Akuntansi Pemerintahan Government Accounting

134 Ekonomi SMA dan MA Kelas XI

4. Objektivitas

Objektivitas adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Jadi, etika profesi berlandaskan objektivitas mengandung pengertian bahwa setiap anggota harus bersifat objektif dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.

5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional

Adapun yang dimaksud dengan kompetensi dan kehati-hatian profesional adalah setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan prinsip kehati-hatian, kompeten, dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mem- pertahankan pengetahuan dan keterampilan profesionalnya pada tingkat yang diperlukan. Hal ini guna memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional yang kompeten berdasarkan perkembangan praktik, legalisasi, dan teknik yang paling mutakhir.

6. Kerahasiaan

Prinsip kerahasiaan yang dimaksud yaitu setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.

7. Perilaku Profesional

Perilaku profesional dimaksudkan bahwa setiap anggota harus berperilaku konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Kewajiban tersebut harus dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa pihak ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja, dan masyarakat umum.

8. Standar Teknis

Setiap anggota wajib melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar profesional yang relevan. Anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa sesuai dengan keahlian dan kehati- hatian, selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan objektivitas. Tugas Mandiri Berikan penjelasan mengenai maksud berperilaku profesional, integritas, dan objektivitas dalam etika profesi seorang akuntan Wawasan Ekonomi Akuntan dalam melaksanakan tugasnya harus berdasarkan etika profesi. Salah satu tugasnya yaitu memeriksa laporan keuangan yang dibuat oleh suatu perusahaan, kemudian pada akhir pemeriksaan ditandai dengan istilah SE O. Akuntansi dan Sistem Informasi 135

G. Dasar Hukum Pelaksanaan Akuntansi

Penyelenggaraan pembukuan di Indonesia yang merupakan kewajiban bagi suatu perusahaan harus berpedoman pada suatu dasar hukum atau kerangka dasar, yang disebut Standar Akuntansi Keuangan SAK. Kerangka dasar ini merumuskan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi para pemakai eksternal. Kerangka dasar SAK yang mendasari laporan keuangan antara lain membahas tentang: 1. tujuan laporan keuangan, 2. karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat informasi dalam laporan keuangan, 3. definisi, pengakuan, dan pengukuran unsur-unsur yang membentuk laporan keuangan, dan 4. konsep modal serta pemeliharaan modal. Adapun tujuan penyusunan kerangka dasar adalah dapat digunakan sebagai acuan bagi pihak-pihak berikut ini. 1. Komite penyusunan SAK dalam pelaksanaan tugasnya. 2. Penyusun laporan keuangan, untuk menanggulangi masalah akuntansi yang belum diatur dalam SAK. 3. Auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. 4. Para pemakai laporan keuangan, dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan yang disusun sesuai dengan SAK. SAK juga merupakan pedoman dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan suatu perusahaan dan unit-unit ekonomi lainnya.

H. Asumsi Dasar Penyusunan Laporan

Keuangan Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang- kurangnya setahun sekali untuk memenuhi kebutuhan sebagian besar pemakai informasi keuangan. Dalam penyusunan laporan keuangan di akhir periode akuntansi digunakan anggapan dasar atau asumsi dasar agar laporan keuangan yang dibuat sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Asumsi dasar yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan di antaranya sebagai berikut.

1. Asas Accrual Basic Dasar Akrual

Berdasarkan asas ini, perusahaan harus menyusun laporan keuangan atas dasar akrual, kecuali arus kas. Menurut dasar ini, aktiva, kewajiban, ekuiti modal, penghasilan, dan beban