Kebijakan Fiskal
33
C. Pengaruh APBN dan APBD Terhadap
Perekonomian
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN merupakan bagian tak terpisahkan dari perekonomian secara
agregat. Hal ini disebabkan setiap perubahan yang terjadi pada variabel-variabel ekonomi makro akan berpengaruh besaran-
besaran pada APBN. Sebaliknya, setiap terjadi perubahan dalam kebijakan APBN sebagai percerminan kebijakan fiskal yang
diambil pemerintah pada gilirannya juga akan memengaruhi aktivitas perekonomian.
Saat ini, kebijakan anggaran negara mempunyai peranan yang cukup penting dalam mendorong aktivitas perekonomian,
terutama ketika dunia usaha belum sepenuhnya pulih akibat terjadinya krisis ekonomi beberapa tahun yang lalu.
Peranan kebijakan anggaran melalui kebijakan stimulasi fiskal, diharapkan akan mampu mempercepat proses pemulihan
ekonomi, yang tercermin dari peranannya dalam permintaan agregat. Hal ini sejalan dengan Teori Keynesian, bahwa stimulasi
fiskal melalui “government expenditure” baik belanja barang dan jasa maupun belanja investasi atau modal akan dapat membantu
menggerakkan sektor riil.
Penyusunan APBN dan APBD dapat berdampak pada peningkatan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi dengan
meningkatkan pendapatan dan penghematan pengeluaran. Adapun pengaruh APBN dan APBD terhadap perekonomian
masyarakat antara lain: 1. meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat,
maksudnya dapat mengetahui besarnya GNP dari tahun ke tahun,
2. menciptakan kestabilan keuangan atau moneter negara, karena dapat mengatur jumlah uang yang beredar di
masyarakat, 3. menimbulkan investasi masyarakat, karena dapat
mengembangkan industri-industri dalam negeri, 4. memperlancar distribusi pendapatan, maksudnya dapat
mengetahui sumber penerimaan dan penggunaan untuk belanja pegawai dan belanja barang, serta yang lainnya,
5. memperluas kesempatan kerja, karena terdapat pembangunan proyek-proyek negara dan investasi negara,
sehingga dapat membuka lapangan kerja yang baru dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Tugas Mandiri
Identifikasikan peran nyata APBN dan APBD dalam memperlancar distribusi pendapatan
34
Ekonomi SMA dan MA Kelas XI
D. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal atau kebijakan anggaran adalah kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan pendapatan dan
pengeluaran negara atau APBN, agar sesuai dengan pertumbuhan ekonomi yang diharapkan yang pada gilirannya
akan meningkatkan penciptaan lapangan kerja.
Pada dasarnya, kebijakan fiskal atau kebijakan anggaran dapat dinilai dari dua aspek, yaitu aspek kuantitatif dan aspek
kualitatif. 1. Aspek kuantitatif artinya berhubungan dengan jumlah uang
yang harus ditarik dan dibelanjakan. 2. Aspek kualitatif artinya berhubungan dengan peningkatan
jenis-jenis pajak, pembayaran-pembayaran, dan subsidi- subsidi.
Penyusunan APBN digunakan sebagai penentu kebijakan
fiskal suatu negara, sebagai alat untuk memengaruhi peningkatan pendapatan nasional.
1. Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal
Pokok-pokok kebijakan fiskal dalam APBN dapat diperinci berdasarkan arah kebijakan dan strategi kebijakan.
a. Arah Kebijakan Fiskal dalam APBN 1 Kebijakan fiskal dalam APBN diarahkan untuk dapat
membiayai pengeluaran dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan negara yang efektif namun tetap efisien
dan bebas dari pemborosan maupun korupsi.
2 Kebijakan fiskal diarahkan untuk dapat turut serta dalam memelihara dan memantapkan stabilitas perekonomian,
dan berperan sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi. 3 Kebijakan fiskal diarahkan untuk dapat mengatasi
masalah-masalah mendasar yang menjadi prioritas pembangunan, yaitu:
a penanggulangan kemiskinan; b peningkatan kesempatan kerja, investasi, dan ekspor;
c revitalisasi pertanian dan pembangunan perdesaan; d peningkatan kualitas dan aksesibilitas terhadap
pendidikan dan pelayanan kesehatan;. 4 Kebijakan fiskal diarahkan untuk mendukung
keberlanjutan proses konsolidasi desentralisasi fiskal dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah dengan
tujuan antara lain untuk mengurangi kesenjangan fiskal antara pusat dan daerah, serta antardaerah, dan
mengurangi kesenjangan pelayanan publik antardaerah.
Gambar 2.1 Kemiskinan diharapkan
dapat diselesaikan melalui kebijakan fiskal.
Sumber: www.google.com:image.
Kebijakan Fiskal
35
b. Strategi Kebijakan Fiskal dalam APBN 1 Meningkatkan konsolidasi fiskal untuk mem-
pertahankan kesinambungan fiskal fiscal sustainability. 2 Mengupayakan penurunan beban utang, pembiayaan
yang efisien, dan menjaga kredibilitas pasar modal. 3 Menurunkan defisit anggaran terhadap PDB.
4 Meningkatkan penerimaan negara yang bersumber dari pajak dan penerimaan negara bukan pajak PNBP.
5 Mengendalikan dan meningkatkan efisiensi belanja negara.
6 Memberikan stimulus guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.
7 Melanjutkan reformasi administrasi perpajakan, kepabeanan, dan cukai.
8 Mempertajam prioritas alokasi anggaran belanja pemerintah pusat.
9 Mengalokasikan alokasi anggaran belanja ke daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang
berlaku. 10 Mengoptimalkan kebijakan pembiayaan defisit anggaran
dengan biaya dan tingkat risiko yang rendah.
2. Macam-Macam Kebijakan Anggaran
APBN yang disusun pemerintah setiap tahun dapat dimanfaatkan untuk menentukan kebijakan anggaran fiskal
yang disesuaikan dengan kondisi perekonomian suatu negara. Kebijakan anggaran meliputi hal-hal berikut.
a. Anggaran Seimbang
Anggaran seimbang adalah anggaran yang disusun dengan pendapatan totalnya samaseimbang dengan pengeluaran
totalnya. Tujuannya untuk memelihara stabilitas ekonomi dan mencegah terjadinya defisit.
b. Anggaran Dinamis Anggaran dinamis adalah anggaran yang selalu meningkat
dibandingkan anggaran tahun sebelumnya. Selain itu diusahakan meningkatkan pendapatan dan penghematan
dalam pengeluarannya, sehingga dapat meningkatkan tabungan pemerintahnegara untuk kemakmuran
masyarakat.
c. Anggaran Defisit Anggaran defisit adalah anggaran dengan pengeluaran negara
lebih besar daripada penerimaan negara. Intinya, penerimaan rutin dan penerimaan pembangunan tidak
mencukupi untuk membiayai seluruh pengeluaran pemerintah. Dengan kata lain, defisit APBN terjadi apabila
pemerintah harus meminjam dari bank sentral atau harus mencetak uang baru untuk membiayai pembangunannya.