18
Ekonomi SMA dan MA Kelas XI
3 Sollow–Swan
Menurut teori Sollow–Swan, terdapat empat anggapan dasar dalam menjelaskan pertumbuhan ekonomi.
a
Tenaga kerja penduduk tumbuh dengan laju tertentu.
b Fungsi produksi Q = f K,L berlaku bagi setiap
periode K : Kapital, L : Labour. c
Adanya kecenderungan menabung dari masyarakat.
d Semua tabungan masyarakat diinvestasikan.
d. Aliran Historis Tokoh-tokoh yang menganut aliran historis antara lain
Friederich List, Bruno Hildebrand, Karl Bucher, Werner Sombart, dan Walt Whitman Rostow.
1 Friederich List 1789–18456 Menurut Friederich List, perkembangan ekonomi
ditinjau dari teknik berproduksi sebagai sumber penghidupan.Tahapan pertumbuhan ekonominya
antara lain: masa berburu atau mengembara, masa beternak atau bertani, masa bertani dan kerajinan, masa
kerajinan industri dan perdagangan. Buku hasil karyanya berjudul Das Nationale System der
Politischen Oekonomie
1840. 2
Bruno Hildebrand 1812–1878 Menurut Bruno Hildebrand, perkembangan ekonomi
ditinjau dari cara pertukaran tukar-menukar yang digunakan dalam masyarakat. Tahap pertumbuhan
ekonominya: masa pertukaran dengan natura barter, masa pertukaran dengan uang, dan masa pertukaran
dengan kreditgiral. Pendapatnya ditulis dalam sebuah buku yang berjudul
Die National Ekonomie der gegenwart und Zukunfit
1848. 3
Karl Bucher 1847–1930 Menurut Karl Bucher, perkembangan ekonomi ditinjau
dari jarak antara produsen dengan konsumen. Tahap pertumbuhan ekonominya antara lain: rumah tangga
tertutup, rumah tangga kota, rumah tangga bangsa, dan rumah tangga dunia.
4 Werner Sombart 1863–1941
Menurut Werner Sombart, perkembangan ekonomi ditinjau dari susunan organisasi dan idiologi masyarakat.
Tahapan pertumbuhan ekonomi menurut Werner Sombart adalah Zaman perekonomian tertutup, Zaman
perekonomian kerajinan dan pertukangan, Zaman perekonomian kapitalis Kapitalis Purba, Madya, Raya,
dan Akhir. Karyanya ditulis dalam sebuah buku yang berjudul Der Moderne Kapitalismus 1927.
Ketenagakerjaan
19
5 Walt Whitman Rostow
Dalam bukunya yang berjudul The Stage of Economic Growth,
W.W. Rostow membagi pertumbuhan ekonomi menjadi lima tahap atas dasar kemajuan tingkat
teknologi. Kelima tahap itu adalah masyarakat tradisional, prasyarat lepas landas, lepas landas, gerakan
ke arah kedewasaan, dan tahap konsumsi tinggi.
6. Pertumbuhan Ekonomi Negara Maju dan Pembangunan Ekonomi Negara Berkembang
Pembangunan berarti suatu proses pengurangan atau penghapusan kemiskinan, kepincangan distribusi pendapatan,
dan pengangguran dalam rangka meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Proses pembangunan ekonomi tersebut berbeda
antara negara maju dengan negara berkembang, karena pada negara maju sudah menunjukkan adanya pertumbuhan
ekonomi yang tinggi serta kemajuan di berbagai bidang, sedangkan negara yang sedang berkembang belum dapat
mencapai hal itu. Masalah dan hambatan pembangunan ekonomi di negara
berkembang adalah sebagai berikut.
a. Laju Pertambahan Penduduk yang Tinggi Terdapat dua ciri penting yang berdampak buruk pada usaha
pembangunan, yaitu: 1 Jumlah penduduk negara yang relatif besar
2 Tingkat perkembangan penduduk yang sangat pesat
b. Taraf Hidup yang Rendah Taraf hidup dapat dinilai, baik secara kualitatif maupun
kuantitatif. Hal ini tampak dari pendapatan yang rendah, perumahan yang kurang memenuhi syarat, kesehatan yang
buruk, pendidikan yang rendah, angka kematian yang tinggi, dan sebagainya.
Gambar 1.7 Tingginya kepadatan penduduk, dapat dilihat dari banyaknya areal
kumuh di beberapa wilayah. Kondisi ini mengakibatkan rendahnya kualitas kesehatan perumahan dan lingkungan.
Sumber: Slumhome Wikipedia.
20
Ekonomi SMA dan MA Kelas XI
D. Kebijakan Dasar Pemulihan Ekonomi
Nasional
Pembangunan ekonomi di Indonesia dilakukan secara bertahap dan berencana. Meskipun demikian, tetap saja ada
kekurangan dalam setiap pelaksanaannya. Ingatlah kembali waktu krisis ekonomi melanda Indonesia Ya, Indonesia pernah
dilanda krisis ekonomi pada tahun 1997, dan krisis ini merupakan krisis paling parah yang pernah dialami negara kita
karena memengaruhi semua sendi kehidupan bangsa. Bahkan, krisis ekonomi ini berdampak besar terhadap perekonomian
nasional. Dan akumulasi dari dampak krisis ekonomi tersebut adalah munculnya permasalahan baru berupa pemutusan
hubungan kerja PHK besar-besaran yang berimbas pada menurunnya pendapatan per kapita dan laju pertumbuhan
ekonomi nasional. c. Pertanian Tradisional
Kekurangan modal, pengetahuan, infrastruktur pertanian, dan aplikasi teknologi modern dalam kegiatan pertanian
menyebabkan sektor ini mempunyai produktivitas rendah dan mengakibatkan pendapatan para petani berada pada
tingkat subsisten hidupnya secara pas-pasan.
d. Produktivitas yang Rendah Produktivitas yang rendah berarti kemampuan berproduksi
para tenaga kerja di berbagai pekerjaan sangat rendah. e. Kekurangan Modal dan Tenaga Ahli
Pada umumnya, di negara berkembang masih memerlukan modal dan investasi untuk meningkatkan kegiatan ekonomi
dan kekurangan tenaga ahli di segala bidang membuat pembangunan ekonomi kurang berjalan dengan lancar.
f. Penciptaan Kesempatan Kerja dan Pengangguran Semakin besar pertambahan penduduk suatu negara,
semakin besar pula jumlah tenaga kerja baru yang akan memasuki angkatan kerja, sehingga memengaruhi
kesempatan kerja dan pengangguran.
g. Ketergantungan pada Sektor Pertanian Umumnya di negara berkembang masih menggantungkan
pada sektor pertanian dalam pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, sehingga akan dapat menghambat
laju pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Tugas Mandiri
Dalam pembangunan dikenal istilah eksplorasi dan eksploitasi. Jelaskan pengertian istilah-istilah tersebut
Ketenagakerjaan
21
Berpijak dari permasalahan di atas, maka pemerintah dengan strategi yang dituangkan dalam Program Pembangunan nasional
Propenas menyusun rencana pembangunan nasional berupa program-program pembangunan yang pokok, penting,
mendasar, dan mendesak untuk segera dilaksanakan. Namun, pelaksanaan yang dijalankan sebagaimana diamanatkan dalam
TAP MPR Nomor IVMPR1999 tentang GBHN dan Propenas ternyata belum berhasil mengatasi krisis ekonomi. Oleh karena
itu, pemerintah memandang perlu adanya kebijakan dasar pemulihan ekonomi nasional seperti yang tercantum dalam TAP
MPR RI Nomor IIMPR2002, tentang Rekomendasi Kebijakan untuk Mempercepat Pemulihan Ekonomi Nasional, yang dapat
diuraikan sebagai berikut. 1. Mempercepat pemulihan ekonomi nasional untuk
mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkesi- nambungan yang diikuti oleh stabilitas harga dan nilai tukar
rupiah, penyelesaian utang negara, penumbuhan kredibilitas dan kepercayaan, penciptaan lapangan kerja,
penanggulangan pengangguran, dan pengurangan kemiskinan.
2. Memperjelas koordinasi, wewenang, dan tanggung jawab lembaga-lembaga negara terkait dalam rangka mempercepat
pemulihan ekonomi. 3. Menghindari ekonomi biaya tinggi melalui penataan
kelembagaan negara, reformasi birokrasi, pemberantasan segala bentuk pungutan liar dan KKN.
4. Memperbaiki peran negara sebagai regulator dan fasilitator dalam kegiatan ekonomi kecuali cabang-cabang produksi
yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak.
5. Memperbaiki struktur perekonomian nasional dengan memperluas partisipasi dan emansipasi masyarakat
termasuk kesetaraan gender dalam rangka mendorong dan meningkatkan perekonomian rakyat serta menata kembali
sistem distribusi kebutuhan masyarakat sebagai produsen dan konsumen untuk mendorong peningkatan
produktivitas.
6. Pengelolaan ekonomi diprioritaskan kepada pemerataan akses terhadap sumber daya ekonomi nasional dengan
mengutamakan penyediaan infrastruktur ekonomi yang terintegrasi, penciptaan lapangan kerja untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi, perbaikan distribusi pendapatan dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Rekomendasi kebijakan untuk mempercepat pemulihan
ekonomi nasional ini harus menjadi pedoman bagi seluruh penyelenggara negara dan seluruh masyarakat. Sebagai tindak
lanjutnya, maka rekomendasi kebijakan tersebut harus dilakukan dengan dasar berikut ini.
1. Diperlukan kemauan politik riil seluruh penyelenggara
negara, elit politik dan seluruh masyarakat untuk memberikan prioritas utama terhadap upaya mempercepat
pemulihan ekonomi nasional.
Wawasan Ekonomi
Indonesia pernah mengalami beberapa kali krisis ekonomi,
yakni krisis ekonomi karena tingkat inflasi mencapai 500
dan langkanya kebutuhan pokok pada tahun 1965; krisis ekonomi
karena dampak “ledakan minyak” yang mengakibatkan laju inflasi
41 pada tahun 1974; krisis ekonomi karena jatuhnya harga
minyak mentah di pasar dunia dan apresiasi Yen Jepang
terhadap Dolar AS Krisis Yendakapada tahun 1980;
krisis ekonomi karena permin- taan minyak dan harga barang
nonmigas menurun yang mengakibatkan defisit perda-
gangan mencapai US2,8 miliar pada tahun 1981–1982; krisis
ekonomi yang berawal dari kebijakan deregulasi perbankan
pada tahun 1984; dan krisis ekonomi yang berawal dari krisis
moneter yang terjadi di sejumlah negara di Asia dan merembet di
Indonesia pada tahun 1997.