekatan ini lebih dikenal dengan Pendekatan Keterampilan
Proses.
2.3 Efektivitas Pembelajaran
Efektivitas berasal dari kata efektif yang artinya dapat membawa hasil; berhasil guna tentang usaha; tindakan Tim Penyusun Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 2002: 2005. Jadi keefektivan adalah jika suatu keadaan terjadinya suatu efek atau akibat yang dikehendaki dalam
perbuatan yang membawa hasil. Efektivitas yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu adanya pengaruh yang dapat menghasilkan nilai yang
lebih besar dalam pembelajaran dengan tercapainya tunjuan belajar.
Berdasarkan teori belajar tuntas, pembelajaran dikatakan efektif jika seorang siswa dipandang tuntas belajar. Seorang siswa dikatakan
tuntas belajar jika ia mampu menyelesaikan, menguasai kompetensi atau mencapai tujuan pembelajaran minimal 65 dari seluruh tujuan
pembelajaran. Sedangkan keberhasilan kelas dilihat dari jumlah siswa yang mampu menyelesaikan atau mencapai minimal sekurang
– kurangnya 85 dari jumlah siswa yang ada di kelas tersebut telah
mencapai ketuntasan belajar Mulyasa, 2007: 254. Indikator keefektifan pembelajaran pada penelitian ini hanya
ditinjau dari aspek : 1 Rata-rata hasil belajar kognitif kelas eksperimen lebih besar daripada
rata-rata hasil belajar kelompok kontrol. 2 Ketuntasan belajar klasikal siswa kelas eksperimen telah memenuhi
ketuntasan belajar klasikal sebanyak 85 Mulyasa, 2007: 254. 3 Rata-rata skor psikomotorik dan afektif kelas eksperimen lebih besar
daripada kelas kontrol. Berdasarkan uraian yang ditulis oleh Mulyasa 2007: 254, penulis
mengkategorikan tingkat efektivitas pembelajaran ditinjau dari hasil belajar ranah kognitif sebagai berikut :
1. Sangat tinggi : apabila nilai rata-rata hasil belajar siswa 85-100.
2. Tinggi : apabila nilai rata-rata hasil belajar siswa 75-84.
3. Cukup : apabila nilai rata-rata hasil belajar siswa 65-74.
4. Kurang : apabila nilai rata-rata hasil belajar siswa 55-64.
5. Tidak efektif : apabila nilai rata-rata hasil belajar siswa kurang
dari 55.
2.4 Model Pembelajaran Treffinger