Kebijakan Fiskal
29
3 Bila keadaan perekonomian dalam keadaan normal, maka anggaran disusun dalam rangka untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, yakni dengan menggunakan anggaran yang seimbang.
Penyusunan APBN bertujuan untuk menciptakan dan meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara
keseluruhan. Dan penyusunannya didasarkan atas asas berimbang dan dinamis, artinya sektor penerimaan diusahakan
selalu meningkat dan sektor pengeluaran diusahakan untuk diadakan penghematan, dan lebih diarahkan pada dana
pembangunan untuk kegiatan yang menunjang peningkatan produksi nasional, sehingga besarnya pengeluaran belanja
seimbang dengan penerimaannya.
2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD adalah suatu rencana kerja pemerintah daerah yang mencakup seluruh
penerimaan dan belanja pengeluaran pemerintah daerah, baik provinsi ataupun kabupaten dalam rangka mencapai sasaran
pembangunan dalam kurun waktu satu tahun yang dinyatakan dalam satuan uang dan dsetujui oleh DPRD.
Pada dasarnya fungsi dan tujuan penyusunan APBD sama dengan fungsi dan tujuan APBN, hanya dalam APBD ruang
lingkupnya yang berbeda, APBN berskala nasional sedangkan APBD terbatas pada wilayah daerah dan pelaksanaannya
diserahkan kepada kepala daerah atau gubernur dan bupati walikota, serta sesuai dengan kebijakan otonomi daerah.
Proses penyusunan APBD secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut.
Tugas Mandiri
1. Bagaimanakah proses penyusunan APBN yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia?
2. Fungsi APBN yang manakah yang lebih efektif dilaksanakan oleh pemerintah daerah? Mengapa?
Diajukan
Diterima Ditolak
BUPATIWALIKOTA Menyusun RAPBDNota
Keuangan Daerah
D P R D RAPBD dan disidangkan
APBD tahun lalu APBDPerda
30
Ekonomi SMA dan MA Kelas XI
B. Sumber-Sumber Penerimaan dan
Pengeluaran Negara
Program pembangunan yang dijalankan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah memerlukan banyak dana.
Pembiayaan pembangunan tersebut dapat dihimpun dari berbagai sumber-sumber pendapatan atau penerimaan.
Sumber-sumber penerimaan dan pengalokasiannya dapat dilihat dari susunan APBN maupun APBD.
1. Sumber-Sumber Pendapatan Negara dan Daerah
Setiap negara menginginkan untuk meningkatkan penerimaan atau pendapatan nasional, karena dengan peningkatan
pendapatan kemakmuran suatu negara akan meningkat. Sejalan dengan itu, dalam kebijakan fiskal pemerintah terus
meningkatkan penerimaan negara baik penerimaan negara berupa pajak dan bukan pajak atau penerimaan migas dan
nonmigas. Sementara itu, pemerintah daerah juga berkeinginan untuk meningkatkan penerimaan atau pendapatan derahnya
guna menunjang pembangunan daerah. Berikut ini diuraikan sumber-sumber pendapatan negara dan
pendapatan daerah.
Sumber-Sumber Pendapatan Negara Sumber-Sumber Pendapatan Daerah
Pendapatan Asli Daerah a. Pajak daerah
b. Retribusi daerah c. Bagian laba Badan Usaha Milik Daerah
d. Penerimaan dari dinas-dinas daerah e. Penerimaan lain-lain
Dana Perimbangan a. Bagi hasil pajak dan bukan pajak
b. Dana Alokasi Umum DAU dari
Pemerintah Pusat c. Dana Alokasi Khusus DAK
d. Dana perimbangan e. Pinjaman pemerintah daerah
f. Pinjaman untuk Badan Usaha Milik
Daerah BUMD
Lain-lain pendapatan yang sah Penerimaan Negara dan Hibah
1. Penerimaan Dalam negeri a. Penerimaan perpajakan
1 Pajak dalam negeri PPh, PPN, PBB, cukai, dan lainnya
2 Pajak perdagangan internasional bea masuk, pajak impor
b. Penerimaan bukan pajak 1 Penerimaan sumber daya alam
2 Bagian laba BUMN 3 Penerimaan Negara bukan pajak
lainnya
2. Hibah
2. Jenis Pembelanjaan Pemerintah Pusat dan Daerah
Pendapatan yang berasal dari berbagai sumber selanjutnya digunakan untuk membiayai negara secara rutin dan
pembangunan agar jalannya pemerintahan semakin lancar.
Wawasan Ekonomi
Mulai tahun 2008, Departemen Keuangan akan menetapkan
daerah-daerah kaya yang tidak layak lagi mendapatkan Dana
Alokasi Umum atau DAU. Langkah-langkah tersebut karena
pemerintah ingin mengembalikan fungsi utama DAU sebagai
sarana untuk pemerataan bagi daerah.
Kebijakan Fiskal
31 Jenis Pembelanjaan Pemerintah pusat
Jenis Pembelanjaan Pemerintah Daerah
1. Anggaran belanja rutin a. Belanja DPRD
b. Belanja Kepala Daerah c. Belanja Pegawai
d. Belanja Barang e. Belanja Pemeliharaan
f. Belanja Perjalanan Dinas g. Belanja lain-lain
h. Angsuran pinjaman dan bunga i. Subsidi kepada daerah bawahan
j. Pengeluaran yang tidak termasuk
bagian lain k. Pengeluaran tak terduga
2. Anggaran Belanja Pembangunan a. Proyek-proyek daerah
b. Biaya operasional dan pemeliharaan sarana dan prasarana daerah
c. Proyek-proyek pembangunan
Belanja Negara 1. Belanja Pemerintah Pusat
1 Belanja pegawai 2 Belanja barang
3 Belanja Modal 4 Pembayaran bunga utang dalam
negeri dan luar negeri 5 Subsidi BBM dan non BBM
6 Belanja Hibah 7 Bantuan Sosial
8 Belanja lainnya
2. Belanja Daerah
1 Dana Perimbangan a. Dana bagi hasil
b. Dana Alokasi Umum DAU c. Dana Alokasi Khusus DAK
2 Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian
Pembelanjaan yang dilakukan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah dapat diuraikan seperti berikut ini.
Sebagai gambaran, berikut ini disajikan data tentang jenis pembelanjaan daerah yang berupa dana alokasi umum DAU.
Berdasarkan uraian mengenai sumber penerimaan dan belanja negara, maka diusahakan setiap APBN dan APBD
menunjukkan adanya tabungan pemerintah. Semakin tinggi tabungan pemerintah maka akan dapat meningkatkan investasi
atau penanaman modal untuk usaha sehingga pembangunan dapat berjalan dengan lancar atau dengan kata lain APBN
menunjukkan surplus.
Sumber: Departemen Keuangan
Rp 69,2 triliun Rp 59,48 triliun
Rp 82,13 triliun Rp 88,77 triliun
Rp 145,67 triliun 2002
2003 2004
2005 2006
Daerah penerimaan DAU terbesar 2006, antara lain: - Kabupaten Bandung Rp 1,17 triliun
- Kabupaten Bogor Rp 806,99 miliar
- Kabupaten Malang Rp 795,1 miliar
1. 2.
3. 4.
5.
No. Tahun
Jumlah
Tabel 2.2 Pencairan Dana Alokasi Umum DAU tahun 2006–2007