Politik Proteksi Kebijakan Perdagangan Internasional

82 Ekonomi SMA dan MA Kelas XI b. Pelarangan Impor Pelarangan impor adalah kebijakan pemerintah untuk melarang masuknya barang-barang dari luar negeri, dengan tujuan untuk melindungi produksi dalam negeri dan meningkatkan produksi dalam negeri. Untuk lebih jelasnya perhatikan Gambar 4.4 berikut ini. 1. 2. 3. 4. No. Sebelum Larangan Impor Setelah Larangan Impor Akibat Harga setinggi OP 1 Jumlah produksi dalam negeri sebesar OQ 1 Jumlah barang dipasaran permintaan konsumen OQ 3 Impor barang Q 1 Q 3 Harga setinggi OP 2 Jumlah produksi dalam negeri sebesar OQ 2 Jumlah barang di pasaran permintaan konsumen OQ 2 Harga naik sebesar P 1 P 2 Produksi dalam negeri meningkat Q 1 Q 2 Jumlah barang di pasar turun sebesar Q 2 Q 3 c. Kuota atau Pembatasan Impor Kuota adalah kebijakan pemerintah untuk membatasi barang-barang yang masuk dari luar negeri. Secara grafik akan tampak dalam Gambar 4.5 berikut ini. Gambar 4.2 Kebijakan pelarangan impor P D S D S Q Q 1 Q 2 Q 3 P 1 P 2 Tugas Mandiri Menurut pendapatmu apakah Indonesia sudah mampu untuk menghilangkan kebijakan tarif?Dan negara mana saja yang sudah mampu untuk menghilangkan tarif. Tugas Mandiri Apa yang terjadi jika Indonesia melakukan kebijakan pelarangan Impor? Perekonomian Internasional 83 Gambar 4.3 Kebijakan kuota atau pelarangan impor P D S D S Q Q 1 Q 2 Q 3 P 1 P 2 Q 4 Gambar 4.4 Pengaruh kebijakan subsidi P D S D S Q Q 1 Q 2 Q 3 P 1 P 2 S S A B C S 1. 2. 3. 4. No. Sebelum ada kuota Setelah ada kuota Akibat Harga setinggi OP 1 Jumlah produksi dalam negeri sebesar OQ 1 Jumlah barang dipasaran permintaan konsumen OQ 4 Impor barang Q 1 Q 4 Harga setinggi OP 2 Jumlah produksi dalam negeri sebesar OQ 2 Jumlah barang di pasaran permintaan konsumen OQ 3 Impor kuota Q 2 Q 3 Harga naik sebesar P P 1 Produksi dalam negeri meningkat Q 1 Q 2 Jumlah barang di pasar turun sebesar Q 3 Q 4 Impor barang turun Q 3 Q 4 Tujuan diberlakukannya kuota impor di antaranya: a. mencegah barang-barang yang penting berada di tangan negara lain; b. untuk menjamin tersedianya barang-barang di dalam negeri dalam proporsi yang cukup; c. untuk mengadakan pengawasan produksi serta pengendalian harga guna mencapai stabilitas harga di dalam negeri. d. Subsidi Subsidi adalah kebijakan pemerintah untuk membantu menutupi sebagian biaya produksi per unit barang produksi dalam negeri. Sehingga produsen dalam negeri dapat menjual barangnya lebih murah dan bisa bersaing dengan barang impor. Sebagai gambaran dampak kebijakan ini dapat dilihat dalam Gambar 4.6 berikut ini. 84 Ekonomi SMA dan MA Kelas XI e. Dumping Dumping adalah kebijakan pemerintah untuk mengadakan diskriminasi harga, yakni produsen menjual barang di luar negeri lebih murah daripada di dalam negeri. Syarat yang harus dipenuhi dalam kebijakan dumping yaitu: - kekuatan monopoli di dalam negeri lebih besar daripada luar negeri, sehingga kurva permintaan di dalam negeri lebih inelastis dibanding kurva permintaan di luar negeri. - terdapat hambatan yang cukup kuat sehingga konsumen dalam negeri tidak dapat membeli barang dari luar negeri. Persyaratan tersebut digambarkan sebagai berikut. 1. 2. 3. 4. No. Sebelum ada subsidi Setelah ada subsidi Akibat Harga setinggi OP 1 Jumlah produksi dalam negeri sebesar OQ 1 Jumlah barang dipasaran permintaan konsumen OQ 3 Impor barang Q 1 Q 3 Harga setinggi OP 2 Jumlah produksi dalam negeri sebesar OQ 2 Jumlah baran dipasaran p e r m i n t a a n k o n s u m e n OQ 3 Impor barang Q 2 Q 3 Harga barang tetap OP 1 Produksi dalam negeri meningkat Q 1 Q 2 Jumlah barang di pasar tetap sebesar OQ 3 Impor barang turun Q 2 Q 3 Besarnya subsidi total adalah P 1 P 2 BC Tugas Mandiri Bagaimana cara pemerintah untuk memberikan subsidi atas barang produk expor? Gambar 4.5 Kebijakan dumping Q 2 M C MC = Biaya Marginal Pasar LN MR AR = D P Q 1 P 1 P 2 Pasar DN MR AR = D Perekonomian Internasional 85 Keterangan: Seperti diketahui bahwa laba maksimum diperoleh pada saat kurva MC sama dengan kurva MR. MC sama dengan MR di pasar dalam negeri yang dicapai pada kuantitas produksi OQ 1 , dan pasar luar negeri dicapai pada kuantitas produksi OQ 2 . Oleh karena kurva permintaan di kedua pasar memiliki kecuraman yang berbeda, di mana harga pasar dalam negeri adalah OP 2 sementara harga di pasar luar negeri setinggi OP 1 , sehingga permintaan di pasar dalam negeri relatif lebih inelastis dibandingkan dengan pasar di luar negeri, karena kurvanya lebih curam.

D. Pembayaran Internasional

Dengan adanya perdagangan luar negeri, dimungkinkan adanya pertukaran mata uang suatu negara dengan mata uang negara lainnya. Seorang importir Indonesia membeli barang dari seorang eksportir Amerika, maka pembayarannya dilakukan menggunakan mata uang Amerika atau Dollar, padahal mata uang yang berlaku bagi seorang importir adalah Rupiah. Untuk

2. Politik Dagang Bebas

Politik dagang bebas adalah kebijakan pemerintah untuk mengadakan perdagangan bebas antarnegara. Pihak-pihak yang mendukung kebijakan perdagangan bebas mengajukan alasan bahwa perdagangan bebas akan memungkinkan bila setiap negara berspesialisasi dalam memproduksi barang di mana suatu negara memiliki keunggulan komparatif.

3. Politik Autarki

Politik autarki adalah kebijakan perdagangan dengan tujuan untuk menghindarkan diri dari pengaruh-pengaruh negara lain, baik pengaruh politik, ekonomi, maupun militer, sehingga kebijakan ini bertentangan dengan prinsip perdagangan internasional yang menganjurkan adanya perdagangan bebas. Tugas Kelompok Diskusikan bersama kelompokmu, bentuk proteksi macam apakah bila ada yang diberikan pemerintah Indonesia kepada cabang-cabang kegiatan industri perakitan mobil dan industri semen Tugas Mandiri Gambarkan secara terpisah grafik Dumping dan berilah penjelasan secukupnya 86 Ekonomi SMA dan MA Kelas XI itu seorang importir dalam melaksanakan pembayarannya harus membeli uang dollar terlebih dahulu pada suatu bank devisa dengan kurs yang berlaku, kemudian ditransfer kepada eksportir di Amerika. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pembayaran internasional di antaranya sebagai berikut. 1. Pembeli importir dan penjual eksportir terpisah oleh batas negara. 2. Adanya perbedaan mata uang pada masing-masing negara. 3. Komunikasi antarnegara dengan teknologi mutakhir begitu cepat, namun pengangkutan barang terutama yang berbobot berat, tinggi, dan berukuran besar masih menyita waktu. Oleh karena dalam pembayaran internasional suatu mata uang dipertukarkan dengan mata uang lainnya di pasar valuta asing Valas, maka permintaan suatu mata uang akan merupakan penawaran terhadap mata uang lainnya. Misalnya kita melakukan pertukaran US dengan rupiah, maka permintaan terhadap US merupakan penawaran rupiah, dan sebaliknya penawaran rupiah merupakan permintaan terhadap US .

1. Cara Pembayaran Internasional

Perdagangan internasional selalu menimbulkan impor dan ekspor. Suatu negara yang mengadakan transaksi dengan luar negeri atau ekspor impor menimbulkan suatu pertanyaan: bagaimana cara melakukan pembayaran akibat perdagangan tersebut? Dari perdagangan antarnegara akan menuntut suatu negara untuk melakukan pinjaman dari luar negeri, sehingga diperlukan beberapa cara dalam penyelesaian akhir dari utang piutang tersebut atau sering disebut dengan pembayaran internasional. Adapun cara untuk melakukan pembayaran internasional yang timbul akibat perdagangan dan peminjaman internasional antara lain sebagai berikut. a. Pembayaran dengan Surat Wesel Dagang Commercial Bill of Exchange atau Commercial draft atau Trade Bill Surat wesel dagang adalah pembayaran yang dilakukan dengan cara eksportir menarik surat wesel atas importir sejumlah harga barang-barang beserta biaya-biaya pengirimannya. Dalam surat wesel tersebut harus dilampiri dokumen- dokumen berupa: - faktur invoice, - konosemen atau surat muatan bill of lading, - daftar isi barang packing list, - surat keterangan asal barang certificate of origin, - surat keterangan pabean, - surat asuransi insurence. Perekonomian Internasional 87 b. Kompensasi Pribadi Private Compensation Kompensasi pribadi adalah cara pembayaran dengan mengalihkan penyelesaian utang piutang pada seorang penduduk dalam satu negara tempat penduduk tersebut tinggal. Wesel adalah surat perintah pembayaran dari seseorang penarik wesel yang ditujukan kepada orang lain yang kena tarik untuk membayar sejumlah uang tertentu nilai nominal wesel kepada seseorang yang ditunjuk dalam surat wesel pemegang wesel pada tanggal yang sudah ditentukan hari jatuh tempo. Cara pembayaran semacam ini sekarang masih banyak digunakan dalam lalu lintas pembayaran internasional. Dengan surat wesel, apabila eksportir membutuhkan uang sebelum jatuh tempo, maka ia dapat menjualnya kepada pihak lain, yang kelak akan menukarkannya kepada importir setelah wesel itu jatuh tempo. Secara skematis pembayaran dengan surat wesel dapat digambarkan sebagai berikut. Gambar 4.6 Pembayaran dengan Commercial Bill of Exchange. Keterangan: 1. Pembeli importir dan penjual eksportir mengadakan kesepakatan kontrak jual beli atas sejumlah barang, dengan syarat-syarat pembayaran tertentu. 2. Barang dikirim oleh eksportir kepada importir dengan alat angkut tertentu yang telah disepakati sebelumnya. 3. Eksportir menyerahkan dokumen-dokumen kepada remiting bank bank di negara eksportir yang dipercaya untuk melakukan penagihan kepada bank di negara importir. 4. Remiting bank melakukan collection order penagihan dengan menyertakan dokumen-dokumen yang dikirim kepada collecting bank bank di negara importir yang akan melakukan pembayaran barang. 5. Collecting bank menyerahkan dokumen-dokumen surat wesel dagang kepada importir. 6. Importir menerima dokumen-dokumen atau menyetujui serta melakukan pembayaran. 7. Collecting bank melakukan akseptasi atau pembayaran kepada remiting bank. 8. Remiting bank melakukan akseptasi atau pembayaran kepada eksportir.