Belajar dan Hasil Belajar Hakikat Pembelajaran Kimia

9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Belajar dan Hasil Belajar

Slameto 2003: 2 mengemukakan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan. Gagne dan Berliner dalam Anni 2005: 4 menyatakan bahwa belajar merupakan proses yang di dalamnya terjadi perubahan tingkah laku karena hasil dari pengalaman. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang berupa tingkah laku, pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap karena pengalaman atau interaksi dengan lingkungan. Ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar antara lain perubahan terjadi karena sadar, bersifat kontinu dan fungsional, bersifat positif dan aktif, tidak bersifat sementara, bertujuan dan terarah, dan mencakup seluruh aspek tingkah laku Slameto 2003: 2-4. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar Rifa’i Anni, 2009: 85. Menurut penelitian hasil belajar merupakan perwujudan perilaku belajar yang telah dialami seseorang yang biasanya terlihat dalam perubahan kebiasaan, keterampilan, sikap, tujuan, kemampuan, dan kepribadian. Benny Bloom dalam Dimyati dan Mudjiono 2006: 26-29 membagi hasil belajar menjadi tiga ranah: 1. Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri atas pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. 2. Ranah afektif, berkenan dengan sikap yang terdiri atas penerimaan jawaban atau reaksi dan penilaian dengan cara berdiskusi. 3. Ranah psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak dalam praktikum.

2.2 Hakikat Pembelajaran Kimia

Menurut Gagne, dikutip oleh Rusmono 2012: 6, menyatakan bahwa pembelajaran merupakan serangkaian peristiwa eksternal peserta didik yang dirancang untuk mendukung proses internal belajar. Peristiwa belajar dirancang agar memungkinkan peserta didik memproses informasi nyata dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan belajar, pendidik hendaknya menguasai cara-cara merancang belajar agar peserta didik mampu belajar optimal. Guru dalam pembelajaran menyediakan fasilitas bagi peserta didiknya dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berfikir agar dapat memahami apa yang dipelajari. Hakikat ilmu Kimia mencakup dua hal, yaitu kimia sebagai produk dan kimia sebagai proses. Kimia sebagai produk meliputi sekumpulan pengetahuan yang terdiri atas fakta-fakta, konsep-konsep, dan prinsip- prinsip kimia. Kimia sebagai proses meliputi keterampilan-keterampilan dan sikap-sikap yang dimiliki oleh para ilmuwan untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan Kimia. Keterampilan-keterampilan tersebut disebut keterampilan proses, dan sikap-sikap yang dimiliki para ilmuwan disebut sikap ilmiah. Oleh karena itu, pembelajaran kimia tidak boleh mengesampingkan proses karena dalam pembelajaran, hasil belajar tidak hanya dilihat dari hasil namun proses juga menentukan. Sehubungan dengan hal tersebut, untuk menjelaskan konsep- konsep kimia ditempuh dengan “pendekatan proses”. Pendekatan ini biasa dikenal dengan metode ilmiah, dengan menerapkan keterampilan-keterampilan proses sains, yaitu mulai dari menemukan masalah hingga mengambil keputusan. Perkembangan selanjutnya pendekatan ini lebih dikenal dengan Pendekatan Keterampilan Proses.

2.3 Efektivitas Pembelajaran