Pendahuluan Gabungan Kelompok Tani Gapoktan

99 Gambar 13 Lokasi penelitian DAS Ciliwung Hulu Kabupaten Bogor Ciawi 101 100 101 102 Batas DAS Ciliwung Hulu adalah : a. Sebelah Utara berbatasan dengan DAS Ciliwung Tengah dan DAS Citarum Hulu. b. Sebelah Selatan berbatasan dengan DAS DAS Cisadane Hulu . c. Sebelah Barat berbatasan dengan DAS Cisadane Hulu. d. Sebelah Timur berbatasan dengan DAS Citarum Bagian hulu mencakup areal seluas 14.860 ha yang merupakan daerah pegunungan dengan elevasi antara 300 m sd 3.000 m dpl. Di bagian hulu umumnya dicirikan oleh sungai pegunungan yang berarus deras terutama pada musim kemarau. variasi kemiringan lereng yang tinggi. dengan kemiringan 2-15 70,5 km 2 , 15-45 52,9 km 2 , dan sisanya 24,6 km 2 di atas 45 BPDAS Citarum Ciliwung 2003.

4.2.2 Topografi

Keadaan topografi wilayah penelitiandapat diklasifikasikan ke dalam 6 kelompok yaitu topografi datar 0-8 sd sangat curam 45. DAS Ciliwung Hulu merupakan dataran tinggi dengan kelerengan yang didominasi datar 32,95 dan bergelombang 25,19, dan sisanya berupa dataran dengan topografi landai 12,60, curam 13,14 dan sangat curam 16,12. Topografi datar sd landai dapat dijumpai di Kecamatan Ciawi, dan landai sd sangat curam dapat dijumpai di wilayah Kecamatan Megamendung dan Kecamatan Cisarua. Batas wilayah Utara, Timur dan Selatan banyak dijumpai lahan dengan topografi curam sd sangat curam 26. Kondisi demikian diakibatkan oleh posisi DAS Ciliwung Hulu yang keberadaannya dikelilingi oleh beberapa gunung yaitu Gunung Gede Pangrango, Gn. Mandalawangi, Gn. Kencong dan lain-lain. Pengelompokan kelerengan DAS Ciliwung Hulu dapat dilihat pada peta Lampiran 3 dan sebaran kelerengannya disajikan pada Tabel 8. 103 Tabel 8 Sebaran kelerengan DAS Ciliwung Hulu No. Kelerengan Luas Keterangan 1 0-8 4.897,00 32,95 datar 2 9-15 1.872,25 12,60 landai 3 16-25 3.742,50 25,19 bergelombang 4 26-45 1.952,40 13,14 curam 5 45 2.396,03 16,12 sangat curam Jumlah 14.860,00 100,00 Sumber : Peta Tanah Semidetil Daerah Aliran Sungai Ciliwung Hulu Skala 1:50.000 diterbitkan oleh Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat Tahun 1992.

4.2.3 Iklim

Berdasarkan sistem klasifikasi Smith dan Ferguson yang didasarkan pada intensitas curah hujan. yaitu bulan basah 200 mm dan Bulan Kering 100 mm adalah termasuk Tipe Iklim A. Sedangkan berdasarkan klasifikasi Oldeman. tipe iklim di DAS Ciliwung Hulu termasuk tipe iklim B2 yang mempunyai 7-9 bulan basah berurutan dan 2-4 bulan kering dan tipe iklim C1 yang mempunyai 5- 6 bulan basah berurutan dan kurang dari 2 bulan kering. Keadaan iklim di DAS Ciliwung Hulu dapat diwakili oleh pengambilan data pada Stasiun Klimatologi Citeko 920 m dpl. Data pengamatan di stasiun tersebut diperoleh data rata-rata bahwa suhu udara maksimum 25,9 o C, suhu minimum 17,3 o C. Kelembaban udara rata-rata bulanan sebesar 83,7, bulan terlembab adalah Pebruari sedangkan bulan Agustus merupakan terkering. Total evapotranspirasi rata-rata tahunan sebesar 1.298,1 mm. Evapotranspirasi ETP rata-rata bulanan tertinggi terjadi pada bulan Agustus 126,7 mm dan terendah terjadi pada bulan Desember 84,8 mm. Data iklim di DAS Ciliwung Hulu Stasiun Citeko tahun 2001-2009 disajikan pada Tabel 9. 104 Tabel 9 Data iklim Stasiun Citeko tahun 2001-2009 Bulan Suhu Kelembaban Kecepatan Angin Evapotranspirasi Harian Min Max Rata2 Min Max Rata2 Rata2 Max Min Total Rata2 Max Min °C °C °C ms ms ms mm mm mm mm tn Tx tm Un Ux Um Va Vx Vm Etp Etr Etx Etm Jan 17,6 24,9 20,7 83,1 90,2 88,3 1,8 2,4 1,2 98,3 3,2 4,1 1,4 Peb 17,5 24,2 20,5 85,1 91,6 90,3 2,1 3,2 1,2 91,1 3,3 4,6 2,0 Mar 17,9 25,8 21,4 78,5 87,9 85,9 1,9 3,0 1,0 115,1 3,7 5,0 2,4 Apr 17,9 26,3 21,6 78,0 87,8 85,6 1,8 2,4 1,0 122,9 4,1 5,9 2,6 Mei 17,9 26,4 21,9 75,3 85,1 83,0 1,9 3,2 1,2 120,8 3,9 4,8 2,8 Juni 16,9 26,1 21,3 73,1 84,6 81,1 1,9 4,4 1,0 116,9 3,9 5,2 3,0 Juli 16,4 25,9 21,0 71,7 85,1 80,7 2,0 2,8 1,4 112,6 3,6 4,4 2,7 Agt 16,2 26,3 21,0 66,8 84,3 78,3 2,0 2,8 1,4 126,7 4,1 5,7 3,1 Sept 16,8 26,5 21,3 70,0 85,9 81,3 2,1 2,8 1,4 115,8 3,9 6,2 2,5 Okt 17,2 26,8 21,4 71,4 85,5 82,1 1,8 2,2 1,2 103,6 3,3 5,2 2,2 Nop 17,6 26,2 21,4 76,9 89,3 86,7 1,6 2,4 1,0 89,4 3,0 4,0 1,2 Des 17,5 25,5 21,1 74,5 83,2 81,6 1,9 3,2 1,0 84,8 2,7 5,0 1,2 Rata2 17,3 25,9 21,2 75,4 86,7 83,7 1,9 2,9 1,2 1298,1 42,7 6,2 1,2 Berdasarkan data Stasiun Citeko tersebut bahwa suhu di DAS Ciliwung Hulu antara 16,2 o C – 26,8 o C dan rata-rata 21,2 o C. Suhu udara tertinggi 26,8 o C terjadi pada bulan Oktober dan terendah 16,2 o C pada bulan Agustus. Kelembaban udara rata-rata 83,7 dan kelembaban maksimum ulan Oktober dan maksimum 44 mdetik. Kecepatan angin rata-rata 1,9 mdetik, dengan kecepatan minimum 1,2 mdetik. Besarnya evapotranspirasi tahunan 1.298,1 mm dengan rata-rata bulanan sebesar 42,7 mm dengan nilai maksimum 6,2 mm dan minimum 1,2 mm. Bulan basah berlangsung pada bulan Maret sd Oktober, dan bulan kering terjadi pada bulan Nopember sd Pebruari. Wilayah DAS Ciliwung Hulu tergolong memiliki curah hujan yang tinggi dengan bulan basah lebih besar daripada bulan kering. Distribusi curah hujan dan evaporasi DAS Ciliwung Hulu disajikan pada Gambar 14. 105 50 100 150 200 250 300 Jan I Peb I Mar I Apr I Mei I Jun I Jul I Agu I Sept I Okt I Nop I Des I C H d a n E T P m m Curah huj an Evapotranspirasi Gambar 14 Distribusi curah hujan dan evapotranspirasi DAS Ciliwung Hulu Sumber : BPSDA Ciliwung 2010. Sawiyo et al. 2009. data diolah Distribusi curah hujan dan hari hujan tahun 1995-2009 sebagaimana disajikan pada Tabel 10, dari data empat stasiun pengamatan diperoleh bahwa curah hujan DAS Ciliwung Hulu cenderung tidak merata atau mempunyai curah hujannya bervariasi. Curah hujan tertinggi berlangsung di wilayah Tugu Utara Gunung Mas sebesar 3.748 mmth, dan terendah di wilayah Katulampa wilayah Ciawi dan sekitarnya 2.797,8 mmth. Di wilayah tengah Megamendung dan sekitarnya curah hujannya menengah antara 3.085-3.110 mmth. Rata-rata curah hujan bulanan tinggi berlangsung antara bulan Oktober sd April, curah hujan menurun dan terendah pada bulan Juli dan Agustus. 106 Tabel 10 Distribusi curah hujan di beberapa wilayah DAS Ciliwung Hulu 1995-2009 Nama Stasiun Distribusi curah hujan dan hari hujan rata2 bulanan Jumlah Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Katulampa 459,4 420,2 328,6 247,3 183,4 153,2 81,3 77,5 97,7 182,2 258,5 308,6 2.797,8 22,8 20,8 20,5 15,5 10,8 8,8 5,8 6,3 6,5 7,7 12,3 22,5 159,9 Pasir Muncang 474,5 481,3 310,3 368,0 253,5 127,0 103,0 96,8 100,8 142,3 194,8 458,8 3.110,8 23,4 20,7 23,4 15,1 10,7 9,4 7,4 6,9 6,8 11,4 17,7 21,2 174,2 Citeko 481,6 586,9 347,2 307,8 184,1 104,8 64,6 83,3 117,5 209,5 279,5 352,7 3.085,0 19,7 23,2 21,2 16,4 12,9 7,9 4,7 5,2 7,4 12,8 17,3 19,0 165,1 Pos Panjang Tugu Selatan 467,6 448,0 332,7 321,6 256,9 178,7 167,9 124,1 192,1 323,2 305,9 246,3 3.364,9 Gunung Mas 590,4 658,0 412,6 339,1 225,8 168,1 108,9 75,1 126,1 259,1 382,1 403,5 3.748,7 17,9 16,4 15,3 13,6 9,3 8,4 6,3 3,6 6,8 11,1 13,9 14,6 137,1 Sumber : BPSDA Ciliwung 2010, Sawiyo et al. 2009, data diolah.

4.2.4 Geologi dan Fisiografi

Secara geologis bahan induk tanah berasal dari batuan batuan piroklastik dan batuab induk tuf andesit yang merupakan rangkaian geologi dari Gunung Gede Pangrango dan Gunung Salak. Batuan induk pada rangkaian gunung api Gunung Pangrango dan Gunung Salak ini berumur kuarter zaman Holosen – Pleistosin berupa bahan endapan lahar, lava basalt andesit, oligoklas-andesin, laboradorit, olivine, piroksin dan horenblenda Efendi et al. dalam Sawiyo et al. 2009. Batuan gunung api tersebut merupakan bahan induk yang dominan sebagai pembentuk tanah di daerah penelitian, dan sebagian kecil lainnya berupa bahan aluvium yang berupa endapan liat, pasir, kerikil dan batu. Fisiografi DAS Ciliwung Hulu merupakan sistem Volkan berlapis V1 yaitu sistem gunung berapi dengan letusan berulang-ulang sehingga terjadi pelapisan endapan bahan hasil letusan. Sistem volkan berlapis ini dibedakan kedalam 1 kerucut volkan, 2lungur volkan dan 3 aluvial A Marsoedi et al. 107 dalam Sawiyo et al. 2009. Sistem volkan berlapis di daerah penelitian tersebut secara terinci dapat diuraikan sebagai berikut : 1 Kerucut Volkan V1 Fisiografi kerucut volkan yang diketemukan berupa lereng volkan yang mempunyai tingkat kemiringan terjal sampai sangat terjal. Berdasarkan posisinya lereng volkan dipisahkan menjadi dua unit fisiografi yaitu: V1.1.2. Lereng tengah yaitu bagian lereng tengah kerucut volkan yang tidak terlalu curam dengan pola drainase radial V1.1.3. Lereng bawah bagian kerucut volkan dengan lereng agak melandai, 2 Lungur Volkan V7 Fisiografi lungur volkan merupakan bukit-bukit memanjang dari bahan volkan dengan lereng 15 dan perbedaan tinggi 50-300 m. Lebih lanjut satuan fisiografi ini dapat dibagi menjadi 2 unit fisiografi yaitu: V7.1.1. Punggung bukit memanjang; merupakan punggung bukit yang memanjang dengan lereng melandai V7.1.2. Lereng sisi punggung yaitu bagian sisi lereng lungur volkan yang umumnya mempunyai tingkat kemiringan curam. 3 Aluvial A Merupakan satuan fisiografi yang terbentuk karena proses fluviatil bahannya berasal dari endapan sungai baru biasanya berlapis dan mempunyai tekstur beragam dicirikan oleh adanya kerikilbatu yang bentuknya membulat. Fisiografi aluvial pada daerah sub DAS Ciliwung Hulu termasuk dalam unit jalur aliran sungai atau anak sungai. Karakteristik wilayah fisiografi aluvial ini memanjang di kanan-kiri jalur aliran sungai, umumnya sempit dibatasi tebing, bentuk wilayah datar sampai landai. 108

4.2.5 Jenis Tanah

Berdasarkan Peta Tanah Tinjau Kabupaten Bogor skala 1:250.000, jenis tanah di DAS Ciliwung Hulu didominasi oleh tanah latosol cokelat, asosiasi latosol cokelat kemerahan dan latosol cokelat, dan asosiasi latosol merah, latosol cokelat kemerahan dan laterik air tanah. Sisanya sebagian kecil berupa tanah komplek regosol kelabu dan lisosol, tanah latosol cokelat kemerahan, dan tanah andosol cokelat kekuningan. Berdasarkan Peta Tanah Semidetail Tahun 1992 yang dikeluarkan oleh Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat Bogor, beberapa jenis tanah di DAS Ciliwung Hulu adalah order Inceptisol 48, Andosol 38,9. Ultisol 11, dan sisanya Entisol 2,1. Tanah Andosol merupakan tanah yang sedang berkembang tetapi belum matang yang ditandai dengan profil yang lemah dan masih banyak menyerupai sifat bahan induknya. Andisol berasal dari hasil pelapukan bahan induk volkan yang menghasilkan bahan amorf. Bahan amorf ini terdiri atas alofan, ferrihidrit, dan senyawa kompleks humus-aluminium. Tanah ini berwarna hitam kelam, mempunyai berat jenis 0,85 gcm3, dan dikenali seperti terasa berminyak smeary-bila diremas- karena mengandung bahan organik 8-30. Tanah ini banyak ditemukan di pegunungan berelevasi tinggi. Tanah andosol umumnya ditemukan dalam bentuk konsosiasi typic hapludents, dan asosiasi typic tapludents dan typic tropopsamments. Ultisol merupakan tanah yang memiliki horison argilik dengan kejenuhan basa yang kurang dari 35. Tanah Ultisol terbentuk di daerah dengan bahan induk yang berumur lebih tua. Dengan adanya proses liksviasi lebih lanjut sehingga membentuk adanya horison argilik. Tanah Ultisol berada di DAS Ciliwung Hulu dalam konfigurasi lahan dengan landform sangat terjal dalam bentuk asosiasi Typic hapludents, dengan bahan induk abu volkan. Tanah ini rentan terhadap erosi dan dijumpai di daerah bagian Utara DAS Ciliwung Hulu. Inceptisol merupakan tanah yang mulai berkembang tetapi belum matang. Tanah ini ditandai dengan perkembangan profil yang lemah dan masih banyak menyerupai sifat bahan induknya. Tanah inceptisol yang ada dalam bentuk 109 Asosiasi andic humitropepts-Typic Dystropepts, konsosiasi typic dystropepts, dan konsosiasi typic eutropepts. Jenis tanah ini berada pada landform bergunung, di wilayah lereng tengah hingga lereng bawah Ciliwung Hulu. Tanah ini bertekstur halus, dengan drainase baik, dan berbahan induk tuf andesit. Sedangkan tanah Entisol adalah tanah-tanah dengan tingkat perkembangannya yang relatif baru. Tanah jenis ini dijumpai di sepanjang bantaran Sungai Ciliwung Hulu dalam bentuk kompleks Typic troporthents-typic fluvaquents. Peta Jenis Tanah dapat dilihat pada Lampiran 3.

4.2.6 Tutupan Lahan land cover

Kondisi penutupan lahan pada tahun 1981, DAS Ciliwung Hulu masih didominasi dengan penutupan berupa hutan lebat 29,96, persawahan 25,69, kebun teh 19,62, kebun campuran 7,22 dan dengan permukiman masih 4,69. Hingga tahun 1985 dan 1990, kondisi tersebut terus mengalami penurunan hingga komposisi penutupan menjadi hutan 21,07, kebun teh 25,73, persawahan berkurang 18,12 dan kebun campuran 7,72. Di lain pihak, telah terjadi perluasan secara massive yaitu permukiman dan pekarangannya bertambah pesat menjadi 16,64 Janudianto, 2004. Berdasarkan data yang lain pada tahun 1992, kondisi penutupan lahan berupa hutan 41,62, perkebunan 14,93, semak belukar 8,64 dan lahan tegalan 20. Secara dinamis telah terjadi perubahan penutupan lahan hingga tahun 2009 dengan kondisi penutupan lahan berupa hutan 4.318,17 29,06, dan perkebunan 1.910,15 12,85. Di sisi lain, telah terjadi peningkatan permukiman 3.356,73 ha 22,59 dan tegalan 3.884,99 26,14. Pada selang tahun 1992 sd 2009, telah terjadi pengurangan penutupan hutan dengan laju rata-rata per tahun sebesar 1,95 dan semak belukar 9,96; sedangkan laju peningkatan permukiman lahan terbangun 12,34 . Perubahan penutupan lahan tahun 1992 sd 2009 dapat dilihat pada Tabel 11. Penutupan lahan sangat terkait dengan konservasi hulu DAS sebagai wilayah tangkapan air. Sebagai daerah tangkapan air catchment area, wilayah hulu sangat diharapkan perannya untuk melakukan infiltrasi dan perkolasi di dalam lapisan tanah sehingga mampu menambah persediaan air tanah. 110 Kemampuan yang tinggi dalam infiltrasi dan perkolasi ini juga sangat penting dalam upaya pengendalian banjir di wilayah hilir yang berasal dari wilayah hulu. Hal demikian penting artinya mengingat bahwa kondisi curah hujan di wilayah DAS Ciliwung Hulu lebih dari 3.000 mmth curah hujan tahun 1995 sd 2009 mencapai 2.797-3.748 mmth. Hal ini memberikan pilihan berupa ancaman banjir bagi wilayah hilir. sekaligus peluang untuk menambah persediaan air tanah bagi suplai air yang berupa dari aliran bawah tanah subsurface run-off. Semakin tinggi ketersediaan air tanah maka diharapkan mampu memberikan pasokan aliran bawah tanah sehingga debit air sungai dapat dijaga menjadi lebih stabil dan tidak besar perbedaan debitnya antara aliran pada musim hujan dengan aliran sungai pada musim kemarau. Peta Penutupan Lahan tahun 2000, 2003, 2006 dan 2009 disajikan pada Lampiran 4. Tabel 11 Penutupan lahan DAS Ciliwung Hulu tahun 1992-2009 No. Jenis penutupan lahan Luas Ha 1992 1995 2000 2001 2003 2006 2009 1 Hutan 6.184,73 5.834.04 5.611,13 4.436,50 4.467,46 4.391,13 4.318,17 41,62 39,26 37,76 29,86 30,06 29,55 29,06 2 Semak Belukar 1.284,47 827,49 574,25 404,67 336,63 106,35 118,73 8,64 5,57 3,86 2,72 2,27 0,72 0,80 3 Perkebunan 2.218,60 1.954,09 1.992,74 2.841,03 2.786,79 1.902,08 1.910,15 14,93 13,15 13,41 19,12 18,75 12,80 12,85 4 Lahan Terbuka 326,98 129,24 85,89 250,09 341,75 220,53 240,31 2,20 0,87 0,58 1,68 2,30 1,48 2,20 5 Permukiman 588,46 849,99 1.261,62 1.485,93 1.820,18 2.997,26 3.356,73 3,96 5,72 8,49 10,00 12,25 20,17 22,59 6 Sawah 297,20 710,31 499,15 815,06 788,96 546,83 550,26 2,00 4,78 3,36 5,48 5,31 3,68 3,70 7 SemakRumput 987,31 1.113,11 1.080,76 990,96 288,54 540,18 480,12 6,64 7,49 7,27 6,67 1,94 3,64 3,23 8 Tegalan 2.972,25 3.441,73 3.754,46 3.635,77 4.029,67 4.155,64 3.884,99 20,00 23,16 25,27 24,47 27,12 27,97 26,14 Jumlah 14.860,00 14.860,00 14.860,00 14.860,00 14.860,00 14.860,00 14.860,00 Sumber : 1. Hutapea. T. 2005. 2. BPDAS Citarum-Ciliwung 2010. 3. Badan Planologi Kehutanan 2011 diolah 111

4.2.7 Pemanfaatan Lahan

DAS Ciliwung Bagian Hulu seluas 14.860 ha, pemanfaatan lahannya berupa kawasan hutan seluas 4.274 ha konservasi Cagar AlamCA dan Taman WisataTW Telaga Warna 368 ha, kawasan konservasi Taman Nasional Gn. Gede Pangrango 1.869 ha, dan kawasan hutan produksi dan hutan lindung yang dikelola Perum Perhutani seluas 2.037 ha, perkebunan teh 2.979 ha PTPN VIII Gunung Mas seluas 2.417 ha dan PT Teh Ciliwung PT Sumber Sari Bumi Pakuan PT SSBP seluas 562 ha, dan eks perkebunan teh seluas 379 ha eks HGU-PT Buana Estate 119 ha dan eks-PT SSBP 260 ha, dan lahan milik seluas + 7.228 ha. Berdasarkan Tabel 11, dari areal perkebunan seluas 2.979 ha tersebut hanya seluas 1.910 ha 64,11 berupa tanaman perkebunan sehingga lahan sisa diantaranya jalan, fasilitas umum dan lahan terbengkalai yang digarap dan diduduki oleh masyarakat secara illegal. Diantara areal perkebunan yang digarap masyarakat tersebut juga sudah didirikan bangunan permukiman atau rumah peristirahatan. Kawasan konservasi seluas 4.274 ha tersebut dikelola oleh Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango dan Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam Jawa Barat, sedangkan hutan produksi dan hutan lindung dikelola oleh Perum Perhutani Unit III Jawa Barat. Rincian pemanfaatan lahan DAS Ciliwung Hulu disajikan pada Tabel 12 dan secara spasial dapat dilihat peruntukannya sebagaimana peta Lampiran 5. Lahan yang dikelola masyarakat seluas + 7.607 ha berasal dari lahan milik seluas 7.228 ha dan lahan eks perkebunan teh seluas 379 ha. Dari luasan 7.607 ha lahan tersebut, lahan yang dapat dibudidayakan oleh masyarakat seluas 4.637 ha 60,96 dipergunakan untuk kegiatan budidaya pertanian 3.221 ha 42,34, peternakan 56 ha 0,01, perikanan 48 ha 0,01, dan lahan pekarangan 1.312 ha 17,24. Lahan sisa seluas 2.970 ha 39,04 berupa lahan tidur gontai dan lahan kiri-kanan sungai anak sungai yang pada umumnya dengan topografi curam sd sangat curam. Lahan dengan topografi berat ini tersebar di sepanjang alur dan anak sungai Ciliwung Bagian Hulu BP3K 2010. 112 Tabel 12 Pemanfaatan kawasan DAS Ciliwung Hulu No. Pemanfaatan Lahan Luas 1 Kawasan Hutan - CA dan TW Telaga Warna : 368 ha - TN Gn. Gede Pangrango : 1.869 ha - Hutan Perum Perhutani : 2.037 ha 4.274 ha 28,76 2 Kawasan Perkebunan - PT Gunung Mas : 2.417 ha - PT SSBP PT Ciliwung : 562 ha 2.979 ha 20,05 3 Eks Perkebunan - PT Buana Estate 119 ha - Eks-PT SSBP 260 ha 379 ha 2,55 4 Lahan Milik 7.228 ha 48,64 Luas DAS Ciliwung Hulu 14.860 ha 100,00 Sumber : Bogor Dalam Angka 2007-2009. BLH Kabupaten Bogor 2010. BP3K Wilayah Ciawi 2011 diolah Lahan dengan kemiringan curam sd sangat curam kemiringan di atas 100 menurut kebiasaan masyarakat setempat dialokasikan untuk zona perlindungan setempat perlindungan sumber air dan penahan longsor dan biasanya ditumbuhi atau ditanami dengan jenis bambu-bambuan, pepohonan Albizzia, pete, kayu afrika, mindi, jengkol dan tanaman buah2an lainnya. Tegakan bambu-bambu ini dapat dipetik hasilnya untuk bahan pembuatan rumah, pembuatan pagar, kandang hewan, bahan pembuatan perabot rumah tangga, pembuatan ajir tanaman budidaya, tiang penyangga tanaman menjalar kacang panjang, labu siam dll., dan sebagian dapat diperjualbelikan.

4.2.8 Produksi Budidaya Pertanian dan Perkebunan

Sumberdaya lahan di DAS Ciliwung Hulu tergolong subur dan didukung oleh kelimpahan sumberdaya air permukaan, tingginya aksesibilitas jalan, kemudahan akses input saprotan serta luasnya wilayah dan jaringan pemasaran, telah mendorong masyarakat untuk melakukan aktivitas budidaya pertanian 113 berupa budidaya tanaman pangan, bunga hias, sayur mayur, buah-buahan, perikanan, peternakan, dan aktivitas budidaya produktif lainnya. Budidaya pertanian tanaman pangan diantaranya padi, jagung, ketela rambat, ubi kayu, ubi jalar, dan tanaman pangan lainnya. Produktivitas tanaman per musim untuk tanaman pangan padi mencapai 5,5 tonha, ubi jalar 13 tonha, singkong 19 tonha, jagung 4 tonha, kacang tanah 1,25 tonha. Sayur-sayuran yang dibudidayakan oleh masyarakat petani dan dengan orientasi pasar lokal maupun pasar regional diantaranya bawang daun, kentang, kubis, petsaisawi, wortel, kacang panjang, cabe, tomat, buncis, mentimun, labu siam, kangkung, bayam, dan kacang merah. Produktivitas sayur- sayuran di DAS Ciliwung Hulu dan Bogor umumnya disajikan pada Tabel 13. Tabel 13 Rata-rata produktivitas tanaman sayur-sayuran di Kab. Bogor tahun 2008 dalam tonhamusim No. Jenis Tanaman Sayuran 2006 2007 2008 1 Bawang Daun 7,82 7,28 7,76 2 Kentang 26,38 17,50 15,88 3 Kubis 24,32 25,70 22,94 4 Petsaisawi 9,15 10,18 8,65 5 Wortel 13,90 12,97 15,10 6 Kacang Panjang 10,47 10,29 10,00 7 Cabe 7,30 8,82 8,62 8 Tomat 16,03 14,36 16,92 9 Buncis 8,81 9,36 8,47 10 Mentimun 17,04 14,30 14,78 11 Labu Siam 12,38 14,54 14,94 12 Kangkung 5,56 5,66 9,28 13 Bayam 6,18 6,44 7,37 14 Kacang Merah 2,26 2,26 2,24 Sumber : Bogor Dalam Angka 2009. 114

4.2.9 Pemanfaatan Jasa Wisata

Wilayah DAS Ciliwung Hulu, dalam aktivitas wisata biasa disebut dengan wilayah Puncak atau Puncak Pass karena di wilayah tersebut terdapat puncak perbukitan yang membelah wilayah Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur. Kawasan DAS Ciliwung Hulu atau wilayah Puncak memiliki daya tarik wisatawan yang tinggi diantaranya udara sejuk pegunungan, view perkebunan teh, view perbukitan Gunung Salak dan Gunung Gede Pangrango, serta obyek wisata buatan menarik lainnya. Potensi wisata alami dan wisata buatan ini man made menjadi keunggulan komparatif bagi aktivitas wisata di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Cianjur Jabodetabekjur. Umumnya aktivitas wisata ini telah berkembang mulai tahun 1980-an dan hingga saat ini semakin tidak terkendali pertumbuhannya. Obyek wisata andalan di wilayah ini sebanyak 12 obyek terdiri dari 10 obyek wisata alam yaitu Telaga Warna, Taman Wisata Riung Gunung, Curug Cilember, Taman Wilrimba, TW Citamiang, Curug Kembar-Batulayang, Wanawisata Pulau Cangkir, Curug Cisuren, Wisata Agro Gunung Mas, dan 2 obyek wisata buatan yaitu Taman Wisata Safari dan Taman Wisata Matahari. Jumlah pengunjung tahun 2008 mencapai 1.257.443 orang wisatawan nusantara 1.243.314 orang dan wisatawan mancanegara 14.129 orang atau mencapai 56,39 dari kunjungan wisata di Kabupaten Bogor 2.230.010 orang. Kunjungan wisatawan di DAS Ciliwung Hulu disajikan pada Tabel 14. Memperhatikan perkembangan kegiatan wisata tersebut maka membawa konsekuensi pada kondisi kemacetan lalu lintas terutama pada hari libur nasional. Menjelang dan setelah hari libur pada hari Jumat sore, Sabtu dan Minggu maka keadaan lalu lintas dari dan ke wilayah Puncak kondisinya sangat macet. Maka sistem pengaturan lalu lintas kemudian diatur dengan sistem buka tutup jalur yaitu satu jalur yang dibuka. Hal ini memperlihatkan bahwa daya dukung transportasi sudah tidak mampu untuk mendukung aktivitas wisata di wilayah DAS Ciliwung Hulu tersebut. 115 Tabel 14 Kunjungan wisatawan di DAS Ciliwung Hulu No Nama Obyek Wisata Keca-matan Jenis Wisatawan orang Jumlah wisatawan orang Nusantara Manca negara 1 Taman Safari Indonesia Cisarua 613.791 7.463 621.254 Taman Wisata Matahari Cisarua 110.504 110.504 2 TW Telaga Warna Cisarua 14.088 505 3 Wisata Agro Gunung Mas Cisarua 265.139 2.067 267.206 4 TW Riung Gunung Cisarua 18.290 30 18.320 5 Wanawisata Curug Cilember Cisarua 124.362 4.050 128.412 6 Taman Welrimba Cisarua 60.000 10 60.010 7 Wanawisata Cimameang Cisarua 5.718 4 5.722 8 Wanawisata Pulo Cangkir Cisarua 11.731 11.731 9 Curug KembarBatulayang Cisarua 1.662 1.662 10 Curug Cisuren Cisarua 1.485 1.485 12 Curug Panjang Megamendung 16.544 16.544 Jumlah 1.243.314 14.129 1.257.443 Sumber : Bogor Dalam Angka 2009.

4.2.10 Tata Air Sungai Ciliwung Hulu

Kondisi hidrologi DAS Ciliwung Hulu ditunjukkan oleh parameter kuantitas air dan kualitas air pada Sungai Ciliwung bagian hulu. Periode 1996- 2009, debit andalan Sungai Ciliwung Hulu menunjukkan peningkatan dari 4,68 m3detik pada tahun 1996 menjadi 78,47 m3detik tahun 2009. Keadaan tahun 1989-2009, debit air maksimum Sungai Ciliwung Bagian Hulu rata-rata sebesar 322,08 m3detik. Tahun 1994-2001, debit air maksimum mencapai 743,33 m3detik pada tahun 1996 dan 651,75 m3detik pada tahun 1998. Pada tahun 1998 tersebut merupakan nilai KRS mencapai 534,22. Pada selang 2001-2009, debit air maksimum terjadi pada tahun 2002 sebesar 525,53 detik dan tahun 2009 sebesar 451,47 m3detik. Namun demikian nilai KRS tertinggi terjadi pada tahun 2007 sebesar 217,69 m3detik. Hal ini 116 menunjukkan selama 20 tahun terakhir bahwa kondisi biofisik DAS Ciliwung mengalami perubahan yang tajam sehingga mengakibatkan debit air sungai Ciliwung Hulu sangat fluktuatif. Memperhatikan nilai KRS selama 20 tahun maka terlihat bahwa nilai KRS rata-rata sebesar 151,64. Nilai KRS lebih besar dari nilai 100 maka menunjukkan bahwa DAS Ciliwung Hulu dalam kondisi buruk. Kondisi DAS pada tahun 2009, dengan nilai KRS sebesar 61,93 menunjukkan bahwa DAS Ciliwung Hulu dalam kondisi sedang. Debit air Sungai Ciliwung pada 1989-2009 dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15 Debit air Sungai Ciliwung tahun 1989 -2009 No. Tahun Besarnya debit m 3 KRS det Q Maks Q Min Q m3detik andalan Waktu Kejadian debit maksimum Maks. Min. 1 1989 144,38 2,74 52,69 tad 2 1990 131,47 4,76 27,62 tad 3 1991 211,25 2,26 93,47 tad 4 1992 378,68 2,18 173,71 tad 5 1993 343,2 5,71 60,11 tad 6 1994 378,68 1,86 203,59 tad 7 1995 411,67 1,71 240,74 tad 8 1996 743,33 3,05 243,71 4,68 9 1997 244,2 1,22 200,16 15,38 10 1998 651,75 1,22 534,22 17,89 11 1999 610,5 1,71 357,02 18,98 12 2000 525,53 1,71 307,33 11,71 13 2001 411,68 3,46 118,98 22,12 14 2002 525,53 6,75 77,86 22,83 15 2004 21,14 1,23 17,19 26,73 19022004 16 2005 26,08 1,42 18,87 29,20 18012005 17 2006 44,74 3,13 14,29 38,68 09022006 18 2007 132,79 0,61 217,69 42,11 03022007 19 2008 52,84 4,56 11,59 75,00 18-19032008 20 2009 451,47 7,29 61,93 78,47 13012009 Rata-rata 322,08 2,93 151,64 35,20 Sumber : Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Bogor 2002, 2 Balai Pendayagunaan Sumberdaya Air Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane 2010. Keterangan tad = tidak ada data. Debit maksimum selama 1989 sd 2009 mencapai maksimum pada tahun 1996 sebesar 743,33 m3detik dan terendah terjadi pada tahun 2005 sebesar 26,08 m3detik. Debit minimum tertinggi berlangsung pada tahun 2009 sebesar 7,29 117 m3detik dan terendah pada tahun 2007 sebesar 0,61 m3detik. Hal ini menunjukkan bahwa selama 20 tahun, debit puncak telah mengalami fluktuasi yang sangat tajam yaitu pada musim hujan debit maksimum air sungai Ciliwung Hulu tahun 1996 melebihi dari debit maksimum rata-rata dan pada musim kemarau debit air hampir mencapai nilai nol pada tahun 2007. Pada selang tahun 1996-1997 Sungai Ciliwung mengalami penurunan debit aliran secara tajam dari 743,33 m3detik menjadi 244,42 m3detik dan pada kemudian kembali meningkat pada tahun 1998 menjadi 651,75 m3detik. Kemudian selama 5 tahun terakhir 2004-2008, wilayah DAS Ciliwung Hulu mengalami penurunan debit air yaitu nilai debit air puncak mencapai 21,14 m3detik dan stabil 52,84 m3detik hingga pada tahun 2009 meningkat secara tajam menjadi 451,47 m3. Fluktuasi debit air maksimum sungai dan KRS Sungai Ciliwung tahun 1989-2009 dapat disajikan pada Gambar 15. Gambar 15 Debit maksimum dan koefisien regime sungai KRS Ciliwung Hulu tahun 1989-2009 100 200 300 400 500 600 700 800 1989 1991 1993 1995 1997 1999 2001 2004 2006 2008 Tahun B esar n ya d eb it m 3 d et Besarnya debit m3det Maksimum Q MaksMin KRS 118

4.2.11 Kualitas Air Sungai Ciliwung Hulu

Berdasarkan Laporan Status Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor 2010 bahwa kualitas air Sungai Ciliwung Hulu telah mengalami penurunan. Kualitas Air Sungai Ciliwung Hulu diperoleh data pengamatan terhadap paremeter fisik, kimia, dan mirkobiologi. Parameter fisik dan mikrobiologi air umumnya normal, sedangkan parameter kimia air telah melebihi ambang batas yaitu parameter BOD 13-23 mgliter telah melampaui kualitas Baku Mutu I sd IV dan COD 132-157 mgliter telah melampaui Baku Mutu I dan II. Kandungan colliform telah mencapai 1.700-8.000 mgliter telah melampaui Baku Mutu I dan II. Kondisi demikian menempatkan kualitas air di Sungai Ciliwung Hulu termasuk kedalam kualitas air di bawah Kelas I dan II. Standar Air di bawah I dan II artinya air sungai Ciliwung sudah tercemar berat dan tidak layak kalau langsung digunakan untuk pasokan air minum sehingga hanya layak untuk kegiatan pertanian dan perikanan. Air tersebut memerlukan perlakuan treatment aerasi jika akan digunakan untuk air minum. Keadaan ini tidak terlepas dari tingginya laju permukiman dan aktivitas masyarakat dan intensitas aktivitas pertanian dan permukiman di wilayah hulu. Perkembangan permukiman dan berkembangnya kegiatan wisata di wilayah hulu telah memberikan tambahan volume sampah organik padat dan cair yang dibuang dialirkan ke dalam badan air Sungai Ciliwung. Aktivitas masyarakat Kegiatan pertanian untuk budidaya pertanian tanaman pangan dan hortikultura telah berjalan sangat intensif. Penggunaan pupuk kimia yang terlampau tinggi dan pemakaian pestisida herbisida, insektisida, dan fungisidaalgaesida untuk meningkatkan produksi dan kualitas sayuran. Penggunaan pupuk kimia di wilayah hulu tidak menggunakan sesuai dosis yang disarankan. Kuantitas produksi sesuai permintaan pasar telah mengakibatkan petani menggunakan pupuk kimia melebihi yang disarankan, disamping itu penggunaan herbisida dan insektisida dalam budidaya hortikultura sayur dan buah-buahan telah memberikan andil yang cukup besar terhadap pencemaran air dan tanah. Kualitas air Sungai Ciliwung disajikan pada Tabel 16. 119 Tabel 16 Kualitas air Sungai Ciliwung Hulu tahun 2002, 2009 dan 2010 pengamatan di 6 titik yaitu Katulampa, Gadog, Cilember, Ciburial, Cisampai, Atta’awun No. Parameter kualitas air Kualitas air Kondisi pos pengamatan I II III IV 2002 1 2008 2 2009 2 Parameter Fisika 1 Residu terlarut TDS mgl. 1000 1000 1000 2000 80- 1.250 51-59,25 58-132 82- Katulampa, 132- Gadog, 58-Atta’awun 2 Residu tersuspensi TSS mgl 50 50 400 400 td 8-39,50 8-12 12-Katulampa, 8-Gadog, 8- Atta’awun. 3 Kekeruhan - - 5-9 6-27,50 19-22 22-Katulampa, 21-Gadog, 19- Atta’awun Parameter Kimia 1 pH 6-9 6-9 6-9 5-9 6,1-7,28 6,4 -7,19 6,7-7,1 6,8- Katulampa, 6,7- Gadog, 7,1- Atta’awun. 2 BOD mgl 2 3 6 12 1,6- 80,7 td 3 13-23 23-Katulampa, 16- Gadog, 13-Atta’awun. 3 DO mgl 6 4 3 6-8 6-9,96 6,5-7 7-Katulampa dan Gadog, 6,5- Atta’awun 4 COD mglt 10 25 50 100 7,46- 120,5 4 132-157 30-47 47-Katulampa, 42- Gadog, 30- Atta’awun Parameter Biologi 1 Fecal coliform jumlah100ml 100 1000 2000 2000 2 Total coliform jumlah100 ml 1.000 5.000 10.000 10.000 110- 120,5 200- 34.100 1.700-8.100 8.100- Gadog. 1.700 - Katulampa. 2.100 - Atta’awun Sumber : BLH Kabupaten Bogor 2010 Keterangan : PP 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air 1 Taufik et al. dalam Dewi 2010 2 Badan Lingkungan Hidup Kab. Bogor 2010 3 Tercemar berat 4 Tercemar sedang. Perkembangan permukiman dan aktivitas massal wisata di wilayah hulu termasuk pembangunan vila dan aktivitas perhotelan di wilayah hulu telah 120 memberikan peningkatan kadar total coliform di dalam air 1.700 – 8.100 mgliter 10.000 mgliter untuk Baku Mutu Kelas III yang berbahaya bagi kesehatan. Kualitas air Sungai Ciliwung pada tahun 2009 dengan pengamatan di Bendung Katulampa tergolong tercemar berat. Unsur terberat yang mengakibatkan pencemaran ini adalah kandungan BOD yang melebihi ambang batas normal 23 mglt di atas kelas IV. Kandungan BOD yang tinggi ini diakibatkan oleh meningkatnya limbah buangan rumah tangga yang berasal dari permukiman, restoran dan limbah rumah tangga lainnya. Aktivitas ekonomi dan sosial yang menghasilkan limbah, semuanya dibuang ke badan air Sungai Ciliwung tanpa ada perlakuan terlebih dahulu treatment limbah. Perkembangan permukiman di sekitar Sungai Ciliwung semakin padat dan tidak terbendung lagi karena memang lahan tersebut yang masih tersisa bagi masyarakat lokal, sedang lahan sisanya sudah berpindah kepemilikan atau terbagi diantara ahli waris. Kondisi yang mendorong demikian adalah wilayah hulu DAS Ciliwung merupakan wilayah dengan aktivitas wisata yang tergolong over capacity. Hal ini dapat dilihat dari kunjungan wisata terutama pada hari-hari libur dengan kondisi lalu-lintas yang sangat padat. Hari biasa jalur Ciawi-Puncak dapat dicapai dalam 30 menit, maka pada hari-hari libur dapat dicapai dalam 5-6 jam atau lebih. Kadar COD belum begitu tinggi, tetapi sudah mulai kelihatan meningkatnya kandungan COD tersebut, sehingga dari sekarang perlu dilakukan pengendaliannya.

4.2.12 Kualitas Sumberdaya Lahan

Kualitas sumberdaya lahan dapat didekati melalui tingkat degradasi yang berlangsung. Tingkat degradasi lahan dihitung dengan tingkat erosi lahan, semakin tinggi erosi yang terjadi maka akan berpengaruh terhadap produktivitas lahan secara keseluruhan. Penelitian Zubaidah 2004 menunjukkan bahwa DAS Ciliwung Hulu mempunyai tingkat sedimentasi pada lahan dengan aktivitas penggunaan lahan hutan sebesar 0,938 tonhath, penggunaan lahan perkebunan 2,21 tonhath dan penggunaan lahan tegalan 63,68 tonhath. Sedangkan tingkat erosi untuk penggunaan lahan hutan 4,57 tonhath, penggunaan lahan perkebunan 52,739 tonhath, dan penggunaan lahan tegalan 509,714 tonhath. Nilai ini 121 sudah termasuk ke dalam erosi berat yaitu telah melampaui nilai erosi yang ditoleransi yaitu 20-43 ton hath Sinukaban 2007. Qodariah et al. 2004 menunjukkan bahwa DAS Ciliwung Hulu telah mengalami degradasi lahan yang sangat tinggi yaitu dengan tingkat erosi tahun 2001 mencapai 44 tonhabulan dan tahun 2002 mencapai 74,7 tonhabulan. Sedangkan data BRLKT Citarum-Ciliwung menunjukkan tingkat erosi antara 160,32 -334 tonhath. Laju sedimentasi berlangsung di Sungai Ciliwung Hulu tahun 2001 mencapai 19,70 tonhath dan tahun 2002 mencapai 36,96 tonhath. Penurunan kualitas sumberdaya lahan dapat dilihat dari luasan lahan kritis yang tersebar di wilayah DAS Ciliwung Hulu. Kondisi ini menggambarkan bahwa DAS Ciliwung Hulu memerlukan upaya rehabilitasi dan konservasi lahan guna meningkatkan fungsinya sebagai lahan pertanian produktif dan sebagai wilayah resapan bagi wilayah hilir. Kondisi tahun 2005, luas lahan kritis meliput i lahan agak kritis, kritis sd sangat kritis seluas 865,17 ha, tahun 2008 mengalami peningkatan menjadi 908,90 ha dan kemudian pada tahun 2009 berkurang menjadi 371,26 ha. Perkembangan lahan kritis disajikan pada Tabel 17. Tabel 17 Lahan kritis di DAS Ciliwung Hulu tahun 2005-2009 No. Tingkat Kekritisan Lahan 2005 2008 2009 Ha ha ha 1 Tidak kritis 13.766,29 92,64 13.782,29 92,75 14.117,48 95,00 2 Potensial kritis 228,54 1,54 168,81 1,14 371,26 2,50 3 Agak kritis 227,55 1,53 60,90 0,41 213,92 1,44 4 Kritis 382,25 2,57 848,00 5,71 157,34 1,06 5 Sangat Kritis 255,37 1,72 - - - 0,00 Luas DAS 14.860,00 100,00 14.860,00 100,00 14.860,00 100,00 Jumlah 3sd 5 865,17 5,82 908,90 7,25 371,26 2,50 Sumber : Status Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor 2010. 122 4.3 Sosial Ekonomi Masyarakat 4.3.1 Penduduk Penduduk di DAS Ciliwung Hulu dan kondisi penduduk di 3 kecamatan Kecamatan Ciawi, Cisarua dan Megamendung disajikan pada Tabel 18. Tabel 18 Pertumbuhan penduduk DAS Ciliwung Hulu tahun 1997 sd 2008 No. Tahun DAS Ciliwung Hulu Kab. Bogor Kecamatan Ciawi, Megamendung, Cisarua Jumlah penduduk jiwa Kepadatan penduduk jiwaha Laju Pertumbuhan Penduduk tahun Rata-rata penduduk per KK Jumlah Penduduk jiwa Laju Pertumbuhan 1 1997 188.670 12,70 - 4,67 220.409 - 2 1998 190.594 12,83 1,02 Td 220.430 0,01 3 1999 196.015 13,19 2,84 Td 222.088 0,75 4 2000 200.955 13,52 2,52 4,79 228.746 3,00 5 2001 202.623 13,64 0,83 Td 230.182 0,63 6 2002 208.849 14,05 3,07 4,76 234.911 2,05 7 2003 210.834 14,19 0,95 4,01 236.116 0,51 8 2004 222.212 14,95 5,40 Td 244.727 3,65 9 2005 236.705 15,93 6,52 Td 268.819 9,84 10 2006 249.199 16,77 5,28 4,17 291.258 8,35 11 2007 254.446 17,12 2,61 4,18 293.379 0,73 12 2008 260.180 17,51 3,68 4,20 293.560 0,62 13 2009 295.315 0,60 Rata- rata 2,98 4,43 2,74 Sumber : - BPS Kabupaten Bogor 2009-2010; Dewi 2010 Bapeda Kab. Bogor. 2009; dan hasil perhitungan. Berdasarkan data tahun 2000, jumlah penduduk di DAS Ciliwung Hulu berjumlah 200.955 jiwa atau mengalami peningkatan sebesar 2,54; sedangkan pada tahun 2008 sebanyak 260.180 jiwa dengan laju pertumbuhan yang tinggi yaitu 3,68 dan dengan rata-rata 4,20 jiwa per-KK. Selama 10 tahun terakhir 1998 sd 2008 laju pertumbuhan penduduk tertinggi di DAS Ciliwung hulu terjadi pada 3 tahun 123 berturut-turut yaitu tahun 2004 sd 2006 yaitu antara 5,28-6,52 per tahun, sedangkan pada pada periode tahun tersebut untuk wilayah Kecamatan Ciawi, Megamendung, dan Cisarua dengan laju pertumbuhan yang lebih besar yaitu antara 3,65 -9,84 per tahun atau dengan rata-rata pertumbuhan penduduk selama 10 tahun terakhir sebesar 2,74.

4.3.2 Mata Pencaharian

Mata pencaharian penduduk di DAS Ciliwung Hulu dikelompokkan ke dalam 7 sektor ekonomi yaitu sektor pertanian, industri, perdagangan, hotel dan restoran, angkutan, jasa-jasa, konstruksi dan profesi lainnya PNS, ABRI, POLRI, dll.. Sektor yang mendominasi di Ciliwung Hulu adalah sektor pertanian, perdagangan, hotel dan restoran, dan sektor jasa. Perkembangan mata pencaharian penduduk selama tahun 2000-2006, pada sektor pertanian mengalami penurunan dari 16.406 26,69 menjadi 3.937 jiwa 5,78, sedangkan di kedua sektor yang mengalami peningkatan tajam adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran dari 20,04 2000 menjadi 41,26 2006 dan sektor jasa dari 38,35 2000 menjadi 47,06 2006, dan sektor lainnya perkembangannya relatif normal. Rincian mata pencaharian disajikan pada Tabel 19 berikut. Tabel 19 Mata pencaharian penduduk di DAS Ciliwung Hulu Tahun 2000 dan 2006 No. Mata Pencaharian 2000 2006 KK KK 1 Pertanian 16.406 26,69 3.937 5,78 2 Industri 1.580 2,57 434 0,64 3 Perdagangan. hotel dan restoran 12.317 20,04 28.090 41,26 4 Angkutan 2.527 4,11 tad tad 5 Jasa-jasa 23.570 38,35 32.027 47,06 6 Konstruksi 1.554 5,71 3.582 5,26 7 Lainnya 3.507 5,71 3.582 5,26 Jumlah 61.461 100,00 68.070 100,00 Sumber : Kecamatan Ciawi. Megamendung. dan Cisarua dalam Angka 2001 dan 2007; Dewi 2010. diolah Keterangan : tad = tidak ada data. 124

4.3.3 Pendidikan

Tingkat pendidikan penduduk DAS Ciliwung Hulu yang telah memasuki usia sekolah di atas 7 tahun ke atas, terlihat telah mengalami perkembangan yang relatif lebih baik. Dari dua seri data tahun 2000 dan 2006, jumlah penduduk dengan tingkat pendidikan SD dan tidak tamat SD telah mengalami penurunan jumlahnya dari 123.487 jiwa 70,68 tahun 2000 menjadi 130.997 5,65 pada tahun 2006. Sedangkan pada tingkat pendidikan SLTP, SLTA, dan Tingkat Akademi Perguruan Tinggi telah mengalami kenaikan. Tingkat pendidikan penduduk dengan tingkat pendidikan SLTP dan SLTA yaitu sebesar 66.779 jiwa 32,07, sedangkan tingkat akademi perguruan tinggi masih sangat kecil yaitu 5,07. Hal ini terlihat bahwa penduduk di wilayah Ciliwung Hulu masih didominasi masyarakat dengan pendidikan Sekolah Dasar SD, kemudian disusul SMP dan SLTA. Perkembangan tingkat pendidikan penduduk disajikan pada Tabel 20. Tabel 20 Tingkat Pendidikan Penduduk Ciliwung Hulu Tahun 2000 dan 2006 No. Tingkat Pendidikan Tahun 2000 Tahun 2006 Jumlah Jumlah 1 Tidak tamat SD sederajat 56.051 32,08 11.767 5,65 2 Tamat SD 67.436 38,60 119.230 57,21 3 Tamat SLTP 29.847 17,08 34.367 16,49 4 Tamat SLTA 19.609 11,22 32.412 15,58 5 Tamat Akademi Perguruan Tinggi 1.757 1,01 10.567 5,07 174.700 100,00 208.393 100,00 Sumber : - Kecamatan Ciawi. Megamendung dan Cisarua Dalam Angka 2001; Dinas Kependudukan Kabupaten Bogor 2007. Dewi 2010. data diolah 125 4.4 Organisasi DAS Ciliwung Hulu 4.4.1 Organisasi Pemerintah Organisasi pemerintah yang erat kaitannya dengan pengelolaan DAS dirinci berdasarkan besarnya peran dan pengaruh langsung penataan ruang, lahan, air, tutupan lahan hutan dan non hutan, serta berpengaruh terhadap kualitas sumberdaya alam. Organisasi pemerintah pusat, provinsi, kabupaten dan lokal yang berperan dalam pengelolaan DAS Ciliwung Hulu disajikan pada Tabel 21. Tabel 21 Organisasi pemerintah yang berperan besar dalam pengelolaan DAS Ciliwung Hulu No. Nama organisasi pemerintah Peran di dalam DAS Ciliwung I Nasional 1 Departemen Pekerajaan Umum Kebijakan dan Perencanaan Tata Ruang Sumberdaya Air dan konservasi SDAir. 2 Departemen Pertanian Pengelolaan lahan pertanian 3 Departemen Kehutanan Pengelolaan Hutan, rehabilitasi hutan dan lahan II Provinsi 1 Pemprov Jawa Barat Kriteria dan standar lokasi teknis penataan ruang di kawasan Puncak. 2 Balai Besar Pengelolaan Sungai Ciliwung-Citarum Pembangunan dan Pemeliharaan Bangunan Air. 3 Dinas Pendayagunaan Sumberdaya Air Pendayagunaan sumberdaya air Sungai Ciliwung III Kabupaten 1 Bappeda Koordinasi pembangunan di daerah 2 Dinas Tata Ruang dan Pertanahan Penataan Tata Ruang dan pertanahan 3 Dinas Pertanian dan Kehutanan Pengelolaan lahan pertanian, monitoring dan evaluasi kegiatan perkebunan, hortikultura dan perikanan. 4 Dinas Cipta Karya Pengelolaan Sampah. 5 Dinas Tata Bangunan dan Permukiman Pengendalian perijinan pemanfaatan ruang untuk bangunan dan permukiman. 6 BPN Kab. Bogor Pengendalian lahan HGU dan eks-HGU. 7 BPDAS Ciliwung-Citarum Perencanaan dan Evaluasi Rehabilitasi Hutan dan Lahan 8 Badan Lingkungan Hidup Pengendalian Kualitas Air, Udara, Tanah dan Lingkungan Lainnya 9 Badan Penyuluhan Pertanian, Perkebunan, Perikanan dan Kehutanan BP4K Penyuluhan pembangunan, dan pembentukan kelompok tani. 9 Camat dan Kepala Desa Pelayanan umum masyarakat lokal. 126

4.4.2 Organisasi Petani a. Pusat Penyuluhan Swadaya

Kelompok tani di wilayah DAS Ciliwung Hulu mencakup wilayah Kecamatan Ciawi, Megamendung dan Cisarua antara lain kelompok pelatihan pertanian dan perdesaaan swadaya P4S, Sentra Penyuluhan Kehutanan Swadaya, Kelompok Gabungan Kelompok Tani, Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis, Kelompok Wanita Tani, dan Kelompok Taruna Tani. Pusat Penyuluhan Pertanian dan Perdesaan Swadaya P4S sebanyak 7 unit yang bergerak dalam bidang jamur tiram, sayuran, tanaman hias, budidaya lele, konservasi tanah dan air, dan padi sawah. Beberapa lembaga ini kelompok tani mitra instansi pertanian dan kehutanan daerah maupun pusat awalnya dirintis sejak 1999 oleh almarhum Bp. Badri dari desa Tugu Utara Kecamatan Cisarua. Data organisasi penyuluhan swadaya disajikan pada tabel berikut. Tabel 22 Pusat pelatihan pertanian swadaya di DAS Ciliwung Hulu No. Nama P4SSPKP Alamat Tahun Berdiri Nama Ketua Kelompok Jenis Usaha 1 Kaliwung Kalimuncar Desa Tugu Utara Kec. Cisarua 1999 Badri Edi Jamur Tiram 2 Bunga wortel Desa Citeko. Kec. Cisarua 2005 Ukar S. Sayuran dataran tinggi 3 Cijulang Asri Desa Kopo. Kec. Megamendung 2008 Basir D. Bibit tanaman hutan 4 SPKP Desa Citeko Kec. Cisarua 2007 Dadang Tanaman Hias 5 SPKP Desa Tugu Utara Kec. Cisarua 2005 Badri Edi Konservasi tanah dan air. 6 Jaya Sentosa Desa Gadog 2008 Nasrudin Budidaya lele Sangkuriang 7 Bina Sejahtera Desa Cileungsi Kec. Ciawi 2000 Harun Alrasyid Padi sawah Sumber : BP3K Wilayah Ciawi 2011

b. Gabungan Kelompok Tani Gapoktan

Gabungan kelompok tani gapoktan merupakan gabungan dari beberapa kelompok tani di wilayah Ciliwung Hulu yang merupakan binaan BP3K Wilayah Ciawi yang mencakup Kecamatan Ciawi. Megamendung. dan Cisarua. Kondisi gapoktan pada tahun 2010 terdapat sebanyak 19 gapoktan. Beberapa gapoktan tersebut disajikan pada Tabel 23. 127 Tabel 23 Gapoktan di DAS Ciliwung Hulu No. Nama gapoktan Alamat Jumlah anggota poktan Tahun berdiri Nama ketua Jenis usaha 1 Kaliwung Kalimuncar Desa Tugu Utara Kec. Cisarua 2 2009 Badri Edi Jamur Tiram. konservasi tanah dan air. 2 Bunga Wortel Desa Citeko Kec. Cisarua 4 2007 Saeful Rahman Pemasaran sayuran. permodalan 3 Sudi Mukti Desa Kopo 3 2007 Tatang S. Pemasaran jagung. ikan lele 4 Wangsa Kencana Desa Cibeureum Kec. Cisarua 2 2008 U. Syaeful Pemeliharaan sapi perah. usaha tani rumput gajah 5 Leuwimalang Desa Leuwimalang Kec. Cisarua 2 2008 Rahmat Padi sawah. 6 Amanah Kel. Cisarua Kec. Cisarua 2 2007 Jujun J. Pemasaran pasi. sarana produksi pertanian. 7 Bina Karya Desa Sukakarya Kec. Megamendung 4 Iwan S. Padi. palawija. sayuran. ternak 8 Flamboyan Desa Sukagalih Kec. Megamendung 5 A. Rahmat Sayuran organik. 9 Tani Sejahtera Desa Sukamanah Kec. Megamendung 3 Asep M. Padi. tanaman hias. 10 Tunas Tani Desa Sukaresmi. Kec. Megamendung 2 Dede S. Padi. palawija. sayuran. 11 Harapan Sugih Desa Sukamahi Kec. Megamendung 3 Muhtadin Padi. palawija. sayuran. 12 Jaya Sentosa Desa Gadog 2 2009 Nasrudin Padi. ikan 13 Tabir Mandiri Desa Cipayung Kec. Megamendung 2 Saad Padi sawah 14 Berkah Tani Desa Kuta. Kec. Megmendung 3 Nana Palawija. padi. sayuran. ternak. 15 Paseban Asri Desa Mgmendung. Kec. Mgmendung 3 2007 Hoerudin Tanaman hutan. sayuran. 16 SKB Flora Desa Sukamaju. Kec. Megamendung 4 2007 Jajang M. Tanaman hias. 17 Rukun Tani Desa Citapen Kec. Megamendung 5 2008 Misbah Hortikultura. pasi. ternak. palawija. 18 Bina Sejahtera Desa Cileungsi 5 Harun Alrasyid Padi. palawija. ternak. ikan. 19 Sadar Tani Desa Bojong Murni Kec. Ciawi 5 Jaka Hortikultura. padi. ternak. palawija. tanaman hutan. Sumber : BP3K Wilayah Ciawi 2011. 128

c. Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis LMKA

Beberapa LMKA yang mengawali usaha simpan pinjam para petani di 3 kecamatan Ciawi, Megamendung, dan Cisarua sebanyak 5 unit dan baru terbentuk satu tahun terakhir 2009. Modal usaha sebesar Rp. 50 juta sd Rp. 115 juta, dengan anggota sebanyak 60 sd 100 orang. Data LMKA disajikan pada Tabel 24 berikut. Tabel 24 Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis di DAS Ciliwung Hulu No. Maka LMKA Alamat Jumlah anggota Modal usaha Tahun berdiri Jenis usaha Manajer 1 Bunga Wortel Desa Citeko. Kec. Cisarua 87 Rp. 115 juta 2009 Kredit modal usaha. Ali 2 SKB Flora Desa Sukamaju.Kec. Megamendung 60 Rp. 50 juta Budidaya dan pemasaran tanaman hias. Jajang 3 Rukun Tani Kp. Pondoik Menteng. Desa Citapen. Kec. Ciawi 100 Rp.105 juta 2009 Hortikultura. sayuran. padi. palawija. Cecep 4 Bina Sejahtera Kp. Ciherang. Desa Cileungsi. Kec. Ciawi 100 Rp. 110 juta 2009 Ternak sapi palawija. ikan. Usup 5 Mekar Jaya Kp. Ciawi Desa Ciawi Kec. Ciawi 100 Rp. 100 juta 2009 Tanaman hias. tanaman pangan Sumber : BP3K Wilayah Ciawi 2011.

d. Kelompok Wanita Tani

Kelompok tani di DAS Ciliwung Hulu berjumlah 4 unit dengan kegiatan berupa keterampilan industri rumah tangga berupa kerupuk wortel, kerupuk jamur, budidaya ikan disajikan pada Tabel 25. 129 Tabel 25 Kelompok wanita tani No. Nama Alamat Ketua Jumlah anggota Tahun dibentuk Jenis usaha 1 Bunga Mawar Desa Tugu Utara Dahlia 15 2005 Kerupuk wortel, kerupuk jamur. 2 KWT Asri Kp. Jawa Desa Sukamaju, Kec. Megamendung Patimah 13 2008 Busidaya padi, saprodi. 3 Mawar Kp. Rawadesek, Desa Mgamendung, Kec. Megamendung Yati 13 2008 Budidaya ikan 4 Umu Khodijah Desa Cileungsi, Kec. Ciawi Nurjim 20 2000 Budidaya ikan. Sumber : BP3K Wilayah Ciawi 2011

e. Kelompok Taruna Tani

Taruna tani yang terbentuk sejak 2005 di DAS Ciliwung Hulu sebanyak 4 unit dengan jumlah anggota 78 orang bergerak dalam kegiatan ternak kelinci, pembibitan tanaman, ternak domba dan kelinci disajikan pada Tabel 26. Tabel 26 Kelompok Taruna Tani No. Nama Kelompok Alamat Jumlah anggota Ketua Tahun dibentuk Jenis usaha bersama 1 Bongasna Desa Citeko. Kec. Cisarua 15 Farid 2007 Ternak kelinci 2 Tunas Kaliwung Desa Tugu Utara Kec. Cisarua 13 Ridwan Wijaya 2007 Pembibitan perkebunan. ternak domba. 3 Raksa Bumi Desa Sukamaju Kec. Megamendung 25 Falahudin 2008 Pembibitan padi. 4 Bina Sejahtera Desa Cileungsi Kec. Ciawi 25 Harun A. 2005 Domba. kelinci. padi. lele Sumber : BP3K Wilayah Ciawi 2011 . 130

4.5 Simpulan

Kondisi biofisik wilayah dan sosial ekonomi masyarakat DAS Ciliwung Hulu adalah sebagai berikut : a. DAS Ciliwung Hulu merupakan dataran tinggi dengan variasi kelerengan kemiringan kelerengan yang tinggi dan didominasi oleh lahan dengan kemiringan bergelombang sd sangat curam 15 dicirikan oleh sungai pegunungan berarus deras pada musim hujan dengan curah hujan tergolong tinggi 2.700 mmtahun. b. Keadaan tahun 1992-2009, penutupan lahan land cover hutan mempunyai kecenderungan penurunan dengan laju 1,95 per tahun dan di lain pihak terdapat peningkatan lahan permukiman lahan terbangun dengan laju 12,34. c. Pemanfaatan kawasan DAS Ciliwung Hulu berupa kawasan hutan 28,76, kawasan perkebunan 20,05, eks-perkebunan 2,55, dan lahan milik 48,64. DAS Ciliwung Hulu telah dimanfaatkan untuk kegiatan pemanfaatan jasa wisata dan budidaya pertanian intensif sehingga mendorong terjadinya alih penguasaan lahan. Sebagian kawasan perkebunan dan eks- perkebunan tersebut sudah dirambah dan dikuasai masyarakat dan telah mengalami alih penguasaan lahan sehingga sebagian besar lahan 70-80 telah dikuasai oleh masyarakat di luar DAS Ciliwung Hulu. d. Sumberdaya alam DAS Ciliwung Hulu telah mengalami degradasi yang ditunjukkan oleh rendahnya kualitas air Sungai Ciliwung Hulu dan laju erosi lahan melebihi laju erosi yang diijinkan tolerable erosion. e. Kondisi sosial dengan laju pertumbuhan penduduk 2,74 per tahun, mata pencaharian penduduk didominasi oleh sektor jasa 47,06 dan perdagangan, hotel dan restoran 41,25, sedangkan sektor pertanian sebesar 5,78, Tingkat pendidikan masyarakat masih rendah didominasi pendidikan SD dan tidak tamat SD sebesar 62,86. f. Penguasaan lahan oleh masyarakat lokal berupa lahan milik seluas 0,12 ha dan lahan garapan 0,27 ha. Kepemilikan lahan oleh masyarakat luar DAS Ciliwung Hulu sebesar 70-80.