105
50 100
150 200
250 300
Jan I Peb I
Mar I Apr I
Mei I Jun I
Jul I Agu I
Sept I Okt I
Nop I Des I
C H
d a
n E
T P
m m
Curah huj an Evapotranspirasi
Gambar 14 Distribusi curah hujan dan evapotranspirasi DAS Ciliwung Hulu
Sumber : BPSDA Ciliwung 2010. Sawiyo et al. 2009. data diolah
Distribusi curah hujan dan hari hujan tahun 1995-2009 sebagaimana disajikan pada Tabel 10, dari data empat stasiun pengamatan diperoleh bahwa
curah hujan DAS Ciliwung Hulu cenderung tidak merata atau mempunyai curah hujannya bervariasi. Curah hujan tertinggi berlangsung di wilayah Tugu Utara
Gunung Mas sebesar 3.748 mmth, dan terendah di wilayah Katulampa wilayah Ciawi dan sekitarnya 2.797,8 mmth. Di wilayah tengah Megamendung dan
sekitarnya curah hujannya menengah antara 3.085-3.110 mmth. Rata-rata curah hujan bulanan tinggi berlangsung antara bulan Oktober sd April, curah hujan
menurun dan terendah pada bulan Juli dan Agustus.
106
Tabel 10 Distribusi curah hujan di beberapa wilayah DAS Ciliwung Hulu 1995-2009
Nama Stasiun
Distribusi curah hujan dan hari hujan rata2 bulanan Jumlah
Jan Peb
Mar Apr
Mei Jun
Jul Agt
Sep Okt
Nop Des
Katulampa 459,4
420,2 328,6 247,3 183,4 153,2 81,3 77,5
97,7 182,2 258,5 308,6
2.797,8 22,8
20,8 20,5
15,5 10,8
8,8 5,8
6,3 6,5
7,7 12,3
22,5 159,9
Pasir Muncang
474,5 481,3 310,3 368,0 253,5 127,0 103,0 96,8 100,8 142,3 194,8 458,8
3.110,8 23,4
20,7 23,4
15,1 10,7
9,4 7,4
6,9 6,8
11,4 17,7
21,2 174,2
Citeko 481,6 586,9 347,2 307,8 184,1 104,8 64,6
83,3 117,5 209,5 279,5 352,7
3.085,0 19,7
23,2 21,2
16,4 12,9
7,9 4,7
5,2 7,4
12,8 17,3
19,0 165,1
Pos Panjang Tugu
Selatan 467,6
448,0 332,7 321,6 256,9 178,7 167,9 124,1 192,1 323,2 305,9 246,3
3.364,9 Gunung
Mas 590,4 658,0 412,6 339,1 225,8 168,1 108,9 75,1 126,1 259,1 382,1
403,5 3.748,7
17,9 16,4
15,3 13,6
9,3 8,4
6,3 3,6
6,8 11,1
13,9 14,6
137,1
Sumber : BPSDA Ciliwung 2010, Sawiyo et al. 2009, data diolah.
4.2.4 Geologi dan Fisiografi
Secara geologis bahan induk tanah berasal dari batuan batuan piroklastik dan batuab induk tuf andesit yang merupakan rangkaian geologi dari Gunung
Gede Pangrango dan Gunung Salak. Batuan induk pada rangkaian gunung api Gunung Pangrango dan Gunung Salak ini berumur kuarter zaman Holosen –
Pleistosin berupa bahan endapan lahar, lava basalt andesit, oligoklas-andesin, laboradorit, olivine, piroksin dan horenblenda Efendi et al. dalam Sawiyo et al.
2009. Batuan gunung api tersebut merupakan bahan induk yang dominan sebagai pembentuk tanah di daerah penelitian, dan sebagian kecil lainnya berupa
bahan aluvium yang berupa endapan liat, pasir, kerikil dan batu. Fisiografi DAS Ciliwung Hulu merupakan sistem Volkan berlapis V1
yaitu sistem gunung berapi dengan letusan berulang-ulang sehingga terjadi pelapisan endapan bahan hasil letusan. Sistem volkan berlapis ini dibedakan
kedalam 1 kerucut volkan, 2lungur volkan dan 3 aluvial A Marsoedi et al.
107 dalam Sawiyo et al. 2009. Sistem volkan berlapis di daerah penelitian tersebut
secara terinci dapat diuraikan sebagai berikut : 1 Kerucut Volkan V1
Fisiografi kerucut volkan yang diketemukan berupa lereng volkan yang mempunyai tingkat kemiringan terjal sampai sangat terjal. Berdasarkan
posisinya lereng volkan dipisahkan menjadi dua unit fisiografi yaitu: V1.1.2. Lereng tengah yaitu bagian lereng tengah kerucut volkan yang tidak
terlalu curam dengan pola drainase radial V1.1.3. Lereng bawah bagian kerucut volkan dengan lereng agak melandai,
2 Lungur Volkan V7 Fisiografi lungur volkan merupakan bukit-bukit memanjang dari bahan
volkan dengan lereng 15 dan perbedaan tinggi 50-300 m. Lebih lanjut satuan fisiografi ini dapat dibagi menjadi 2 unit fisiografi yaitu:
V7.1.1. Punggung bukit memanjang; merupakan punggung bukit yang memanjang dengan lereng melandai
V7.1.2. Lereng sisi punggung yaitu bagian sisi lereng lungur volkan yang umumnya mempunyai tingkat kemiringan curam.
3 Aluvial A Merupakan satuan fisiografi yang terbentuk karena proses fluviatil
bahannya berasal dari endapan sungai baru biasanya berlapis dan mempunyai tekstur beragam dicirikan oleh adanya kerikilbatu yang bentuknya membulat.
Fisiografi aluvial pada daerah sub DAS Ciliwung Hulu termasuk dalam unit jalur aliran sungai atau anak sungai. Karakteristik wilayah fisiografi aluvial ini
memanjang di kanan-kiri jalur aliran sungai, umumnya sempit dibatasi tebing, bentuk wilayah datar sampai landai.
108
4.2.5 Jenis Tanah
Berdasarkan Peta Tanah Tinjau Kabupaten Bogor skala 1:250.000, jenis tanah di DAS Ciliwung Hulu didominasi oleh tanah latosol cokelat, asosiasi
latosol cokelat kemerahan dan latosol cokelat, dan asosiasi latosol merah, latosol cokelat kemerahan dan laterik air tanah. Sisanya sebagian kecil berupa tanah
komplek regosol kelabu dan lisosol, tanah latosol cokelat kemerahan, dan tanah andosol cokelat kekuningan.
Berdasarkan Peta Tanah Semidetail Tahun 1992 yang dikeluarkan oleh Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat Bogor, beberapa jenis tanah di DAS
Ciliwung Hulu adalah order Inceptisol 48, Andosol 38,9. Ultisol 11, dan sisanya Entisol 2,1.
Tanah Andosol merupakan tanah yang sedang berkembang tetapi belum matang yang ditandai dengan profil yang lemah dan masih banyak menyerupai
sifat bahan induknya. Andisol berasal dari hasil pelapukan bahan induk volkan yang menghasilkan bahan amorf. Bahan amorf ini terdiri atas alofan, ferrihidrit,
dan senyawa kompleks humus-aluminium. Tanah ini berwarna hitam kelam, mempunyai berat jenis 0,85 gcm3, dan dikenali seperti terasa berminyak
smeary-bila diremas- karena mengandung bahan organik 8-30. Tanah ini banyak ditemukan di pegunungan berelevasi tinggi. Tanah andosol umumnya
ditemukan dalam bentuk konsosiasi typic hapludents, dan asosiasi typic tapludents dan typic tropopsamments.
Ultisol merupakan tanah yang memiliki horison argilik dengan kejenuhan basa yang kurang dari 35. Tanah Ultisol terbentuk di daerah dengan bahan
induk yang berumur lebih tua. Dengan adanya proses liksviasi lebih lanjut sehingga membentuk adanya horison argilik. Tanah Ultisol berada di DAS
Ciliwung Hulu dalam konfigurasi lahan dengan landform sangat terjal dalam bentuk asosiasi Typic hapludents, dengan bahan induk abu volkan. Tanah ini
rentan terhadap erosi dan dijumpai di daerah bagian Utara DAS Ciliwung Hulu. Inceptisol merupakan tanah yang mulai berkembang tetapi belum matang.
Tanah ini ditandai dengan perkembangan profil yang lemah dan masih banyak menyerupai sifat bahan induknya. Tanah inceptisol yang ada dalam bentuk