Analisis Ujicoba Instrumen Penelitian
semua soal termasuk soal yang valid. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 15.
b Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Reliabilitas
instrumen dianalisis dengan menggunakan rumus Alpha. Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 0 dan 1, misalnya angket
atau soal bentuk uraian.
2 2
11
1 1
t i
n n
r Arikunto, 2009: 109
dengan dan
Keterangan : r
11
: Reliabilitas instrumen yang dicari n
: Banyaknya butir soal N
: Jumlah peserta X
: Skor tiap butir soal i
: Nomor butir soal
2 i
: Jumlah varians skor tiap-tiap butir soal
2 t
: Varians total Perhitungan reliabilitas akan sempurna jika hasil tersebut dikonsultasikan dengan
tabel r product moment. Jika r
11
t
tabel
maka soal tersebut reliable. Berdasarkan perhitungan reabilitas dengan menggunakan rumus Alpha diperoleh
sedangkan = 0,36dengan = 34 dan taraf signifikan
α =
5 didapat artinya soal instrumen tersebut reliabel. Perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 16.
c Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang tidak pandai
berkemampuan rendah. Semakin tinggi daya pembeda suatu butir soal, semakin mampu butir soal tersebut membedakan siswa yang pandai dan yang kurang
pandai. Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi pada butir soal uraian adalah:
D = =
dengan: J
= jumlah peserta J
A
= banyaknya peserta kelompok atas J
B
= banyaknya peserta kelompok bawah B
A
= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar B
B
= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar
P
A
= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar P
B
= proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar Untuk menafsirkan nilai daya pembeda, digunakan kategori daya pembeda seperti
disajikan pada tabel 3.2.
Tabel 3.2 Kategori Daya Pembeda
Besarnya angka indeks
diskriminasi D Klasifikasi
Interpretasi
0,20 Poor
Daya pembedanya lemah, dianggap tidak memiliki
daya pembeda yang baik
0,20 – 0,40
Satisfactory Daya pembedanya cukup
sedang 0,40
– 0,70
Good Daya pembedanya baik
0,70 – 1,00
Excellent Daya pembedanya sangat
baik
Bertanda negatif
- Daya pembedanya negatif,
sebaiknya dibuang Sumber: Arikunto, 2009: 218
Dari hasil perhitungan, diperoleh satu butir soal dengan daya pembeda lemah yaitu soal nomor 2, enam butir soal dengan daya pembeda sedang yaitu
soal nomor 3, 4, 5, 6, 7,dan 8, dan satu butir soal dengan daya pembeda baik yaitu soal nomor 1.Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 18.
d Taraf Kesukaran
Asumsi yang digunakan untuk memperoleh kualitas soal yang baik, di samping memenuhi validitas dan reliabilitas, adalah adanya keseimbangan dari tingkat
kesulitan soal tersebut. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks kesukaran difficulty index.Teknik perhitungannya adalah
dengan menghitung berapa persen testi yang gagal menjawab benar atau berada pada batas lulus passing grade untuk tiap-tiap item. Tingkat kesukaran bentuk
tes uraian dapat dihitung dengan cara sebagai berikut. a. Menghitung rata-rata skor untuk tiap butir soal dengan rumus
rata-rata =
b. Menghitung tingkat kesukaran dengan rumus tingkat kesukaran =
Untuk menginterpretasikan taraf kesukaran item dapat digunakan tolak ukur berikut.
Kriteria: 0,00 TK 0,31 : soal sukar
0,31 TK 0,71 : soal sedang 0,71 TK 1,00 : soal mudah
Berdasarkan perhitungan, dari 8 soal kemampuan pemecahan masalah, terdapat satu butir soal yang mudah nomor 2, dan tujuh butir soal yang sedang
nomor 1, 3, 4, 5,6, 7, dan 8. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 17.