Simpulan PENGEMBANGAN KEBIJAKAN PENGELOLAAN BERKELANJUTAN DAS CILIWUNG HULU
252
f. Penguasaan lahan oleh masyarakat lokal berupa lahan milik seluas 0,12 ha dan lahan garapan 0,27 ha. Kepemilikan lahan oleh masyarakat luar DAS
Ciliwung Hulu sebesar 70-80. Kondisi saat ini nilai indeks keberlanjutan keberlanjutan DAS Ciliwung
Hulu sebesar 47,23 50,00 atau berstatus kurang keberlanjutan berarti kinerja pengelolaan Ciliwung Hulu DAS buruk. Dimensi ekonomi dan dimensi
aksesibilitas dan teknologi konservasi mempunyai kinerja cukup berkelanjutan sedangkan tiga dimensi lainnya dimensi ekologi, dimensi sosial, dan dimensi
kelembagaan menunjukkan kurang berkelanjutan. Nilai indeks keberlanjutan tersebut terbesar berasal dari dimensi ekologi nilai bobot 36,28 dan nilai
tertimbang 16,23. Dimensi ekologi memiliki nilai yang lebih penting daripada dimensi lainnya dalam pengelolaan berkelanjutan DAS Ciliwung Hulu.
Status pengelolaan DAS Ciliwung kurang berkelanjutan disebabkan oleh institusi lokal DAS Ciliwung Hulu tergolong lemah karena tidak efektif dalam
mengatur pilihan strategi dan perilaku masyarakat dalam pengelolaan DAS yaitu tujuan ekonomi, sosial, dan ekologi. Hal ini ditunjukkan oleh rendahnya kinerja
yang dicapai dalam pengelolaan DAS, yaitu : a. Tingkat kesejahteraan masyarakat lokal termasuk miskin.
b. Tingkat pendidikan masyarakat relatif rendah. c. Sumberdaya lahan mengalami degradasi yang tinggi ditunjukkan oleh tingkat
erosi tanah melebihi tingkat erosi yang diijinkan tolerable erosion. d. Debit air sungai Ciliwung Hulu tidak stabil fluktuatif dengan koefisien rejim
sungai KRS selama 20 tahun terakhir 151,64 atau lebih besar dari 100 kondisi DAS buruk.
e. Kualitas air Sungai Ciliwung tergolong tercemar berat terutama diakibatkan kandungan BOD sangat tinggi.
Penyebab tidak efektifnya institusi lokal adalah aturan main yang digunakan rule-in-use baik berupa aturan non-formal maupun aturan formal
tidak mampu mengatur perilaku dan pilihan strategi masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya di DAS Ciliwung Hulu. Kegiatan RHL dan pengelolaan
sumberdaya air, sumberdaya lahan dan perkebunan tidak efektif meningkatkan fungsi DAS karena kebijakan tersebut tidak menyentuh akar permasalahan yaitu
pengaturanpenataan hak kepemilikan atas lahan property right of land. Lahan
253
milik dan lahan garapan sebesar 70-80 dikuasai masyarakat luar DAS. Kebijakan pemerintah dalam pengelolaan DAS belum mengaturmenata
kewajiban pemegang hak atas lahan. Hak dan kewajiban pemegang hak privat atas lahan perlu diatur secara seimbang karena dapat mempengaruhi fungsi lahan
secara umum terhadap proses hidrologi di dalam sistem DAS. Permasalahan yang dihadapi bersama masyarakat lokal DAS Ciliwung
Hulu adalah rusaknya ekologi DAS sehingga fungsi DAS sebagai pengatur hidrologi semakin berkurang. Kondisi ini mengakibatkan ketersediaan air
permukaan tanah dan air bawah tanah semakin berkurang sehingga masyarakat lokal mengalami kekurangan pasokan air bersih untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari pada musim kemarau. Kondisi demikian mendorong kesadaran bersama masyarakat lokal untuk melakukan aksi bersama collectice action
meningkatkan perbaikan lingkungan dengan mempertahankan penutupan hutan, rehabilitasi lahan dan kiri-kanan alur sungai dengan tanaman pohon.
Berdasarkan hasil analisis aktor di DAS Ciliwung Hulu ternyata terdapat lima aktor kunci yang berperan penting pengaruhnya terhadap rendahnya nilai
indeks keberlanjutan DAS Ciliwung Hulu yaitu : a. Masyarakat luar yang menguasai lahan milik maupun lahan garapan di DAS
Ciliwung Hulu. b. Bappeda Kabupaten Bogor.
c. Biyong makelar tanah. d. Pengusaha lokal untuk produk pertaniankehutanan.
e. BP4K dan UPT BP3K Wilayah Ciawi Badan Penyuluhan Pertanian, Perkebunan, Perikanan, dan Kehutanan.
Pengelolaan berkelanjutan DAS Ciliwung Hulu ditentukan oleh 5 lima faktor kunci yaitu n alternatif pendapatan petani dari kegiatan non-pertanian,
w pemanfaatan jasa wisata untuk pengembangan ekonomi wilayah, v perubahan penutupan lahan bervegetasi menjadi non vegetasi maupun
menjadi lahan terbangun, s kegiatan penyuluhan pembangunan pertanian, kehutanan.dan pertanian, dan k kapasitas koordinasi organisasi pemerintah.
Model abstrak kualitatif pengembangan kebijakan pengelolaan berkelanjutan DAS Ciliwung Hulu adalah P = f n, w, v, s, k. Pengembangan kebijakan pengelolaan
berkelanjutan DAS merupakan hasil interaksi faktor-faktor kunci dan