Etnomatematika Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Materi Pokok Garis Singgung Lingkaran Ketuntasan Pembelajaran

1.5.4 Etnomatematika

Etnomatematika adalah matematika yang diterapkan oleh kelompok budaya tertentu seperti suku tertentu, kelompok buruh, anak-anak dari masyarakat kelas tertentu, kelas-kelas profesional, dan lain sebagainya Gilmer, 1995. Etnomatematika sebenarnya bukan hal yang baru, melainkan sudah ada sejak diperkenalkan ilmu matematika itu sendiri. Melalui pendekatan etnomatematika diharapkan dapat terjadi pembelajaran matematika yang lebih bermakna bagi siswa yang pada akhirnya akan meningkatkan hasil belajar.

1.5.5 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Pemecahan masalah dipandang sebagai suatu proses untuk menemukan kombinasi dari sejumlah aturan yang dapat diterapkan dalam upaya mengatasi situasi yang baru Wena, 2009:52. Langkah penyelesaian masalah yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah langkah penyelesain masalah menurut Polya. Polya 1973:xvi menetapkan empat langkah yang dapat dilakukan agar siswa lebih terarah dalam menyelesaikan masalah matematika, yaitu understanding the problem, devising plan, carrying out the plan, dan looking back yang diartikan sebagai memahami masalah, membuat perencanaan, melaksanakan rencana, dan melihat kembali hasil yang diperoleh.

1.5.6 Materi Pokok Garis Singgung Lingkaran

Berdasarkan Standar Isi dan Standar Kompetensi Kelas VIII SMP, Garis Singgung Lingkaran merupakan materi yang harus dipelajari dan dikuasai oleh siswa. Siswa akan mempelajari masalah-masalah Garis Singgung Lingkaran seperti menentukan panjang garis singgung lingkaran, garis singgung persekutuan dalam dan garis singgung persekutuan luar dua lingkaran, serta menentukan panjang tali minimal yang menghubungkan dua lingkaran.

1.5.7 Ketuntasan Pembelajaran

Ketuntasan pembelajaran adalah kriteria dan mekanisme penetapan ketuntasan minimal per mata pelajaran yang ditetapkan oleh sekolah. Pada Panduan Penyusunan KTSP BSNP, 2006: 12 dinyatakan bahwa ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar berkisar antara 0-100. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator 75. Satuan pendidikan harus menentukan kriteria ketuntasan minimal dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata siswa, kompleksitas kompetensi, serta kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran. Satuan pendidikan diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara terus menerus untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal.Ketuntasan belajar pada penelitian ini diperoleh jika proporsi siswa yang mencapai nilai KKM yaitu 72 sekurang-kurangnya 75 dalam satu kelas.

1.6 Sistematika Penulisan Skripsi