Jenis Tanah Karakteristik Biofisik Wilayah .1 Letak dan Luas
110 Kemampuan yang tinggi dalam infiltrasi dan perkolasi ini juga sangat penting
dalam upaya pengendalian banjir di wilayah hilir yang berasal dari wilayah hulu. Hal demikian penting artinya mengingat bahwa kondisi curah hujan di wilayah
DAS Ciliwung Hulu lebih dari 3.000 mmth curah hujan tahun 1995 sd 2009 mencapai 2.797-3.748 mmth. Hal ini memberikan pilihan berupa ancaman
banjir bagi wilayah hilir. sekaligus peluang untuk menambah persediaan air tanah bagi suplai air yang berupa dari aliran bawah tanah subsurface run-off. Semakin
tinggi ketersediaan air tanah maka diharapkan mampu memberikan pasokan aliran bawah tanah sehingga debit air sungai dapat dijaga menjadi lebih stabil dan tidak
besar perbedaan debitnya antara aliran pada musim hujan dengan aliran sungai pada musim kemarau. Peta Penutupan Lahan tahun 2000, 2003, 2006 dan 2009
disajikan pada Lampiran 4. Tabel 11 Penutupan lahan DAS Ciliwung Hulu tahun 1992-2009
No. Jenis
penutupan lahan
Luas Ha 1992
1995 2000
2001 2003
2006 2009
1 Hutan
6.184,73 5.834.04 5.611,13 4.436,50 4.467,46 4.391,13 4.318,17
41,62 39,26
37,76 29,86
30,06 29,55
29,06 2
Semak Belukar 1.284,47
827,49 574,25
404,67 336,63
106,35 118,73
8,64 5,57
3,86 2,72
2,27 0,72
0,80 3
Perkebunan 2.218,60 1.954,09 1.992,74 2.841,03 2.786,79
1.902,08 1.910,15 14,93
13,15 13,41
19,12 18,75
12,80 12,85
4 Lahan Terbuka
326,98 129,24
85,89 250,09
341,75 220,53
240,31 2,20
0,87 0,58
1,68 2,30
1,48 2,20
5 Permukiman
588,46 849,99 1.261,62 1.485,93 1.820,18
2.997,26 3.356,73 3,96
5,72 8,49
10,00 12,25
20,17 22,59
6 Sawah
297,20 710,31 499,15
815,06 788,96
546,83 550,26
2,00 4,78
3,36 5,48
5,31 3,68
3,70 7
SemakRumput 987,31 1.113,11 1.080,76
990,96 288,54
540,18 480,12
6,64 7,49
7,27 6,67
1,94 3,64
3,23 8
Tegalan 2.972,25 3.441,73 3.754,46 3.635,77 4.029,67
4.155,64 3.884,99 20,00
23,16 25,27
24,47 27,12
27,97 26,14
Jumlah 14.860,00 14.860,00 14.860,00 14.860,00 14.860,00
14.860,00 14.860,00
Sumber : 1. Hutapea. T. 2005.
2. BPDAS Citarum-Ciliwung 2010. 3. Badan Planologi Kehutanan 2011 diolah
111